Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.
43. BANYAKNYA KAUM WANITA DAN SEDIKITNYA KAUM PRIA.
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Sungguh aku akan memberitakan kepada kalian sebuah hadits yang tidak akan diriwayatkan oleh seorang pun sesudahku, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Ada yang berpendapat bahwa hal itu disebabkan banyaknya fitnah (peperangan), sehingga banyak kaum pria yang terbunuh, karena mereka adalah orang-orang yang selalu melakukan peperangan dan bukan kaum wanita. [2].
Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu disebabkan banyaknya penaklukan, yang berakibat banyak pula tawanan wanita, sehingga seorang laki-laki banyak mendapatkan para wanita tawanan yang bisa disetubuhi olehnya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Pendapat tersebut perlu dipertimbangkan, karena beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam jelas-jelas menyatakan jumlah (laki-laki) yang sedikit dalam hadits Abu Musa... beliau bersabda:
Kami katakan: Tidak ada alasan yang menghalangi bahwa hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibnu Hajar, juga sebab-sebab lain yang menyebabkan sedikitnya kaum pria dan banyaknya kaum wanita, seperti terjadinya berbagai fitnah yang menimbulkan peperangan. Dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim hadits yang menunjukkan bahwa banyaknya kaum wanita dan sedikitnya kaum pria disebabkan perginya kaum pria berperang dan kaum wanita yang tinggal (di rumah), dan biasanya yang banyak membinasakan kaum pria adalah banyaknya peperangan. Lafazh Muslim adalah sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:
Yang dimaksud lima puluh di sini bukanlah jumlah secara hakiki, sebab dijelaskan di dalam hadits Abu Musa Radhiyallahu anhu :
Bilangan tersebut sebagai majaz yang berarti banyak, walallaahu a’lam.
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
_______
Footnote
[1]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, dalam al-Fat-hul), Shahiih Muslim kitab al-Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi Aakhiriz Zamaan (XVI/221, dalam Syarah an-Nawawi), dan Jaami’ at-Tirmidzi, bab Maa Jaa-a fii Asyraatis Saa’ah (VI/448) (no. 2301).
[2]. Lihat at-Tadzkirah (hal. 639), Syarh an-Nawawi Shahiih Muslim (VII/96-97), dan Fat-hul Baari (I/ 179).
[3]. Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau-in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/96, Syarh an-Nawawi).
[4]. Fat-hul Baari (I/179).
[5]. Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi, bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan (XVI/ 221, Syarh an-Nawawi).
[6]. Shahiih Muslim, (VII/96, Syarh an-Nawawi).
http://almanhaj.or.id/content/833/slash/0/42-45-banyaknya-persaksian-palsu-banyaknya-kaum-wanita-banyaknya-kematian-mendadak/
43. BANYAKNYA KAUM WANITA DAN SEDIKITNYA KAUM PRIA.
Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Sungguh aku akan memberitakan kepada kalian sebuah hadits yang tidak akan diriwayatkan oleh seorang pun sesudahku, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ، وَيَقِلَّ الرِّجَالُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ.
‘Di antara tanda-tanda Kiamat adalah sedikitnya ilmu, merajalelanya kebodohan, merajalelanya zina, banyaknya kaum wanita, dan sedikitnya kaum pria, hingga untuk lima puluh orang wanita hanya ada satu orang laki-laki yang mengurusnya.’” [1].Ada yang berpendapat bahwa hal itu disebabkan banyaknya fitnah (peperangan), sehingga banyak kaum pria yang terbunuh, karena mereka adalah orang-orang yang selalu melakukan peperangan dan bukan kaum wanita. [2].
Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu disebabkan banyaknya penaklukan, yang berakibat banyak pula tawanan wanita, sehingga seorang laki-laki banyak mendapatkan para wanita tawanan yang bisa disetubuhi olehnya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Pendapat tersebut perlu dipertimbangkan, karena beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam jelas-jelas menyatakan jumlah (laki-laki) yang sedikit dalam hadits Abu Musa... beliau bersabda:
مِنْ قِلَّةِ الرِّجَالِ وَكَثْرَةِ النِّسَاءِ.
“Karena sedikitnya kaum pria dan banyaknya kaum wanita.” [3]. Yang jelas hal itu benar-benar sebagai tanda bukan karena sebab lainnya. Bahkan Allah mentakdirkan pada akhir zaman sedikitnya anak laki-laki yang dilahirkan, dan banyaknya anak wanita yang dilahirkan. Keadaan banyaknya wanita sebagai tanda Kiamat sesuai dengan menyebarnya kebodohan dan diangkatnya ilmu [4].Kami katakan: Tidak ada alasan yang menghalangi bahwa hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ibnu Hajar, juga sebab-sebab lain yang menyebabkan sedikitnya kaum pria dan banyaknya kaum wanita, seperti terjadinya berbagai fitnah yang menimbulkan peperangan. Dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim hadits yang menunjukkan bahwa banyaknya kaum wanita dan sedikitnya kaum pria disebabkan perginya kaum pria berperang dan kaum wanita yang tinggal (di rumah), dan biasanya yang banyak membinasakan kaum pria adalah banyaknya peperangan. Lafazh Muslim adalah sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:
...وَيَذْهَبُ الرِّجَالُ وَتَبْقَى النِّسَاءُ حَتَّـى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ.
“… dan pergilah kaum pria dan tetap tinggallah kaum wanita, sehingga lima puluh orang wanita berada di bawah (tanggung jawab) satu orang pria.” [5].Yang dimaksud lima puluh di sini bukanlah jumlah secara hakiki, sebab dijelaskan di dalam hadits Abu Musa Radhiyallahu anhu :
وَيُرَى الرَّجُلُ يَتْبَعُهُ أَرْبَعُونَ امْرَأَةً يَلُذْنَ بِهِ.
“Dan akan disaksikan satu orang laki-laki diikuti oleh 40 wanita, mereka bersenang-senang dengannya.” [6].Bilangan tersebut sebagai majaz yang berarti banyak, walallaahu a’lam.
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
_______
Footnote
[1]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-‘Ilmu bab Raf’ul ‘Ilmi wa Zhuhuurul Jahli (I/178, dalam al-Fat-hul), Shahiih Muslim kitab al-Ilmi bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan fi Aakhiriz Zamaan (XVI/221, dalam Syarah an-Nawawi), dan Jaami’ at-Tirmidzi, bab Maa Jaa-a fii Asyraatis Saa’ah (VI/448) (no. 2301).
[2]. Lihat at-Tadzkirah (hal. 639), Syarh an-Nawawi Shahiih Muslim (VII/96-97), dan Fat-hul Baari (I/ 179).
[3]. Shahiih Muslim, kitab az-Zakaah, bab Kullu Nau-in minal Ma’ruuf Shadaqah (VII/96, Syarh an-Nawawi).
[4]. Fat-hul Baari (I/179).
[5]. Shahiih Muslim, kitab al-‘Ilmi, bab Raf’ul ‘Ilmi wa Qabdhahu wa Zhuhuurul Jahli wal Fitan (XVI/ 221, Syarh an-Nawawi).
[6]. Shahiih Muslim, (VII/96, Syarh an-Nawawi).
http://almanhaj.or.id/content/833/slash/0/42-45-banyaknya-persaksian-palsu-banyaknya-kaum-wanita-banyaknya-kematian-mendadak/
0 komentar:
Posting Komentar