Pertanyaan :
Assalamu’alaikum. Saya wanita 30 tahun, sudah menikah, dari remaja kalau saya datang bulan tidak teratur dan merasakan nyeri di bagian perut. Setelah agak dewasa saya konsumsi jamu-jamu yang berakibat mengurangi rasa sakit dan jadi teratur. Setelah saya menikah, sakit itu timbul lagi, terakhir ini sakitnya berubah di bawah perut.
Mohon penjelasan, pernah check ke dokter tapi katanya tidak apa-apa. Dan kebetulan saya sudah lama menikah tapi belum dikaruniai momongan, suami saya susah untuk diajak berobat atau berusaha. Mohon nasihat dan jalan apa yang harus dilakukan.
Terima kasih banyak. Dari: Tri.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu berikan kepada tim kami.
Terkait dengan keluhan Ibu, ada beberapa penjelasan yang dapat kami berikan, yakni:
1. Nyeri saat datang bulan.
Nyeri saat datang bulan, alias dismenorrhea, dapat dikategorikan menjadi 2, yakni nyeri primer, dimana nyeri terjadi murni akibat proses fisiologis, terjadi kontraksi otot rahim yang sangat kuat ketika haid, sehingga menjepit pembuluh darah dan menurunkan suplai darah ke jaringan sekitar selama beberapa saat –hal ini memicu timbulnya nyeri-, dan nyeri sekunder, yakni nyeri yang terjadi pada individu dengan penyakit pada organ kesuburannya, seperti kista, polip, atau mioma pada rahim, endometriosis, dan lainnya.
Intensitas nyeri juga bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat, dan bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya, bahkan antara satu siklus dengan siklus lainnya pada satu orang wanita. Jadi tidak melulu nyeri haid diasosiasikan dengan adanya penyakit pada rahim. Jika memang telah dilakukan pemeriksaan dengan seksama, baik melalui pemeriksaan dalam, dan USG, namun tidak didapati kelainan apapun, maka kemungkinan besar yang Ibu alami adalah jenis nyeri haid primer.
2. Siklus haid yang tidak teratur pada saat remaja sampai beberapa tahun setelahnya merupakan hal yang cukup lazim terjadi, dan juga tidak melulu diasosiasikan dengan adanya penyakit.
3. Belum dikaruniai keturunan.
Keturunan merupakan dambaan setiap pasangan suami istri, dan Allah Ta’alamenakdirkannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Ada yang lekas dikaruniai keturunan, dan ada yang memerlukan waktu bertahun-tahun hingga belasan tahun untuk memperolehnya.
Dalam dunia kedokteran sendiri, jika pasangan usia subur yang telah menikah selama 12 bulan, dan rutin berhubungan tanpa pelindung, belum dikaruniai keturunan, maka dinamakan dengan infertilitas primer. Solusinya memang memerlukan keterlibatan kedua belah pihak, dan tes kesuburan harus dijalani oleh kedua belah pihak. Dari hasil tes kesuburan ini dapat diketahui, dimana letak permasalahan infertilitas, dan setelahnya dapat ditentukan langkah-langkah penanganannya.
Pemeriksaan salah satu saja tanpa yang lainnya, mungkin dapat menemukan solusi jika memang gangguan ada pada pihak yang diperiksa, namun jika justru berada pada yang tidak diperiksa? Oleh karenanya, kami sarankan Ibu untuk mengomunikasikan keinginan dan harapan Ibu dengan lembut, sembari terus berdoa agar Allah Ta’ala mengubah hati suami Ibu menjadi lebih bersemangat untuk berusaha, dan mengaruniakan keturunan yang sehat dan shalih.
Semoga ada manfaatnya
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan Konsultasi Syariah)
http://www.konsultasisyariah.com/kesehatan-haid-terus-menerus-dan-telat-punya-momongan/
Assalamu’alaikum. Saya wanita 30 tahun, sudah menikah, dari remaja kalau saya datang bulan tidak teratur dan merasakan nyeri di bagian perut. Setelah agak dewasa saya konsumsi jamu-jamu yang berakibat mengurangi rasa sakit dan jadi teratur. Setelah saya menikah, sakit itu timbul lagi, terakhir ini sakitnya berubah di bawah perut.
Mohon penjelasan, pernah check ke dokter tapi katanya tidak apa-apa. Dan kebetulan saya sudah lama menikah tapi belum dikaruniai momongan, suami saya susah untuk diajak berobat atau berusaha. Mohon nasihat dan jalan apa yang harus dilakukan.
Terima kasih banyak. Dari: Tri.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu berikan kepada tim kami.
Terkait dengan keluhan Ibu, ada beberapa penjelasan yang dapat kami berikan, yakni:
1. Nyeri saat datang bulan.
Nyeri saat datang bulan, alias dismenorrhea, dapat dikategorikan menjadi 2, yakni nyeri primer, dimana nyeri terjadi murni akibat proses fisiologis, terjadi kontraksi otot rahim yang sangat kuat ketika haid, sehingga menjepit pembuluh darah dan menurunkan suplai darah ke jaringan sekitar selama beberapa saat –hal ini memicu timbulnya nyeri-, dan nyeri sekunder, yakni nyeri yang terjadi pada individu dengan penyakit pada organ kesuburannya, seperti kista, polip, atau mioma pada rahim, endometriosis, dan lainnya.
Intensitas nyeri juga bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat, dan bervariasi antara satu wanita dengan yang lainnya, bahkan antara satu siklus dengan siklus lainnya pada satu orang wanita. Jadi tidak melulu nyeri haid diasosiasikan dengan adanya penyakit pada rahim. Jika memang telah dilakukan pemeriksaan dengan seksama, baik melalui pemeriksaan dalam, dan USG, namun tidak didapati kelainan apapun, maka kemungkinan besar yang Ibu alami adalah jenis nyeri haid primer.
2. Siklus haid yang tidak teratur pada saat remaja sampai beberapa tahun setelahnya merupakan hal yang cukup lazim terjadi, dan juga tidak melulu diasosiasikan dengan adanya penyakit.
3. Belum dikaruniai keturunan.
Keturunan merupakan dambaan setiap pasangan suami istri, dan Allah Ta’alamenakdirkannya berbeda-beda satu dengan yang lain. Ada yang lekas dikaruniai keturunan, dan ada yang memerlukan waktu bertahun-tahun hingga belasan tahun untuk memperolehnya.
Dalam dunia kedokteran sendiri, jika pasangan usia subur yang telah menikah selama 12 bulan, dan rutin berhubungan tanpa pelindung, belum dikaruniai keturunan, maka dinamakan dengan infertilitas primer. Solusinya memang memerlukan keterlibatan kedua belah pihak, dan tes kesuburan harus dijalani oleh kedua belah pihak. Dari hasil tes kesuburan ini dapat diketahui, dimana letak permasalahan infertilitas, dan setelahnya dapat ditentukan langkah-langkah penanganannya.
Pemeriksaan salah satu saja tanpa yang lainnya, mungkin dapat menemukan solusi jika memang gangguan ada pada pihak yang diperiksa, namun jika justru berada pada yang tidak diperiksa? Oleh karenanya, kami sarankan Ibu untuk mengomunikasikan keinginan dan harapan Ibu dengan lembut, sembari terus berdoa agar Allah Ta’ala mengubah hati suami Ibu menjadi lebih bersemangat untuk berusaha, dan mengaruniakan keturunan yang sehat dan shalih.
Semoga ada manfaatnya
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan Konsultasi Syariah)
http://www.konsultasisyariah.com/kesehatan-haid-terus-menerus-dan-telat-punya-momongan/
0 komentar:
Posting Komentar