Bahaya Medis Hubungan Intim Ketika Hamil ~ Indahnya Mutiara Sunnah

Pertanyaan:

Assalamua’laikum Dok. Pertanyaan saya, adakah efek berhubungan saat istri sedang hamil? Dan bagaimanakah posisi yang baik?

Terima kasih sebelumnya. Dari: Hendri.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh. Terima kasih atas pertanyaan yang Bapak berikan kepada kami.

Berhubungan intim dengan istri saat istri sedang mengandung secara umum tidak mengapa dilakukan dan tidak memiliki dampak pada kehamilan yang sehat/tanpa masalah. Kontraksi yang disebabkan oleh hubungan intim tidak sama dengan kontraksi saat akan melahirkan, sehingga tidak memicu kelahiran bayi.

Meski demikian, pada beberapa kondisi dibawah ini, sebaiknya suami istri berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter kandungan mengenai boleh tidaknya berhubungan saat hamil, karena risiko pada janin meningkat.

Ibu dengan riwayat keguguran berulang, atau memiliki faktor risiko keguguran
Ibu dengan risiko persalinan prematur (adanya kontraksi rahim yang kuat sebelum usia kehamilan 37 minggu)
Ibu dengan pendarahan per vagina, sekret, atau kram perut tanpa sebab yang jelas.
Ibu dengan kebocoran cairan amnion atau membran amnion telah pecah
Leher rahim Ibu membuka terlalu cepat
Plasenta yang menutupi jalan lahir
Ibu dengan kehamilan kembar (2, 3 atau lebih).

Pada awal kehamilan, hubungan dapat dilakukan dengan posisi konvensional, namun seiring dengan makin membesarnya kandungan, diatas 4 bulan, disarankan untuk mencoba posisi lain, seperti posisi menyamping, atau posisi lain yang nyaman bagi suami dan istri. Dokter kandungan dapat membantu menginformasikan beberapa pilihan posisi ketika kehamilan sudah semakin membesar.

Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan KonsultasiSyariah.com)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

http://www.konsultasisyariah.com/bahaya-medis-hubungan-intim-ketika-hamil/

Mutiara Hikmah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahulloh berkata, "Sebagaimana tidak ada generasi yang lebih sempurna dari para sahabat, maka tidak ada pula kelompok yang lebih sempurna dari para pengikut mereka. Maka dari itu, siapa saja yang lebih kuat dan bersunggguh sungguh dalam mengikuti Hadits dan Sunnah Rosululloh serta jejak para sahabat, maka mereka lebih sempurna. Kelompok yang seperti ini akan lebih utama dalam hal persatuan, petunjuk, berpegang teguh dengan tali (agama) Allah, dan akan lebih selamat dari perpecahan, perselisihan dan fitnah. Dan barangsiapa yang menyimpang jauh dari Sunnah Rosululloh dan jejak para sahabat, maka mereka akan semakin jauh dari rahmat Allah dan akan lebih mudah terjerumus dalam fitnah". (Minhajus Sunnah, 6/368).

Mutiara Nasehat

Nasehat yang indah dari Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah, beliau berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasehati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku sendiri. Akupun tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya.. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasehat. Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah subhanahu wataala, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya. Namun dengan berkumpulnya Ilmu para ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan.. Maka terus-meneruslah berada pada majelis-mejelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah mengampuni kalian. Bisa jadi ada satu kata yang terdengar di sana dan kata itu merendahkan diri kita namun sangat bermanfaat (bagi kita). Bertakwalah kalian semua kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”. [Mawai’zh lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 185]

Indahnya Mutiara Sunnah

Bahaya Medis Hubungan Intim Ketika Hamil

0 komentar:

Posting Komentar

Mutiara Manhaj

Mutiara Hikmah

Kategori

Mutiara Nasehat

Sering di Baca

Pemilik Blog

Blog Archive