Jauhilah Dosa Dosa Besar !

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kepada kalian, niscaya Kami akan menghapuskan dari kalian dosa-dosa kalian dan Kami akan memasukkan kalian ke dalam tempat yang mulia” (QS. An-Nisaa’ : 31).
Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Dengan dalil yang tegas ini Allah menjamin bagi orang yang menjauhi dosa-dosa besar bahwa Allah pasti akan memasukkan mereka ke dalam surga.”
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Shalat lima waktu, shalat jum’at menuju shalat jumat berikutnya, puasa ramadhan menuju puasa ramadhan sesudahnya, merupakan penghapus dosa-dosayang terjadi di antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)
Jumlah Dosa Besar
Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah dosa besar. Ada di antara mereka yang mengatakan bahwa dosa besaritu ada tujuh. Mereka berdalil dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan.” Kemudian nabi menyebutkan; [1] syirik kepada Allah, [2] sihir, [3] membunuh jiwa yang haram dibunuh kecuali apabila ada alasan yang membenarkannya, [4] memakan harta anak yatim, [5] memakan harta riba, [6] melarikan diri dari pertempuran saat dua pasukan bertemu, [7] menuduh berzina terhadap perempuan yang baik-baik dan tidak bersalah (Muttafaq ‘alaih)
Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma mengatakan bahwa dosa besar itu jumlahnya lebih tepat dikatakan mendekati tujuh puluh dan bukan hanya tujuh. Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan bahwa hadits di atas sama sekali tidak menunjukkan pembatasan jumlah dosa besar.
Pengertian Dosa Besar
Adz-Dzahabi rahimahullah menjelaskan bahwa pengertian dosa besar yang tepat adalah : segala bentuk perbuatan yang memiliki dampak hukuman khusus/had di dunia semacam membunuh, berzina, atau mencuri. Atau perbuatan yang disebutkan di dalam dalil dengan peringatan keras berupa hukuman di akhirat berupa siksaan, kemurkaan, tantangan, atau perbuatan yang pelakunya dilaknat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dosa Besar itu Bertingkat-Tingkat
Adz-Dzahabi rahimahullah menyatakan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwasanya sebagian dosa besar lebih berat dosanya daripada dosa besar yang lain. Sebagaimana halnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan syirik kepada Allah dalam kategori dosa besar padahal pelakunya kekal dihukum di dalam neraka dan Allah tidak akan mengampuni dosa syirik itu selama-lamanya.
Dosa Besar yang Paling Besar
Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan bahwa dosa besar yang paling besar adalah kesyirikan kepada Allah ta’ala dan hal itu meliputi dua macam : syirik besar dan syirik kecil. Dosa syirik besar itu berupa; menjadikan selain Allah sebagai sesembahan tandingan entah itu pohon, matahari, bulan, nabi, syaikh, bintang, malaikat, dan lain sebagainya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan dosa syirik itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisaa’ : 48)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka Allah mengharamkan surge baginya dan tempat kembalinya adalah neraka.” (QS. Al-Maa’idah : 72).
Adz-Dzahabi rahimahullah menyatakan barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah kemudian meninggal dalam keadaan berbuat syirik maka dia pasti termasuk penghuni neraka. Sebagaimana halnya barangsiapa yang beriman kepada Allah kemudian meninggal dalam keadaan beriman, maka dia termasuk penghuni neraka meskipun dia harus disiksa terlebih dulu di dalam neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman; barangsiapa yang mengerjakan suatu amal dengan mempersekutukan Aku di dalamnya, maka dia akan diserahkan kepada sosokyang dijadikannya sebagai sekutu dan Aku berlepas diri darinya.” (HR. Ath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka lakukan di dunia kemudian Kami jadikan amal-amal itu (seperti) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan : 23)
Sebagian orang yang bijak mengatakan, “Orang yang ikhlas adalah yang berusaha menyembunyikan kebaikan-kebaikannya sebagaimana dia berusaha untuk menyembunyikan kejelekan-kejelekannya.”
Diadaptasi dari Al-Kaba’ir karya Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullah.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger