Indahnya Wajah dan Bagusnya Akhlak.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:"Hendaklah bagi para pemilik wajah yang rupawan untuk tidak memperburuknya dengan perilakunya yang buruk, dan hendaknya bagi yang memiliki wajah yang buruk untuk tidak menggabungkan dua keburukan dalam dirinya (keburukan rupa dan perilaku)." (Al-Adab asy-Syar'iyyah: 3/125).
Hakim berkata kepada anaknya:Wahai anakku, aku akan berwasiat kepadamu dengan beberapa hal, jagalah wasiat-wasiat tersebut niscaya engkau selamat; jangan engkau bergabung dnegan pencemburu buta, jangan tingga dengan pendengki, jangan bertetangga dengan orang bodoh, jangan bersaudara dengan orang yang riya dan jangan bersahabat dengan orang yang pelit." (Nashaaih al-Imaniyah).
Kesalahan dalam ijtihad.
Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:
”Jika salah seorang imam keliru dalam berijitihad, maka tidak sepantasnya kita melupakan kebaikan-kebaikannya dan menutup ilmu pengetahuannya, akan tetapi ita memintakan ampun untuknya dan memaafkannya.”
(Siyar A’laamin Nubala 18/157).
”Jika salah seorang imam keliru dalam berijitihad, maka tidak sepantasnya kita melupakan kebaikan-kebaikannya dan menutup ilmu pengetahuannya, akan tetapi ita memintakan ampun untuknya dan memaafkannya.”
(Siyar A’laamin Nubala 18/157).
Tanda Berpalingnya Allah Ta’ala dari Hamba.
Al-Hasan pernah berkata, “Diantara tanda berpalingnya Allah Ta’ala dari seorang hamba adalah Dia menjadikan kesibukan (hamba tersebut) dalam perkara-perkara yang tidak bermanfaat baginya.”.
Jangan Mencela dan Mengajak Debat Kepada Temanmu.
“Apabila engkau mencintai saudaramu (temanmu) karena Allah, maka janganlah engkau mencelanya, janganlah engkau mengajaknya debat, jangan pula engkau menanyakan tentangnya kepada seseorang karena bisa jadi dia akan mengkhabarkan kepadamu sesuatu yang tidak ada pada diri temanmu tersebut, maka akan ada penghalang antara dirimu dengan dirinya.”
(Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu).
(Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu).
Bahaya Menyia-Nyiakan Waktu.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
“Menyia-nyiakan waktu adalah lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan hari Akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari Dunia dan penghuninya.”.
“Menyia-nyiakan waktu adalah lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan hari Akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari Dunia dan penghuninya.”.
Bid’ah Pertama Setelah Wafatnya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,
“Bid’ah pertama yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: bid’ah kenyang, sesungguhnya suatu kaum ketika perut-perut mereka telah kekenyangan maka hati-hati mereka menjadi tunduk dan condong kepada Dunia.”.
“Bid’ah pertama yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: bid’ah kenyang, sesungguhnya suatu kaum ketika perut-perut mereka telah kekenyangan maka hati-hati mereka menjadi tunduk dan condong kepada Dunia.”.
Berbanggalah dengan Mendiamkan Lisan.
Luqman berkata kepada anaknya, “Wahai anakku apabila manusia berbangga dengan ucapan-ucapan mereka, maka berbanggalah engkau dengan berdiam diri (membiarkan lisan tidak berbicara kecuali kebaikan), lisan berkata setiap pagi dan petang kepada anggota tubuh lainnya: Bagaimana keadaan kalian? Maka mereka menjawab, “kami senantiasa dalam kebaikan jika engkau meninggalkan kami”.
Hasad, tidak sabar dan buruknya akhlak.
‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata,
“Tidak ada ketentraman bagi orang yang suka hasad (pendengki), tidak ada persahabatan bagi orang yang kurang penyabar (cepat bosan), dan tidaklah ada orang yang senang kepada orang yang buruk akhlaknya.”.
‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata,
“Tidak ada ketentraman bagi orang yang suka hasad (pendengki), tidak ada persahabatan bagi orang yang kurang penyabar (cepat bosan), dan tidaklah ada orang yang senang kepada orang yang buruk akhlaknya.”.
Hasad adalah Dosa Pertama di Lagit dan Bumi.
Sebagian Ulama Salaf rahiamhumullah berkata,
“ Hasad adalah dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Langit, yaitu hasadnya Iblis kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, dan hasad adalah juga dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Bumi, yaitu hasadnya anak Adam kepada saudaranya sehingga ia membunuhnya.”.
“ Hasad adalah dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Langit, yaitu hasadnya Iblis kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, dan hasad adalah juga dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Bumi, yaitu hasadnya anak Adam kepada saudaranya sehingga ia membunuhnya.”.
Memuliakan Ulama dan Umara.
Sahl bin 'Abdillah at-Tasturi rahimahullah Ta'ala berkata:
"Manusia senantiasa dalam keadaan baik selama memuliakan pemimpin dan 'Ulama. Maka jika mereka memuliakan keduanya niscaya Allah akan memperbaiki dunia dan Akhirat mereka dan jika mereka meremehkan keduanya, maka mereka telah merusak dunia dan Akhirat mereka." (Tafsir al-Qurthubi).
"Manusia senantiasa dalam keadaan baik selama memuliakan pemimpin dan 'Ulama. Maka jika mereka memuliakan keduanya niscaya Allah akan memperbaiki dunia dan Akhirat mereka dan jika mereka meremehkan keduanya, maka mereka telah merusak dunia dan Akhirat mereka." (Tafsir al-Qurthubi).
Jauhilah Menunda-Nunda Amal Perbuatan.
Al-Hasan rahimahullah berkata, “jauhilah oleh kalian menunda-nunda
(amal perbuatan), karena sesungguhnya engkau adalah dengan harimu (hari dimana engkau menemuinya), dan bukan dengan hari besokmu; dan jika engkau berada pada hari esokmu maka jadikanlah hari itu sebagaimana hari dimana engkau berada, sehingga jika engkau tidak menemui hari esok engkau tidaklah menyesal dari apa yang lewatkan di hari itu.”.
(amal perbuatan), karena sesungguhnya engkau adalah dengan harimu (hari dimana engkau menemuinya), dan bukan dengan hari besokmu; dan jika engkau berada pada hari esokmu maka jadikanlah hari itu sebagaimana hari dimana engkau berada, sehingga jika engkau tidak menemui hari esok engkau tidaklah menyesal dari apa yang lewatkan di hari itu.”.
Ijtihad Pelaku Bid’ah.
Ayyub As-Sakhtiyani rahimahullah berkata :
“Tidaklah seorang pelaku bid’ah itu semakin menambah ijtihadnya atau kesungguhannya dalam (kebid’ahannya) melainkan hal itu akan semakin menjauhkan dirinya dari Allah ‘Azza wa Jalla”.
[Talbis Iblis, karya Ibnul Jauzi rahimahullah, hal: 22].
“Tidaklah seorang pelaku bid’ah itu semakin menambah ijtihadnya atau kesungguhannya dalam (kebid’ahannya) melainkan hal itu akan semakin menjauhkan dirinya dari Allah ‘Azza wa Jalla”.
[Talbis Iblis, karya Ibnul Jauzi rahimahullah, hal: 22].
Kalian Penghilang Kesedihanku.
Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata:
"Suatu hari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu keluar menemui shahabat-shahabatnya, lalu berkata:'kalian adalah penghilang kesedihanku.'"
(Al-Ikhwan, Ibnu Abi Dunya).
"Suatu hari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu keluar menemui shahabat-shahabatnya, lalu berkata:'kalian adalah penghilang kesedihanku.'"
(Al-Ikhwan, Ibnu Abi Dunya).
Bersalaman.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:
"Saling bersalaman (dengan seama jenis) menambahkan rasa cinta."
(Al-Muntaqa min Kitabi Makarimil Akhlaq).
"Saling bersalaman (dengan seama jenis) menambahkan rasa cinta."
(Al-Muntaqa min Kitabi Makarimil Akhlaq).
Mayat Hidup.
Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu ketika ditanya tentang mayat yang hidup, beliau berkata, “Yaitu orang yang tidak mengingkari kemungkaran yang ada dihadapannya dengan tangannya, tidak pula dengan lisannya, dan tidak juga dengan hatinya.”.
Rasa takut yang membawa kepada kebaikan.
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata,
“Barang siapa yang takut kepada Allah Ta’ala niscaya rasa takut tersebut
akan menuntunnya kepada setiap kebaikan.”.
“Barang siapa yang takut kepada Allah Ta’ala niscaya rasa takut tersebut
akan menuntunnya kepada setiap kebaikan.”.
Wasiat Ibnu 'Abbas.
'Utsman bin Hadir rahimahullah berkata:
"Aku menemui Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma,
lalu kau berkata:"Berilah aku wasiat."
Maka beliau berkata:"Ya, hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan beristiqomahlah. Ikutilah sunnah (Itiba') dan janganlah membuat bid'ah."
(Riwayat Imam ad-Darimi rahimahullah).
"Aku menemui Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma,
lalu kau berkata:"Berilah aku wasiat."
Maka beliau berkata:"Ya, hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan beristiqomahlah. Ikutilah sunnah (Itiba') dan janganlah membuat bid'ah."
(Riwayat Imam ad-Darimi rahimahullah).
Berbicara adalah Ibarat Obat.
‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhu berkata, “Berbicara adalah ibarat obat, jika engkau menyedikitkannya (menggunakan sesuai dosisnya) maka ia akan memberikan manfaat, dan jika engkau memperbanyak darinya (melebihi dosis) maka ia mematikan.”.
Meraih Derajat Surga Tertinggi dengan Berakhlak Mulia.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya seorang hamba dapat mencapai derajat tertinggi di dalam surga dengan berakhlak mulia walaupun dia bukan seorang ahli ibadah, dan seorang hamba akan mendapatkan tempat terendah di neraka jahannam akibat akhlak buruknya walaupun dia seorang ahli ibadah.”.
Perbedaan antara Yakin dan Tawakkal.
Ditanyakan kepada sebagian ahli hikmah, ‘Apa perbedaan antara yakin dan tawakkal…?’ mereka menjawab, “Adapun yakin adalah engkau membenarkan Allah Ta’ala tentang perkara-perkara yang menyebabkan teraihnya Akhirat, sedangkan Tawakkal adalah engkau membenarkan Allah Ta’ala tentang perkara-perkara yang menyebabkan teraihnya dunia.”.
Pentingnya Memiliki Akhlak Mulia.
Pentingnya Memiliki Akhlak Mulia.
Fudhail Ibn ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Sungguh seorang fajir (pelaku maksiat) yang berakhlak mulia menemaniku lebih aku sukai dari pada seorang ‘abid (pelaku ibadah) yang buruk akhlaknya menemaniku..”.
Perbedaan antara Dermawan dan Bakhil.
Sebagian Ulama Salaf berkata, “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah Ta’ala, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka; dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah Ta’ala, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka”.
Bahaya Meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar.
“Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata, “Menyerulah kalian kepada yang ma’ruf dan cegahlah oleh kalian perbuatan mungkar, atau Allah akan menjadikan pemimpin bagi kalian seorang pemimpin yang zhalim; tidak dimuliakan orang-orang tua diantara kalian dan tidak disayangi anak-anak kecil (yang lebih muda) diantara kalian; orang-orang baik (shalih) diantara kalian berdoa kepadaNya akan tetapi tidak diijabahi; kalian meminta pertolongan maka kalian tidak ditolong; dan kalian meminta ampunan maka tidaklah diampuni.”.
Alqur’an Menunjuki kalian Penyakit dan Obatnya.
Qotadah rahimahulah berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kepada kalian atas penyakit kalian dan obatnya; adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar”.
Buah ilmu dan Buah Kejahilan.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Seluruh apa-apa yang tersebut dalam al-Qur’an berupa pujian kepada seorang hamba hal itu adalah buah dari ilmu, dan seluruh apa-apa yang tersebut dalam al-Qur’an berupa celaan kepada seorang hamba itu adalah buah dari kejahilan (kebodohan)”.
Menghadap Allah dengan Menghadirkan Hati.
Haram bin Hayyan rahimahullah berkata,
“Tidaklah seorang hamba menghadap Allah Ta’ala dengan menghadirkan hatinya, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla akan menghadapkan kepadanya hati kaum mukminin hingga Allah memberikan kecintaan mereka kepadanya”.
“Tidaklah seorang hamba menghadap Allah Ta’ala dengan menghadirkan hatinya, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla akan menghadapkan kepadanya hati kaum mukminin hingga Allah memberikan kecintaan mereka kepadanya”.
Menasehati dengan cara tersembunyi.
Dahulu para salaf apabila ingin menasehati seseorang,
maka mereka akan menasehatinya secara sembunyi-sembunyi,
sampai sebagian mereka berkata:
"Barangsiapa yang menasehati saudaranya antara dirinya dengan
saudaranya (secara pribadi) maka dia telah memberi nasehat,
dan barangsiapa yang menasehatiinya di hadapan orang banyak maka dia hanyalah ingin mencelanya."
(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 109).
maka mereka akan menasehatinya secara sembunyi-sembunyi,
sampai sebagian mereka berkata:
"Barangsiapa yang menasehati saudaranya antara dirinya dengan
saudaranya (secara pribadi) maka dia telah memberi nasehat,
dan barangsiapa yang menasehatiinya di hadapan orang banyak maka dia hanyalah ingin mencelanya."
(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 109).
Cinta Butuh Bukti.
Rabi' bin Anas mengatakan sebuah ungkapan dari sebagian sahabatnya,
“Tanda cinta kepada Allah adalah banyak berdzikir/mengingat kepada-Nya, karena sesungguhnya tidaklah kamu mencintai apa saja kecuali kamu pasti akan banyak-banyak menyebutnya.”
(Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 559).
“Tanda cinta kepada Allah adalah banyak berdzikir/mengingat kepada-Nya, karena sesungguhnya tidaklah kamu mencintai apa saja kecuali kamu pasti akan banyak-banyak menyebutnya.”
(Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 559).
Lidah.
Fudhail rahimahullah berkata:
"Tidak ada organ tubuh yang paling dicintai oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia jujur, dan tidak ada organ yang paling dibenci oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia pendusta.".
"Tidak ada organ tubuh yang paling dicintai oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia jujur, dan tidak ada organ yang paling dibenci oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia pendusta.".
Meluruskan Niat.
Al-Hasan rahimahullah mengatakan,
“Mudah-mudahan Allah Ta’ala merahmati seorang hamba berhenti dari keinginannya, jika keinginan tersebut dalam rangka untuk Allah maka ia melakukannya, dan jika hal tersebut dalam rangka untuk selain Allah maka ia menundanya (meninggalkannya)”.
“Mudah-mudahan Allah Ta’ala merahmati seorang hamba berhenti dari keinginannya, jika keinginan tersebut dalam rangka untuk Allah maka ia melakukannya, dan jika hal tersebut dalam rangka untuk selain Allah maka ia menundanya (meninggalkannya)”.
Manusia Diciptakan Memiliki Aqal dan Syahwat.
Sebagian Ulama salaf mengatakan,
“Allah Ta’ala menciptakan malaikat dan memberinya akal tanpa syahwat, menciptakan hewan dan memberinya syahwat tanpa akal, dan Allah menciptakan anak Adam dan memberinya akal dan syahwat, maka barangsiapa sisi akal sehatnya mendominasi syahwatnya maka ia menyerupai malaikat, dan barang siapa yang syahwatnya lebih dominan dari pada sisi akal sehatnya maka ia menyerupai hewan.”.
“Allah Ta’ala menciptakan malaikat dan memberinya akal tanpa syahwat, menciptakan hewan dan memberinya syahwat tanpa akal, dan Allah menciptakan anak Adam dan memberinya akal dan syahwat, maka barangsiapa sisi akal sehatnya mendominasi syahwatnya maka ia menyerupai malaikat, dan barang siapa yang syahwatnya lebih dominan dari pada sisi akal sehatnya maka ia menyerupai hewan.”.
Ghibah.
Dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri rahimahullah: "Sesungguhnya Fulan telah mengghibahmu (menggunjing)." Maka beliaupun memberikan hadiah kepada yang menggunjing beliau semangkuk ruthab (kurma segar), kemudian laki-laki itu datang dan berkata kepada beliau: 'Aku telah menggunjingmu, tapi engkau malah memberi hadiah kepadaku?' Maka al-Hasan berkata: 'Engkau telah menghadiahiku, maka aku ingin membalasnya.'"(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 137-138).
Wasiat Seorang Wanita Badui.
Al-'Utabi rahimahullah berkata:
"Aku mendengar seorang perempuan Arab badui berwasiat kepada anaknya: 'wajib bagimu menjaga rahasia, dan jauhilah olehmu adu domba,
arena sesungguhnya dia tidak membiarkan kecintaan kecuali akan merusaknya dan tidaklah membiarkan rasa dendam kecuali akan dibakarnya."
(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 140).
"Aku mendengar seorang perempuan Arab badui berwasiat kepada anaknya: 'wajib bagimu menjaga rahasia, dan jauhilah olehmu adu domba,
arena sesungguhnya dia tidak membiarkan kecintaan kecuali akan merusaknya dan tidaklah membiarkan rasa dendam kecuali akan dibakarnya."
(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 140).
Duduk-Duduk Bersama Ahlul Bid’ah.
Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan,
“Janganlah kalian duduk-duduk bersama ahlul ahwaa’ (ahli bid’ah) karena sesungguhnya duduk-duduk bersama mereka adalah penyebab sakitnya hati.'.
“Janganlah kalian duduk-duduk bersama ahlul ahwaa’ (ahli bid’ah) karena sesungguhnya duduk-duduk bersama mereka adalah penyebab sakitnya hati.'.
Taubat Nasuha.
Muhammad bin Ka'ab al-Qurazhi rahimahullah berkata:
"Taubat yang benar terkumpul di dalamnya empat hal: istighfar dengan lisannya, meninggalkan dosa dengan badannya, meniatkan untuk tidak mengulanginya dan meninggalkan teman-teman buruknya."
(an-Nadhratu an-Na'im).
"Taubat yang benar terkumpul di dalamnya empat hal: istighfar dengan lisannya, meninggalkan dosa dengan badannya, meniatkan untuk tidak mengulanginya dan meninggalkan teman-teman buruknya."
(an-Nadhratu an-Na'im).
Kebathilan Penyebab Munculnya Kerusakan.
Imam Malik rahimahullah berkata : “ Apabila nampak kebathilan di atas kebenaran maka niscaya akan tampaklah kerusakan di muka bumi”.
Hakekat Cinta Allah
Yahya bin Mu'adz rahimahullah berkata: "Telah berdusta orang yang mengaku mencintai Allah akan tetapi tidak menjaga aturan-aturan Allah."
(al-Arba'uuna haditsan fii al-Akhlaq hal.30).
Saudara Sejati.
Bilal Bin Sa’id rahimahullah berkata: “Seorang saudara yang ketika berjumpa denganmu ia mengingatkanmu akan kewajibanmu kepada Allah ‘Azza Wajalla adalah lebih baik bagimu daripada seorang sudara yang ketika bertemu denganmu ia memberikan uang dinar kepadamu”
(Az-Zuhd, karya Imam Ahmad, hal: 533).
Dinar Dirham Adalah Berhala.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: "Setiap ummat memiliki berhala yang disembah, dan berhala ummat ini adalah Dinar (uang dari emas) dan Dirham (uang dari perak)."(Al-Adab asy-Syar'iyyah, Ibnu Muflih jilid 3 hal 291).
Harta.
Hasan al Bashri rahimahullah berkata:
”Kalau engkau ingin melihat dari mana seseorang mendapatkan harta, maka lihatlah untuk apa dia membelanjakkan harta tersebut. Karena sesungguhnya harta yang kotor dibelanjakkan untuk perbuatan hura-hura.”
(al-Amtsal wal Hikam 264).
Kelapangan Rizki.
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:”Bukanlah kelapangan rizki dan pekerjaan dilihat dari banyaknya, dan bukan pula panjangnya umur dilihat dari banyaknya bulan dan tahun, akan tetapi kelapangan rizki adalah dengan adanya keberkahan di dalamnya.”(Ad-Daa’ wa ad-Dawaaa’ hal.132).
Fungsi Bintang.
Imam Qatadah berkata: Allah Ta 'ala menciptakan bintang-bintang untuk 3 tujuan; sebagai perhiasan langit, pelempar syaithan, dan sebagai petunjuk, maka barangsiapa yang mena’wilkannya selain 3 hal di atas maka ia telah salah, menghilangkan kebahagiaannya dan membebani diri dengan ilmu yang tidak diketahuinya.” (Shahih al-Bukhari).
Teman yang buruk.
‘Ali radhiyallahu berkata: ”Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang terkumpul dalam dirinya sifat-sifat berikut; Apabila dia berbicara berdusta kepadamu, apabila engkau memberinya amanah dia mengkhianatimu, apabila dia memberimu amanah dia akan menuduhmu, apabila engkau memberi kebaikan kepadanya dia mengingkari kebaikanmu, dan bila dia memberikan kebaikan kepadamu dia akan mengungkit-ungkitnya.”
(al-Adab asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih hal 537).
(al-Adab asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih hal 537).
Hati yang penuh keimanan.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata:
”Tiga hal yang apabila berada dalam diri seseorang,
Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan: Bersahabat dengan orang faqih, membaca al-Qur’an dan berpuasa.”
(al-Aadab asy-Syar'iyyah Ibnu Muflih jilid 3 halaman 544).
”Tiga hal yang apabila berada dalam diri seseorang,
Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan: Bersahabat dengan orang faqih, membaca al-Qur’an dan berpuasa.”
(al-Aadab asy-Syar'iyyah Ibnu Muflih jilid 3 halaman 544).
Bahaya Sombong dan Takabbur.
Abu Hatim Al-Bastiy rahimahullah mengatakan, “Tidaklah saya melihat seorangpun yang takabbur (sombong dan membanggakan diri) terhadap orang yang dibawahnya (status sosialnya) melainkan pasti Allah Ta’ala memberikan bala’ kepadanya dengan kehinaan terhadap orang yang diatasnya (status sosialnya)”. (Raudhatul ‘Uqalaa’, karya Ibnu Hibban : 62).
Hari-Hari yang Paling Utama di Dunia.
Syaikul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang sepuluh hari pertama di bulan Dzul Hijjah dan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan mana yang lebih utama di antara keduanya..? beliau rahimahullah menjawab, “Sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, dan malam-malam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah lebih utama daripada malam-malam sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah”.
Kebenaran dan Pengamalan.
Abu Darda radhiyallahu 'anhu berkata:
"Tidaklah orang yang berkata kebenaran dan mengamalkannya lebih baik daripada orang yang mendengarkan kebenaran lalu menerimanya." (al-Adab asy-Syar'iyyah Ibnu Muflih).
Ulama yang Sesungguhnya.
Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata,
“Demi Allah, Bukanlah seorang yang ‘alim (ulama) itu adalah orang yang mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, akan tetapi orang yang ‘alim itu adalah: ‘Orang yang mengetahui kebaikan kemudian ia mengikutinya (mengamalkan kebaikan tersebut), dan mengetahui keburukan lalu ia meninggalkan keburukan tersebut karena Allah Ta’ala’.”
(Az-Zuhd, karya Imam Ahmad, hal: 246).
Bakhil.
Al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu'anhuma ditanya tentang bakhil/pelit,
maka beliau menjawab : ”Yaitu seseorang menganggap bahwa apa
yang dia infakkan adalah sirna (tidak mendapat pahala)
dan apa yang dia tahan (tidak diinfakkan) adalah kemuliaan.”
(Al-Adab asy-Syar’iyah Ibnu Muflih).
Hasad.
Mu’awiyah radhiyallahu 'anhu berkata:
”Setiap orang aku bisa membuatnya ridho/rela kepadaku
kecuali orang hasad, karena sesunnguhnya tidak ada yang bisa membuat
dia ridho kecuali hilangnya nikmat yang ada padaku.”.
Hamba Allah Paling Baik.
Dikatakan kepada Sa’id bi Jubair rahimahullah:
”Siapa hamba Allah yang paling baik?” Beliau menjawab: ”Seorang laki-laki yang melakukan dosa dan setiap kali mengingat dosanya dia menganggap kecil amalan ibadahnya”.
Berkhalwat dengan Wanita Bukan Mahram.
Umar bin Abdul ‘Aziz Rahimahullah berkata :
“Jauhilah olehmu berkhalwat (bersepi-sepi) dengan seorang wanita yang tidak ada mahramnya, walaupun hatimu berkata kepadamu agar engkau mengajarinya al-Qur’an”.
(Siratu Umar, karya Ibnul Jauzi rahimahullah : 159).
Orang Ikhlas.
Seringkali Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mencela dan memaki dirinya dengan mengatakan: ”Engkau berbicara dengan ucapan orang shalih yang taat lagi rajin beribadah, dan engkau melakukan perbuatannya orang-orang fasik yang munafik serta riya. Demi Allah ini bukanlah termasuk sifat-sifat orang yang mukhlish (ikhlash)”.
Hakekat Ilmu.
Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:
”Sesungguhnya ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat (hafalan hadits), akan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, syaratnya ittiba’ (meneladani Nabi), dan menjauhi hawa nafsu dan bid’ah.”.
Alim Rabani.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
”Alim Rabbani adalah yang mengajari manusia ilmu (masalah) yang kecil sebelum mengajari masalah yang besar.”.
Syahwat Tersembunyi.
Ibnul Atsir rahimahullah berkata:
”Sesungguhnya syahwat yang tersembunyi adalah keinginan
agar amalanya dilihat oleh manusia.”.
Ketenaran.
Bisyr bin al-Harits rahimahullah berkata:
”Tidak bertaqwa kepada Allah siapa yang menyukai ketenaran.”.
Berpikir Sebelum Melangkah.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:
”Semoga Allah merahmati seorang hamba yang berhenti sejenak
(untuk berfikir) pada keinginannya, apabila keinginannya karena Allah
maka dia mengerjakannya dan apabila karena selainnya
maka dia mengurungkannya.”.
Nafsu dan Agama.
Mujahid rahimahullah berkata:
”Barang siapa mengagung-agungkan nafsunya dia telah
menghinakan agamanya, dan siapa yang menundukkan nafusnya
dia telah memuliakan agamanya.”.
Karunia Allah Kepada Orang Berilmu.
Salah sorang salaf berkata:
”Sesungguhnya ilmu adalah karunia yang Allah berikan
kepada siapa yang dicintai dari hambanya, dia tidak didapatkan karena keturunan (nasab), seandainya dia didapatkan karena keturunan maka manusia yang paling pantas mendapatkannya adalah keturunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”.
Menjaga Muru'ah.
Imam As-Syafi’i rahimahullah berkata:
”Demi Allah seandainya aku mengetahui kalau meminum air dingin bisa merusak nama baikku, maka aku tidak akan meminum kecuali air panas.”.
Ciri Pendusta.
Imam Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal :
“Bagaimana engkau mengetahui para pendusta?”
Beliau menjawab : ”Dari janji-janji mereka.”.
Balasan Orang yang Tunduk Kepada Allah.
Al-Haram bin Hayyaan berkata:
”Tidaklah seorang hamba menghadapkan hatinya kepada Allah,
melainkan Allah akan menghadapkan hati-hati orang yang beriman
kepadanya sampai Allah memberikan rizki kepadanya
berupa kecintaan mereka kepadanya (kepada hamba tersebut)”.
Tiga yang Merusak.
Diriwayatkan bahwa Umar Radhiyallahu 'Anhu berkata :
“Ada tiga yang bisa merusak manusia : para pemimpin yang menyesatkan, debatnya seorang munafik menggunakan Alqur’an
(sedangkan Alqur’an adalah haq) dan kesalahan seorang alim”.
Agar Ilmu Menjadi Indah.
Imam Syafi’i Rahimahullah pernah berkata : “Tidaklah ilmu itu menjadi indah dan baik kecuali dengan tiga perkara : taqwa kepada Allah, mengamalkan Sunnah dan khosyyah (takut kepada Allah)”.
Alim Adalah Dokternya Umat.
Imam Tsauri Rahimahullah pernah berkata :
“Seorang alim adalah dokternya umat ini sedangkan harta adalah penyakitnya. Apabila seorang dokter mengambil penyakit untuk dirinya
lalu bagaimanakah ia mengobati orang lain?”.
Alim yang Tawadhu’.
Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah pernah berkata :
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang alim yang tawadhu’
dan membenci seorang alim yang sombong”.
Penyakit, Pemberi Pelajaran.
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :
“Penyakit-penyakit hanyalah dijadikan sebagai pemberi pelajaran
bagi hamba, tidak semua orang yang sakit itu meninggal”.
Tanda Kebahagiaan.
Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :
“Tanda kebahagiaan adalah keyakinan di hati, wara’ dan zuhud dari dunia, malu dan berilmu”.
Hakikat Akhlaq yang Baik.
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Hakikat akhlaq yang baik adalah mencurahkan segala kebaikan dan menjaga diri dari segala keburukan dan wajah yang berseri”.
Rendah Diri Terhadap Kebenaran.
Luqman al-Hakim berkata kepada anaknya :
“Wahai anakku, rendah dirilah terhadap kebenaran, niscaya kamu menjadi orang yang paling berakal”.
Keutamaan Lapar dan Bangun Malam.
Diriwayatkan bahwa Dzun Nun al-Mishri rahimahullah berkata :
“Laparlah kamu di siang hari dan bangunlah menjelang fajar, niscaya kamu melihat keajaiban dari Sang Maha Raja lagi Maha Kuasa”.
Nasehat bagi Penceramah.
Al Mubarrid rahimahullah pernah berkata :
“Barangsiapa yang memanjangkan ceramahnya dan melamakan perkataannya sungguh dia bisa membuat kebosanan dan membuat perkumpulan menjadi tidak baik”.
Debat Agama.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Berdebat dalam masalah agama membuat hati keras dan melahirkan kebencian”.
Hati Yang Selalu Merasa Cukup.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Selagi anda mempunyai hati yang selalu merasa cukup,
maka anda dan raja dunia adalah sama”.
Orang Kaya Sebenarnya.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Orang kaya yang sebenarnya adalah yang kaya dengan keadaannya,
bukanlah orang kaya itu karena kekayaan dan hartanya”.
Ahli Fiqih Sejati.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya ahli fiqih adalah yang ahli dalam perbuatannya dan bukanlah ahli fiqih yang ahli dengan perkataan dan penjelasannya saja”.
Amalan Yang Paling Berat.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata : “Amalan yang paling berat ada pada tiga : menderma dari yang sedikit, wara’ pada waktu menyendiri dan berkata yang benar kepada orang yang diharapkan dan ditakuti”.
Ilmu Adalah Ilmu Yang Bermanfaat.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata : “Ilmu adalah ilmu yang bermanfaat, bukanlah ilmu yang hanya dihafal”.
Lemah Namun Sombong.
Muhammad ibn Ali ibn Husain pernah berkata : “Sungguh mengherankan bagi orang yang angkuh dan membanggakan dirinya, yang dimana ia diciptakan dari setetes mani kemudian ia menjadi mayat yang busuk dan setelah itu dia tidak tahu akan diapakan dia”.
Amalan Tanpa Ikhlas.
Ibnu al-Qoyyim rahimahullah berkata :
“Amalan tanpa adanya ikhlas dan tanpa mengikuti Rasul -shallahu 'alaihi wasallam- seperti seorang musafir yang mengisi kantongnya dengan pasir, memberatkannya namun tidak bermanfaat baginya”.
Hikmah, Tafakkur dan Ibrah.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Barangsiapa yang perkataannya tidak mengandung hikmah maka itu adalah main-main, barangsiapa yang diamnya bukan tafakkur maka itu adalah kelalaian dan barangsiapa yang pandangannya bukan untuk mencari ibrah maka itu adalah kesia-siaan”.
Kufur Nikmat Terhadap Kebaikan Manusia.
Ibnu Atsir rahimahullah berkata :
“Barangsiapa yang kebiasaan dan tabi’atnya mengingkari nikmat dari manusia dan tidak berterima kasih kepada mereka, maka menjadi kebiasaannya pula kufur terhadap nikmat Allah dan tidak bersyukur kepadaNya ”.
Ingatlah Selalu Kepada Allah.
Salman al-Farisi radiyallahu 'anhu berkata : “Ingatlah Allah pada setiap waktu dimana keinginanmu muncul, pada waktu tanganmu melakukan sumpah dan juga pada waktu kamu memutuskan satu hukum”.
Barangsiapa Menyayangi, Dia Akan Disayangi.
Luqman al-Hakim berkata : “Barangsiapa menyayangi,
dia akan disayangi. Barangsiapa mendengarkan baik-baik, dia akan faham. Barangsiapa diam, dia akan selamat. Barangsiapa memperbanyak kebaikan, dia akan beruntung. Barangiapa mendzalimi orang, dia berdosa. Barangsiapa menyakiti orang, dia akan menyesal dan barangsiapa mempergauli manusia dengan baik, dia akan bahagia”.
Janganlah Kamu…!
Umar bin Abdul Aziz berkata :
“Janganlah sekali-kali kamu mendatangi pintu-pintu para penguasa walaupun kamu memerintahkan mereka kebaikan atau melarang mereka dari keburukan, dan janganlah sekali-kali kamu berduaan dengan wanita walaupun kamu mengajarinya salah satu surat dari Alqur'an, dan janganlah sekali-kali kamu menemani orang yang mendurhakai orang tua, dia tidak akan menerima kamu karena dia kepada kedua orangtuanya saja telah durhaka”.
Manfaat Besar Menuntut Ilmu.
Imam Syafi’i pernah berkata : “Barangsiapa mempelajari Alqur'an maka tinggilah martabatnya, barangsiapa mempelajari ilmu fiqih maka mulialah kedudukannya, barangsiapa menulis hadits maka kuatlah hujjahnya, barangsiapa mempelajari ilmu hitung maka ariflah sisi pandangnya, barangsiapa mempelajari bahasa maka lembutlah tabiatnya, dan barangsiapa tidak bisa menjaga dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya”.
Simpanan Rahasia.
Umar ibn Abdul Aziz pernah berkata :
“Dada adalah tempat menyimpan rahasia, bibir adalah kuncinya, lisan adalah anak kunci pembukanya, maka hendaklah setiap orang menjaga.
Mengingat Allah dan Mengingat Manusia.
Umar radiyallahu 'anhu berkata :
“Selalu ingatlah kalian kepada Allah, karena itu adalah obat penyembuh,
dan janganlah kalian mengingat manusia, karena itu adalah penyakit”.
Gembira dan Sedih.
Ikrimah rahimahullah pernah berkata :
“Semua orang itu pasti bergembira dan bersedih, tapi jadikanlah kegembiraan itu sebagai syukur dan kesedihan itu sebagai sabar ”.
Alasan Untuk Saudara Seiman.
Abu Qilabah rahimahullah berkata :
“Apabila engkau mendengar dari saudaramu sesuatu yang engkau tidak suka maka carilah sebisa mungkin alasan untuknya, apabila kamu tidak menemukan alasan maka katakan dalam dirimu : Barangkali saudaraku
memiliki alasan yang saya tidak mengetahuinya”.
Melihat Bid'ah yang Tidak Dirubah.
Abu Idris al-Khaulani rahimahullah berkata :
“Aku melihat di pojok masjid ada api yang berkobar itu lebih aku sukai
daripada aku melihat ada satu bid’ah yang tidak dirubah”.
Mengikuti Sunnah Rasulullah.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Jika kalian mendapatkan sunnah milik Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam, maka ikutilah dan jangan menoleh kepada pendapat siapapun”.
Lima Perkara Pada Shahabat dan Tabi’in.
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata :
“Lima perkara yang ada pada para Shahabat Rasulullah dan para Tabi’in (pengikut) mereka dengan baik : menetapi jama’ah, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca Alqur'an dan jihad di jalan Allah”.
Pangkal Ketaatan dan Pangkal Maksiat.
Hatim al-Ashamm rahimahullah berkata :
“Pangkal ketaatan adalah tiga perkara :
sedih, ridho dan cinta.
Sedangkan pangkal maksiat adalah tiga perkara :
sombong, tamak dan hasad ”.
Bekal Terburuk di Akhirat.
Fudhail ibn Iyadh rahimahullah berkata :
“Seburuk-buruk bekal menuju akhirat adalah aniaya (permusuhan)
terhadap para hamba Allah”.
Sadarlah dan Bersiaplah.
Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Sadarlah wahai orang-orang yang lalai, karena kafilah telah bergerak.
Dan di pagi hari, terpujilah orang-orang yang telah bersiap-siap”.
Jika Hati Mati Dan Hidup.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata :
“Sesungguhnya hati itu mati dan hidup. Jika hati mati, maka paksalah dia untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban. Jika hati telah kau hidupkan, maka berilah pelajaran dengan amalan-amalan sunnah”.
Tidak Tamak Terhadap Dunia.
Ahli hikmah mengatakan :
“Barangsiapa beriman kepada akhirat, maka dia tidak akan tamak
terhadap dunia”.
Mulianya Akhirat dan Hinanya Dunia.
Abu Sulaiman ad – Daroni rahimahullah berkata :
“Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”.
Kepada Siapa Kita Berbuat Salah.
Bilal Ibn Sa’ad rahimahullah berkata :
“Janganlah kau lihat kecilnya kesalahan,
tapi lihatlah kepada siapa kau berbuat salah”.
Mengambil Hikmah dari Setiap Orang.
Abdullah Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata :
“Ambillah hikmah dari orang yang kamu dengar darinya. Karena seseorang terkadang bicara hikmah padahal dia bukan ahli hikmah. Hikmah itu bagaikan panah yang meluncur bukan dari ahli panah”.
Sibuk Dengan Aib Sendiri.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
“Apabila seseorang itu berfikir dan wara’, maka dia akan disibukkan dengan aibnya sendiri daripada mengurusi aib orang lain. Bagaikan orang sakit, dia sibuk dengan sakitnya dan tidak mengurusi sakit orang lain”.
Tamu dan Titipan.
Abdullah Ibn Mas’ud radiyallahu 'anhu berkata :
“Setiap kalian hanyalah tamu dan hartanya adalah titipan. Maka tamu itu akan berpamit dan harta itu akan dikembalikan kepada pemiliknya”.
Menjadi Seorang ‘Alim.
Umar Ibn Khattab radiyallahu 'anhu berkata :
“Seseorang tidak akan menjadi orang ‘alim, sampai dia tidak hasad terhadap yang lebih tinggi, tidak meremehkan yang lebih rendah dan tidak mengambil upah dari amalannya”.
Sedikit Tapi Cukup.
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
“Sesuatu yang sedikit tapi mencukupi lebih baik daripada yang banyak tapi melalaikan".
Menghargai Orang Lain.
Imam Syafi’i berkata :
“Barangsiapa menghargai orang-orang, maka orang-orangpun akan menghargainya, dan barangsiapa meremehkan orang,
maka dia tidak akan dihargai”.
Kebutuhan Manusia Kepada Ilmu.
Imam Ahmad rahimahullah berkata : “Manusia lebih butuh kepada ilmu daripada kepada makanan dan minuman. Seseorang butuh kepada makanan dan minuman dalam sehari sekali atau dua kali, sedangkan kebutuhannya terhadap ilmu sebanyak hirupan nafasnya”.
Khauf dalam Ucapan.
Ibnul Katib rahimahullah berkata : “Apabila khauf ( takut ) tinggal di hati,
maka lidah tidak akan mengucap kecuali untuk yang berguna”.
Meneteskan Air Mata.
Abdullah ibn ‘Amr ibn ‘Ash radiyallahu 'anhu berkata :
“Sungguh, saya meneteskan setetes air mata karena takut kepada Allah,
lebih saya cintai daripada bersedekah 1000 dinar”.
Mengoreksi Diri.
Maimun ibn Mihran rahimahullah berkata :
“Tidaklah seseorang termasuk bertaqwa sehingga dia mengoreksi dirinya lebih daripada dia mengoreksi teman dekatnya, sehingga diapun tahu dari mana makanannya, dari mana pakaiannya, dari mana minumnya,
apakah dari yang halal ataukah haram”.
Gembira dan Tertipu.
Bilal Ibn Sa’ad rahimahullah berkata :
“Banyak orang gembira yang tertipu. Dia makan, minum dan tertawa,
padahal telah jelas di dalam kitab Allah bahwa dia
adalah bahan bakar neraka”.
Antara Jiwa yang Lapar dan Hati.
Abu Sulaiman ad-Darooni rahimahullah berkata :
”Sesungguhnya jiwa itu apabila lapar dan haus,
maka jernihlah hatinya dan lagi lembut.
Dan jiwa itu apabila kenyang dan segar dari minum,
maka matilah hatinya”.
Diam dan Ridho manusia.
Luqman al-Hakim berkata :
“ Diam itu hikmah tapi sedikit pelakunya”.
Imam Syafi’i rahimahullah berkata :
” Menggapai ridho manusia adalah tujuan yang tak mungkin dicapai”.
Penyebab Matinya Hati.
Shahabat Umar ibn Khattab radiyallahu 'anhu berkata :
“Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya. Barangsiapa yang banyak salahnya, maka sedikitlah rasa malunya. Barangsiapa yang sedikit malunya, maka sedikit pula sikap wara’nya. Dan barangsiapa sedikit sikap wara’nya, maka matilah hatinya”.
Antara Anak Dunia dan Anak Akhirat.
Ali Ibnu Abi Thalib radiyallahu 'anhu berkata :
“ Ketahuilah, bahwa sesungguhnya dunia telah pergi menjauh dan ketahuilah juga bahwa Akhirat telah datang mendekat. Keduanya punya anak.
Jadilah kamu anak – anak akhirat dan janganlah jadi anak – anak dunia. Karena sesungguhnya hari ini amal tanpa hisab, dan esok hisab tanpa amal”.
Hawa Nafsu dan Panjang Angan – Angan.
Ali Ibnu Abi Thalib radiyallahu 'anhu berkata :
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan – angan. Mengikuti hawa nafsu membuat lari dari kebenaran, adapun panjang angan – angan membuat lupa Akhirat”.
Mengingat Mati dan Sedikit Bicara.
Imam al-Auza’i rahimahullah berkata :
” Barangsiapa banyak mengingat mati, dia akan merasa cukup dengan yang sedikit. Barangsiapa tahu bahwa perkataannya adalah termasuk dari perbuatannya, maka dia akan sedikit bicaranya”.
Duniamu dan Akhiratmu.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, seorang ‘alim lagi ‘abid dari kalangan tabi’in, beliau berkata : “ Wahai anak Adam, juallah duniamu untuk akhiratmu, niscaya kamu untung di keduanya, dan janganlah kamu jual akhiratmu untuk duniamu, karena kamu akan rugi di keduanya. Singgah di dunia ini sebentar, sedangkan tinggal di akhirat sana sangatlah panjang”.
Bersusah-payah di Dunia untuk Meraih Kenikmatan Abadi.
Ibnul Qayyim berkata,
“Orang-orang yang berakal sehat dari setiap umat telah bersepakat
bahwa kenikmatan akhirat tidak akan dapat diraih dengan
kenikmatan dunia, dan bahwa barangsiapa yang menginginkan
untuk beristirahat di akhirat maka ia akan bekerja keras dunia
karena seseorang akan mendapatkan kenikmatan akhirat
sesuai dengan tenaga yang ia kerahkan di dunia untuk meraihnya.”.
Tidak Takut Mati.
Salamah bin Dinar rahimahullah berkata,
“Setiap perbuatan yang Anda tidak mau apabila kematian menjemput Anda
saat Anda sedang melakukannya, maka tinggalkanlah!
Apabila Anda berhasil melakukannya, maka tidak masalah
kapan saja Anda akan meninggal dunia.”
(Shifatus Shafwah, Karya Ibnul Jauzi).
Mampukah Setan Menghalangi Antara Anda dan Rahmat Allah?
Qatadah as-Sadusi rahimahullah berkata,
“Wahai anak Adam, setan akan mendatangimu dari segala arah,
hanya saja ia tidak mendatangimu dari atasmu, karena setan
tidak mampu menghalangi antara Anda dan rahmat Allah.”
(Ighatsatul Lahfan, karya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah).
Rahasia.
Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tidaklah seorang hamba merahasiakan sesuatu, melainkan Allah akan menampakkannya melalui raut wajah dan kata-kata yang terucap dari lisannya.” (al-Adab asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih).
Terimalah Kebenaran Tolaklah Kebatilan!
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Siapa saja yang datang kepadamu membawa kebenaran, maka terimalah kebenaran itu darinya meskipun dia adalah orang yang jauh darimu dan engkau membencinya. Sebaliknya, siapa saja yang datang kepadamu membawa kebatilan, maka tolaklah kebatilan itu darinya meskipun dia adalah orang yang dekat kepadamu dan engkau mencintainya.”.
Hamba yang Dicintai Allah.
Abu ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
“Sesungguhnya hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang mencintai Allah dan berusaha membimbing orang lain untuk mencintai Allah.” (Shahih Kitab az-Zuhd, Waki’).
Orang Sombong Akan Terhina.
Abu Hatim al-Basti rahimahullah pernah berkata,
“Tidaklah aku melihat seseorang menyombongkan diri terhadap
orang yang berada di bawahnya, melainkan Allah akan mengujinya dengan perasaan rendah diri dan hina dari orang yang berada di atasnya.”
(Raudhatul ‘Uqala, karya Ibnu Hibban).
Musibah, Awalnya Besar Kemudian Mengecil.
Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Tidaklah Allah menciptakan sesuatu melainkan pada mulanya kecil kemudian membesar, kecuali musibah; Karena sesungguhnya Allah menciptakannya besar pada awalnya kemudian mengecil.”
(Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr).
Mengingkari Janji.
al-Mutsanna bin Haritstah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Mati karena kehausan lebih aku sukai daripada aku mengingkari janji
yang pernah aku ucapkan.” (Bahjahtul Majalis).
Pemberi Nasehat yang Melupakan Dirinya Sendiri.
Jundub al-Bajali radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Perumpamaan orang yang memberikan nasehat dan peringatan kepada orang lain akan tetapi ia melupakan dirinya sendiri adalah bagaikan sebuah lilin yang memberikan penerangan kepada sekelilingnya sedangkan dirinya sendiri terbakar api.” (Kitab az-Zuhd, karya Imam Ahmad).
___________________
Sumber: http://www.alsofwah.or.id/
0 komentar:
Posting Komentar