Keutamaan Shalat Pada Waktunya

Oleh Ustadz Abu Muslih Ari Wahyudi.

Imam Bukhari rahimahullah membuat sebuah bab dalam Kitab Mawaqit ash-Shalah [Fath al-Bari Juz 2 hal. 12 cet. Dar al-Hadits Kairo] dengan judul: Fadhlu ash-Shalah li Waqtiha; Keutamaan Sholat Pada Waktunya. Berikut ini akan kami terjemahkan hadits yang beliau bawakan dalam bab tersebut, lengkap dengan sanad/rantai periwayatannya.

Imam Bukhari berkata:
Abul Walid Hisyam bin Abdul Malik menuturkan kepada kami. Dia [Hisyam] berkata: Syu'bah menuturkan kepada kami. Dia [Syu'bah] berkata: al-Walid bin al-'Aizar mengabarkan kepadaku. Dia [al-Walid] berkata: Aku mendengar Abu 'Amr asy-Syaibani mengatakan: Sang pemilik rumah ini -seraya dia mengisyaratkan ke rumah Abdullah bin Mas'ud- menuturkan kepada kami. Dia [Abdullah bin Mas'ud] berkata: Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: “Amal manakah yang paling dicintai Allah?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Dia [Ibnu Mas'ud] berkata: “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dia berkata: “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” Dia [Ibnu Mas'ud] berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan itu semua kepadaku. Seandainya aku mau meminta tambahan niscaya beliau menambahkannya untukku".

Imam Bukhari juga mencantumkan hadits ini di bagian lain dalam Shahih-nya:
  • Di dalam Kitab al-Jihad wa Siyar, dari al-Hasan bin ash-Shabbah, dari Muhammad bin Sabiq, dari Malik bin Mighwal, dari al-Walid bin al-'Aizar dari Abu 'Amr asy-Syaibani dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu (lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 587. Hadits no. 2782).
  •  Di dalam Kitab al-Adab, dari Abul Walid, dari Syu'bah, dari al-Walid bin 'Aizar, dari Abu 'Amr asy-Syaibani, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu (lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 1235. Hadits no. 5970).
  • Di dalam Kitab at-Tauhid, dari Sulaiman, dari Syu'bah, dari al-Walid. Dari jalur yang lain, dari 'Abbad bin Ya'qub al-Asadi, dari al-'Abbad bin al-'Awwam, dari asy-Syaibani. Semuanya dari al-Walid bin al-'Aizar, dari Abu 'Amr asy-Syaibani, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu (lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman hal. 1498. Hadits no. 7534).
Imam Muslim rahimahullah juga meriwayatkan hadits ini di dalam Kitab al-Iman [Syarh Nawawi Juz 2 hal. 150-152 cet. Dar Ibn al-Haitsam, Kairo]. Berikut ini akan kami terjemahkan riwayat yang dibawakan oleh Imam Muslim tersebut.

Imam Muslim berkata:
Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. [Dia berkata]: 'Ali bin Mus-hir menuturkan kepada kami dari asy-Syaibani, dari al-Walid bin al-'Aizar, dari Sa'ad bin 'Iyas Abu 'Amr asy-Syaibani, dari Abdullah bin Mas'ud. Dia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Amal manakah yang lebih utama?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Dia [Ibnu Mas'ud] berkata: Aku berkata: “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Dia [Ibnu Mas'ud] berkata: Aku berkata: “Lalu apa?”. Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” Tidaklah aku tinggalkan pertanyaanku untuk meminta tambahan -keterangan- kecuali karena aku kasihan kepada beliau.

Imam Muslim membawakan jalur riwayat yang lain:
Muhammad bin Abi Umar al-Makki menuturkan kepada kami. [Dia berkata]: Marwan al-Fazari menuturkan kepada kami. [Dia berkata]: Abu Ya'fur menuturkan kepada kami dari al-Walid bin al-'Aizar dari Abu 'Amr asy-Syaibani, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: Aku berkata, “Wahai Nabi Allah, amal manakah yang lebih mendekatkan ke surga?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku berkata: “Lalu apa lagi wahai Nabi Allah?”. Beliau menjawab: “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku berkata: “Lalu apa lagi wahai Nabi Allah?”. Beliau menjawab: “Berjihad di jalan Allah".

Imam Muslim juga membawakan jalur yang lain:
Ubaidullah bin Mu'adz al-'Anbari menuturkan kepada kami. Dia berkata: Bapakku menuturkan kepadaku. Dia berkata: Syu'bah menuturkan kepada kami dari al-Walid bin al-'Aizar. Dia mendengar Abu 'Amr asy-Syaibani berkata: Sang pemilik rumah ini -beliau mengisyaratkan ke rumah Abdullah bin Mas'ud- menuturkan kepadaku. Beliau [Ibnu Mas'ud] berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: “Amal manakah yang paling dicintai Allah?”. Beliau menjawab, “Sholat pada waktunya.” Aku berkata: “Kemudian apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” Aku berkata: “Kemudian apa?”. Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah.” Dia [Ibnu Mas'ud] berkata: “Beliau menuturkan itu semua kepadaku, seandainya aku meminta tambahan niscaya beliau akan menambahkannya untukku".

Kemudian, Imam Muslim juga membawakan riwayat hadits ini dari jalur lainnya: Pertama, dari Muhammad bin Basyar, dari Muhammad bin Ja'far, dari Syu'bah. Kedua, dari Utsman bin Abi Syaibah, dari Jarir, dari al-Hasan bin Ubaidullah. Semuanya dari Abu 'Amr asy-Syaibani, dari sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu.

Hadits ini mengandung pelajaran bagi kita untuk menjaga sholat pada waktunya. Demikian, sebagaimana yang diterangkan oleh Imam an-Nawawi rahimahullah (Syarh Nawawi [2/153]).

Selain itu, hadits ini juga menyimpan banyak pelajaran. Di antaranya adalah:
  1. Hadits ini -dan juga hadits-hadits lain yang serupa- menunjukkan besarnya perhatian generasi salaf terhadap amalan-amalan yang paling utama. Para ulama hadits pun membawakan hadits-hadits semacam ini secara khusus di dalam kitab mereka. Semisal Imam Bukhari yang membuat bab 'Islam manakah yang lebih utama', bab 'Bertingkat-tingkatnya kedudukan orang beriman karena amalan', bab 'Amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling ajeg', bab 'Ilmu sebelum ucapan dan amalan', dan lain sebagainya. Demikian juga yang dilakukan oleh para ulama hadits yang lain (lihat Tajrid al-Ittiba' fi Bayani Asbab Tafadhul al-A'mal [11-13] karya Syaikh Ibrahim bin 'Amir ar-Ruhaili)
  2. Hadits ini menunjukkan bahwa amal-amal kebaikan itu memiliki keutamaan yang bertingkat-tingkat, sebagaimana dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah (lihat Fath al-Bari [2/14]). Keutamaan amal yang bertingkat-tingkat itu disebabkan tingkat kecintaan Allah terhadap amal-amal yang berlainan (lihat Taisir al-'Allam [1/83])
  3. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan yang sangat besar pada berbakti dan memuliakan kedua orang tua (lihat Fath al-Bari [2/14]). Hak kedua orang tua menempati posisi kedua setelah hak Allah ta'ala. Bahkan, dalam ayat al-Qur'an kedua hak ini seringkali disebutkan secara beriringan (lihat Taisir al-'Allam [1/82]).

sumber : http://www.facebook.com/notes/abu-mushlih-ari-wahyudi/bermanfaatkah-ayat-dan-hadits-bagiku/10150433681476123#!/note.php?note_id=10150433685946123


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger