Tanda Tanda Kecil Kiamat (47) : Banyak Hujan dan Sedikit Tumbuh Tumbuhan

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.

47. BANYAK HUJAN DAN SEDIKIT TUMBUH-TUMBUHAN.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُمْطِرَ السَّمَاءُ مَطَرًا لاَ تُكِنُّ مِنْهَا بُيُوتُ الْمَدَرِ وَلاَ تُكِنُّ مِنْهَا إِلاَّ بُيُوتُ الشَّعَرِ.

‘Tidak akan tiba Kiamat hingga langit menurunkan hujan. Rumah-rumah yang terbuat dari tanah liat tidak akan pernah bisa memberi naungan darinya kecuali rumah-rumah yang terbuat dari bulu (yakni tidak dapat menimbulkan tumbuh-tumbuhan yang dapat menutup rumah dari tanah liat kecuali rumah yang terbuat dari bulu).” [1].

Dan diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَرًا عَامًّا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا.

‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.’” [2].

Jika hujan sebagai sebab tumbuhnya berbagai macam tumbuhan di atas bumi, maka sungguh, Allah Subhanahu wa Ta'ala mampu menjadikan sesuatu yang dapat menahan sebab tersebut, sehingga tidak bisa memberikan pengaruh apa pun. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang menciptakan sebab dan akibat, tidak ada sesuatu pun yang sulit bagi-Nya.

Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَتِ السَّنَةُ بِأَنْ لاَ تُمْطَـرُوا وَلَكِنَّ السَّنَةَ أَنْ تُمْطَرُوا وَتُمْطَرُوا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا.

“Bukanlah paceklik itu karena kalian tidak dituruni hujan, akan tetapi paceklik itu kalian dituruni hujan dan kalian dituruni hujan, namun bumi tidak menumbuhkan sesuatu.[3].

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
_______
Footnote
[1]. Musnad Ahmad (XIII/291 no. 7554), syarh Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
Tertera pula di dalam kitab Majma’uz Zawaa-id (VII/331), al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan perawinya perawi ash-Shahiih.”
Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/174) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[2]. Musnad Ahmad (III/140, Muntakhab Kanz).
Disebutkan oleh al-Haitsami, beliau berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar, dan Abu Ya’la… semua perawinya terpercaya.” (Majma’uz Zawaa-id VII/230).
Ibnu Katsir berkata, “Sanadnya jayyid, akan tetapi mereka tidak meriwayatkannya dengan jalan ini.” (An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim), tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/30, Syarh an-Nawawi).

http://almanhaj.or.id/content/758/slash/0/46-49-tanah-arab-kembali-hijau-banyak-hujan-sedikit-tumbuh-tumbuhan-binatang-buas-berbicara/


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger