Matahari Terbenam Kedalam Lumpur

Syubhat :

Dalam surah disebutkan matahari terbenam di lumpur.

حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا 

“Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” (QS. al-Kahfi: 86).

Jawab :

Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan kepada Anda akan makna [عَيْنٍ حَمِئَةٍ], maka itu adalah air yang memiliki lumpur hitam. Dan saat al-Qur’an menyebut ‘Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…’ maka itu adalah penyebutan sifat fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapakah yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa matahari tenggelam dalam lumpur hitam?

Saya akan membuat satu contoh agar kerancuan ini hilang. Jika Anda duduk di tepi pantai pada saat matahari tenggelam, lalu Anda melihat kepada bulatan matahari, maka apa yang akan Anda lihat? Dengan sederhana, Anda akan melihat bahwa bulatan matahari akan tenggelam ke dalam lautan. Maka apakah berarti bahwa matahari itu menghilang di dalam lautan? Tidak diragukan lagi bahwa hilangnya matahari di dalam lautan adalah apa yang dilihat oleh mata Anda, tetapi hakikatnya tidak benar seperti itu. Jadi, jika Anda mensifati apa yang terjadi pada matahari karena hilangnya di dalam lautan saat Anda berdiri di tepi pantai, maka Anda tidak dusta dan tidak salah.

Demikian pula seandainya Anda menghadap ke arah barat, sementara di depan Anda ada sebuah gunung? Maka Anda akan mendapati bahwa matahari akan tenggelam di belakang gunung. Tentu saja tidak akan pernah difahami oleh seorang pun bahwa matahari tersembunyi di balik gunung secara hakiki.

Jika di depan Anda adalah sebuah danau ? maka Anda akan mendapati bahwa matahari akan tenggelam di dalam danau. Dan inilah yang terjadi pada Dzulqornain yang telah sampai pada laut yang mengandung lumpur hitam pada saat terbenamnya matahari. Maka dia mendapati matahari itu tenggelam dalam lumpur hitam itu. Saat kita katakan dia mendapatinya tenggelam di balik gunung atau mendapatinya tenggelam di dalam air, maka itu adalah perkara yang sesuai dengan penisbatan untuknya. Ayat tersebut tidak bermakna mutlak, akan tetapi terikat dengan pribadi Dzulqarnain.

Demikian pula kita dapati dalam kisah Musa ‘Alaihi Sallam, saat Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkannya untuk melemparkan tongkat:

وَأَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَا مُوسَى لا تَخَفْ إِنِّي لا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُونَ 

“’Dan lemparkanlah tongkatmu’. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti Dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. ‘Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya orang yang dijadikan rasul, tidak takut di hadapan-Ku.’” (QS. an-Naml: 10).

Menjadi jelaslah bagi semuanya bahwa Musa ‘Alaihi Salam saat mendapati tongkatnya bergerak-gerak, dia merasa takut dan menyangka bahwa tongkatnya telah berubah menjadi seekor ular besar. Di sinilah kita bertanya, apakah tongkat itu ular?

Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ini adalah apa yang dilihat oleh Musa ‘Alaihi Salam, maka sebagaimana tongkat tersebut bukanlah ular, maka matahari tersebut tidak tenggelam dalam lumpur hitam. Dan kedua ayat tersebut menceritakan apa yang dilihat oleh Dzulqarnain dan Musa ‘Alaihi Salam.

Sesungguhnya para pendeta, misionaris dan orang-orang batil selain mereka, saat menyebarkan syubhat seperti ini, menjadi jelaslah bagi kami bahwa mereka itu adalah orang-orang yang tidak mengerti Bibel mereka. Karena Bibel telah menggunakan metode yang sama.

Disebutkan dalam Hakim-Hakim (Judge) 19: 14 versi bahasa Arab 

[سفر قضاة 19:14]

: فَعَبَرُوا وَذَهَبُوا وَغَابَتْ لَهُمْ الشَّمْسُ عِنْدَ جِبْعَةَ الَّتِيْ لِبُنْيَامِيْنَ

“Maka mereka pun lewat dan pergi, kemudian mataharipun menghilang untuk mereka pada Gibea milik Bunyamin” [footnote: Ayat ini terdapat di Naskah berbahasa Arab, sementara terjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris disebutkan dengan teks yang berbeda, yang didalamnya jelas-jelas terdapat perubahan. Dan perlu diketahui bahwa naskah berbahasa Arab lebih dahulu daripada naskah berbahasa Indonesia dan Inggris. Maka orang-orang Nasrani tatkala mendapati apa yang mereka anggap sebagai satu musibah dalam Kitab mereka, merekapun mengubah-ubah penerjemahan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, juga barangkali bahasa-bahasa lain. Kemudian mereka menerjemahkan ayat itu dengan: (19:14) Lalu berjalanlah mereka melanjutkan perjalanannya, dan matahari terbenam, ketika mereka dekat Gibea kepunyaan suku Benyamin. Ini adalah dalil bahwa perubahan dalam Bible masih terus berlanjut, dan campur tangan manusia tidak pernah berhenti hingga hari ini. sekalipun demikian masih saja ada keyakinan bahwa Bible adalah kitab suci!].

Dengan teks ini, jadilah matahari meninggi di langit kemudian turun dan menghilang di kota Gibea. Maka apakah matahari tidak di langit, karena dia menghilang di kota Gibea? Ataukah bahkan ungkapan itu bermakna bahwa matahari telah terbenam saat mereka sampai di kota Gibea?

Barangkali sekarang menjadi jelas bahwa mereka belum membaca kitab mereka dengan teliti.

Kesalahan besar yang terdapat dalam Bibel adalah disebutkannya dalam Wahyu (12:1): Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Maka kami bertanya kepada orang-orang Nasrani, bahwa seorang wanita berselubung matahari, sementara matahari lebih besar 1.030.000 kali dari bumi?

Maka bandingkanlah wahai orang-orang berakal, apa hujjah mereka atas kami dan hujjah kami atas mereka!*.
_

Syubhat :

Demikian juga telah disebutkan dalam al-Bukhari bahwa matahari itu bergerak, jadi kesimpulannya, bahwa matahari bergerak hingga terbenam di dalam lumpur.

Jawab :

al-Bukhari sama sekali tidak mengatakan bahwa matahari tenggelam di dalam lumpur, akan tetapi dia meriwayatkan sebuah hadits sekitar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.” (QS. Yasin: 38).

Jika yang dianggap aneh itu adalah bahwa matahari bergerak dan berotasi maka ini adalah suatu pendapat yang dikuatkan oleh ilmu falak. Matahari bergerak dan berputar sebagaimana bumi bergerak dan berputar. Rotasi bumi tidak bertentangan dengan gerakan dan perputaran matahari. Lalu Imam al-Bukhari rahimahullah tidak pernah meriwayatkan dalam hadits bahwa matahari menghilang. Akan tetapi dia meriwayatkan bahwa matahari sujud di bawah ‘Arsy Allah Yang Maha Pengasih. Dan sujudnya matahari di bawah ‘Arsy ini tidak berarti lama dalam diam dan sujud hingga bisa diperhatikan oleh orang-orang yang melihat kepadanya. Sujudnya matahari di bawah ‘Arsy tidak berarti dia menghilang dari pendangan seluruh manusia, karena ‘Arsy ada di atas langit dan bumi, serta matahari. Tidak juga menunjukkan bahwa matahari meninggi hingga di atas langit lalu sujud di bawah ‘Arsy. Akan tetapi matahari terbenam dari mata-mata kita, sementara dia terus dalam garis edar yang dia berada di dalamnya. Maka jika dia beranjak di dalamnya hingga mencapai pertengahan, maka inilah tempat sujudnya.

Sesungguhnya ilmu modern telah memastikan kebenaran ayat-ayat al-Qur`an dalam masalah perjalanan dan gerakan matahari. Demikian juga tentang masalah rotasi bumi. Sementara kita mendapati bahwa Bibel bersikukuh atas pendapat bahwa mataharilah yang bergerak mengelilingi bumi, bukan sebaliknya. Bahkan sesungguhnya Bibel sama sekali tidak pernah menyebutkan di dalamnya bahwa malam dan siang adalah buah dari rotasi bumi.

Telah disebutkan dalam Pengkhotbah (1:5): Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

Teks ini menetapkan satu masalah berbahaya, dimana dia berkata bahwa matahari pada saat terbenam, dia bergerak cepat menuju tempat terbitnya untuk terbit lagi (?!) Ini, dengan sederhana bermakna bahwa matahari berputar mengelilingi bumi!.

Cukuplah bahwa orang-orang Nasrani telah menyiksa, membakar dan membunuh mati para ilmuwan astronomi yang meyakini rotasi bumi yang kemudian menjadi jelas kebenarannya setelah itu. Dan perkara ini ternyata telah bersesuaian dengan kemajuan ilmu yang telah dicapai pada hari ini, yang itu telah bersesuaian dengan al-Qur`an yang mulia.

Seluruh kesalahan ini ditanggung oleh Bibel, kemudian mereka tidak mengambil pusing tentangnya atau merasa bodoh terhadapnya. Lalu mereka mendatangi al-Qur’an seraya berusaha dengan segala cara untuk mencari kesalahan di dalamnya. Dan mereka tidak bisa menetapkan satu kesalahan pun padanya hingga hari ini, dan bahkan hingga hari kiamat nanti.

Jika terdapat satu kesalahan di dalam al-Qur’an yang mulia, maka kami katakan kepada para pendeta dan misionaris, ‘Medan sudah ada diantara kami dan Anda, silakan berdialog, maka pastilah umat ini akan melihat perbandingan yang hakiki antara al-Qur`an Mulia, yang merupakan firman Allah, dan antara Kitab yang kalian anggap sebagai Kitab suci, padahal tidaklah demikian, karena kitab itu adalah bikinan manusia.

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/23/jawaban-tuduhan-tuduhan-buruk-kaum-nasrani-dan-orang-orang-kafir-terhadap-islam-bag-1/


19 komentar:

fjr66 mengatakan...

Hahaha.... Islam .. Islam.....
Suka memutar mutar cerita...

Anonim mengatakan...

Hahaha, jadi ALQURAN ada mengatakan BUMI MENGELILINGI MATAHARI GAG? Kalau itu perumpamaannya... Sama saja anda tidak tau kebenaran, dan skrg anda membelokkan diri untuk membenarkan diri,, sungguh COCOKLOGI yang GAGAL

Unknown mengatakan...

oh jadi bukan firman tuhan to.....kok ada di quran ya ....yang di simpan di lauhmahfut

Unknown mengatakan...

Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan kepada Anda akan makna [عَيْنٍ حَمِئَةٍ], maka itu adalah air yang memiliki lumpur hitam. Dan saat al-Qur’an menyebut ‘Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…’ maka itu adalah penyebutan sifat fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapakah yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa matahari tenggelam dalam lumpur hitam?..............nabi muhammad dapat dari mana cerita ini....apakah ini cuma sebuah dongeng......bukankah alloh mensyahkan penglihatan bang jul....untuk menjadi ayat sucinya,,,,yang di simpan di alam barsyah.....

Unknown mengatakan...

Telah disebutkan dalam Pengkhotbah (1:5): Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

bagaimana klu terbukti bumi tidak berotasi.....imlu pengetahuan sedang membuktikan klu bumi tidak berotasi.........silakan cari di mbah google

Unknown mengatakan...

Jika terdapat satu kesalahan di dalam al-Qur’an yang mulia, maka kami katakan kepada para pendeta dan misionaris, ‘Medan sudah ada diantara kami dan Anda, silakan berdialog, maka pastilah umat ini akan melihat perbandingan yang hakiki antara al-Qur`an Mulia, yang merupakan firman Allah, dan antara Kitab yang kalian anggap sebagai Kitab suci, padahal tidaklah demikian, karena kitab itu adalah bikinan manusia.


kenapa ada ayat bang jul dalam kuran...pendapat manusia bejat seperti bang jul apakah anda tahu bang jul itu seorang homo.....julkarnain seorang pemimpin makedonia yang sukses pada masanya....dan juga seorang homo...apakah anda sudah membaca sejara makedonia...

Unknown mengatakan...

Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan kepada Anda akan makna [عَيْنٍ حَمِئَةٍ], maka itu adalah air yang memiliki lumpur hitam. Dan saat al-Qur’an menyebut ‘Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…’ maka itu adalah penyebutan sifat fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapakah yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa matahari tenggelam dalam lumpur hitam?

menurut pendapat anda di atas ayat dibawah ini bukan firman alloh.....
“Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” (QS. al-Kahfi: 86).

Unknown mengatakan...

Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan kepada Anda akan makna [عَيْنٍ حَمِئَةٍ], maka itu adalah air yang memiliki lumpur hitam. Dan saat al-Qur’an menyebut ‘Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…’ maka itu adalah penyebutan sifat fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapakah yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa matahari tenggelam dalam lumpur hitam?

menurut pendapat anda di atas ayat dibawah ini bukan firman alloh.....
“Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” (QS. al-Kahfi: 86).

Unknown mengatakan...

Jika terdapat satu kesalahan di dalam al-Qur’an yang mulia, maka kami katakan kepada para pendeta dan misionaris, ‘Medan sudah ada diantara kami dan Anda, silakan berdialog, maka pastilah umat ini akan melihat perbandingan yang hakiki antara al-Qur`an Mulia, yang merupakan firman Allah, dan antara Kitab yang kalian anggap sebagai Kitab suci, padahal tidaklah demikian, karena kitab itu adalah bikinan manusia.


kenapa ada ayat bang jul dalam kuran...pendapat manusia bejat seperti bang jul apakah anda tahu bang jul itu seorang homo.....julkarnain seorang pemimpin makedonia yang sukses pada masanya....dan juga seorang homo...apakah anda sudah membaca sejara makedonia...

Unknown mengatakan...

Telah disebutkan dalam Pengkhotbah (1:5): Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

bagaimana klu terbukti bumi tidak berotasi.....imlu pengetahuan sedang membuktikan klu bumi tidak berotasi.........silakan cari di mbah google

Unknown mengatakan...

Sekali lagi, sebagaimana biasa, para pendeta telah mempermainkan Anda. Sebelum saya menjawab, saya akan menjelaskan kepada Anda akan makna [عَيْنٍ حَمِئَةٍ], maka itu adalah air yang memiliki lumpur hitam. Dan saat al-Qur’an menyebut ‘Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…’ maka itu adalah penyebutan sifat fenomena yang dilihat oleh Dzulqarnain, bukan penyebutan sifat yang dibuat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapakah yang mengatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman bahwa matahari tenggelam dalam lumpur hitam?..............nabi muhammad dapat dari mana cerita ini....apakah ini cuma sebuah dongeng......bukankah alloh mensyahkan penglihatan bang jul....untuk menjadi ayat sucinya,,,,yang di simpan di alam barsyah.....

Unknown mengatakan...

oh jadi bukan firman tuhan to.....kok ada di quran ya ....yang di simpan di lauhmahfut

Anonim mengatakan...

Termasuk ayat-ayat setan kali ya haha...

Anonim mengatakan...

حَتَّى إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا قُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا

“Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka.” (QS. al-Kahfi: 86).

"Hingga apabila dia telah sampai pada tempat terbenamnya matahari"
Berarti:
Bumi ini ada ujungnya, dan ujungnya itu berlumpur, disitulah matahari terbenam.

Hamba.. Tuhan yang maha sempurna mengatakan...

Luar biasa pencerahannya.... tapi membuat orang menjadi kelihatan bodoh.... KITA MEMPERCAYAI BAHWA QURAN ADALAH KALAM ALLOH SWT, mengapa alloh jadi mengutip kata-kata manusia???? kata-kata zdulkarnain???? jadiyang berbicara dalam quran ini siapa????? mari kita bermain kata- kata sebagai teka-teki silang dari alloh swt. mudah2 aaloh menurunkan lg lautmahfudz yang tidak membingungkan. walahualam

Anonim mengatakan...

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/13/13193451/hari-ini-dalam-sejarah-galileo-galilei-diadili-gereja-katolik?page=all#page2

Unknown mengatakan...

Itu fenomena alam yang dilihat Zulqarnain. Bagaimana dengan nasib Bibel yang menyebut LANGIT ADA TIANG? MANA TIANGNYA SIH? Apakah umat Kristen sudah menemukan TIANG LANGIT seperti yang dikehendaki Bibel? Kalau umat Kristen sudah mendapatkan tiang langit, maka tolong diphoto dan kirimkan ke seluruh dunia agar dunia tahu bahwa Bibel itu benar.

Lagi pula arah barat itu adalah arah semu. Ketika kita sedang berada di kutub selatan, maka kita tak pantas menyebut Belanda dan Inggris ada di arah barat.

Zulqarnian melihat arah matahari terbenam itu juga makna kias. Apakah kafir mengira matahari memang terbenam setiap sore? Kafir. Hanya pandangan mata kita seolah matahari itu terbenam. Sesungguhnya matahari tak pernah terbenam atau tenggelam. Kita sepakat menurut makna kias bahwa MATAHARI TERBENAM KETIKA MAGHRIB DI ARAH BARAT.

Kejadian pasal 1 menyebut bahwa Adam diciptakan pada hari keenam. Pada pasal 2 menyebut Adam diciptakan SEBELUM hari ketiga. Apakah kafir Kristen mengira bahwa ADA DUA PRIBADI ADAM? Lantas yang beristrikan Hawa itu adalah Adam yang diciptakan pada hari keenam atau Adam lain yang diciptakan sebelum hari ketiga? Bisa nggak sih Kristen menjawabnya? Pada surat Al-Kahfi itu adalah firman Allah yang memberitahukan PENGLIHATAN ZULQARNAIN ketika beliau berada di sekitar LAUT HITAM. Sedang pada Kitab kejadian, bukan penglihatan Adam akan penciptaan dirinya, hari keenam atau SEBELUM HARI KETIGA SANG ADAM DICIPTAKAN TUHAN.

Unknown mengatakan...

Adam diciptakan hari keenam kamu ngada ngada aja.. awaowkaowk sama kayak tuhan mu tukan boong

alloh wts TIDAK BERKUASA, lemah, mana ???

Pasal 2 ???
Mana ayat nya woi ontaaa ???

Anonim mengatakan...

asik juga ya liatin komentar para kristod SDM rendah wkwkwk..masa gabisa paham sama ayat yang MENCERITAKAN..aduh aduh pantes kristen

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger