Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.
11. PEPERANGAN DENGAN BANGSA ‘AJAM [1].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan datang hari Kiamat hingga kalian memerangi bangsa Khuz [2] dan bangsa Karman [3] dari kalangan bangsa ‘Ajam, bermuka merah, berhidung hidung pesek, bermata sipit, wajah-wajah mereka bagaikan tameng yang dilapisi kulit dan terompah-terompah mereka terbuat dari bulu.” [4].
Telah berlalu pada pembahasan peperangan dengan bangsa Turk penyebutan sifat-sifat mereka yang dijelaskan dalam hadits-hadits tentang peperangan melawan mereka. Dalam hadits ini dijelaskan tentang peperangan melawan bangsa Khuz juga Karman, keduanya bukan dari negeri Turk, bahkan dari negeri ‘Ajam. Akan tetapi, sifat-sifat mereka sama dengan sifat-sifat bangsa Turk.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Mungkin bisa dijawab bahwa hadits ini bukan hadits tentang peperangan melawan bangsa Turk, akan tetapi keduanya sama-sama diperingatkan bahwa keduanya akan keluar.” [5].
Kami katakan : Pendapat ini diperkuat oleh riwayat Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‘Hampir saja Allah memenuhi tangan-tangan kalian dengan orang-orang ‘Ajam, kemudian mereka menjadi singa-singa yang tidak akan pernah lari, lalu mereka akan berperang dengan peperangan kalian, dan memakan harta rampasan (fai’) kalian.’” [6].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‘Hampir saja di kalangan kalian banyak orang ‘Azam sebagai singa-singa yang tidak pernah lari, lalu mereka berperang dengan peperangan kalian, dan memakan harta rampasan (fai’) kalian.” [7].
Berdasarkan hal itu, maka peperangan dengan kaum ‘Ajam merupakan salah satu tanda-tanda Kiamat.
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
11. PEPERANGAN DENGAN BANGSA ‘AJAM [1].
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا خُوزًا وَكَرْمَانَ مِنَ اْلأَعَاجِمِ حُمْرَ الْوُجُوهِ فُطْسَ اْلأُنُوفِ، صِغَارَ اْلأَعْيُنِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ، نِعَالُهُمُ الشَّعَرُ.
Telah berlalu pada pembahasan peperangan dengan bangsa Turk penyebutan sifat-sifat mereka yang dijelaskan dalam hadits-hadits tentang peperangan melawan mereka. Dalam hadits ini dijelaskan tentang peperangan melawan bangsa Khuz juga Karman, keduanya bukan dari negeri Turk, bahkan dari negeri ‘Ajam. Akan tetapi, sifat-sifat mereka sama dengan sifat-sifat bangsa Turk.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Mungkin bisa dijawab bahwa hadits ini bukan hadits tentang peperangan melawan bangsa Turk, akan tetapi keduanya sama-sama diperingatkan bahwa keduanya akan keluar.” [5].
Kami katakan : Pendapat ini diperkuat oleh riwayat Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يُوشِكُ أَنْ يَمْلأَ اللهُ k أَيْدِيَكُمْ مِنَ الْعَجَمِ، ثُمَّ يَكُونُـوا أُسْدًا لاَ يَفِرُّونَ فَيَقْتُلُونَ مُقَاتِلَتَكُمْ وَيَأْكُلُونَ فَيْئَكُمْ.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يُوشِكُ أَنْ يَكْثُرَ فِيْكُمْ مِنَ الْعَجَمِ أُسْدٌ لاَ يَفِرُّونَ، فَيَقْتُلُونَ مُقَاتِلَتَكُمْ، وَيَأْكُلُونَ فَيْئَكُمْ.
Berdasarkan hal itu, maka peperangan dengan kaum ‘Ajam merupakan salah satu tanda-tanda Kiamat.
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
_______
Footnote
[1]. ‘Ajam adalah bangsa selain Arab, bentuk tunggalnya ‘ajamiyyun seperti kata ‘arabiyyun bentuk jamaknya ‘Arab.
[2]. (خُوْزُ) dengan didhammahkan huruf awalnya, disukunkan huruf keduanya dan akhirnya adalah huruf zay. Negeri Khuzistan, disebut juga al-Khuz, negeri tersebut termasuk negeri-negeri al-Ahwaz keturunan ‘Azam, dan dikatakan pula bahwa al-Khuz adalah satu bagian dari kaum ‘Azam.
Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (II/404), dan Fat-hul Baari (VI/607).
[3]. (كَرْمَانُ) dengan huruf yang difat-hahkan, lalu disukunkan dan akhirnya adalah huruf nun, terkadang huruf kafnya dikasrahkan, dan yang fat-hahlah yang lebih masyhur. Ia adalah nama sebuah negara yang luas dengan perkampungan juga perkotaan di dalamnya, di sebelah barat dibatasi dengan Persia, di sebelah utara dengan Khurasan dan di sebelah selatan dengan lautan Persia.
Yaqut berkata, “Penduduknya adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan baik, hal itu setelah pe-naklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadapnya.”
Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (IV/454).
[4]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib, bab ‘Alaamatun Nubuwwah (VI/604, al-Fat-h).
[5]. Fat-hul Baari (VI/607).
[6]. Musnad Ahmad (V/11, dengan catatan pinggir Muntakhab al-Kanz).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar dan ath-Thabrani, dan perawi Ahmad adalah perawi ash-Shahiih.” Majma’uz Zawaa-id (VII/310).
[7]. HR. Ath-Thabrani, dan perawinya adalah perawi shahih.” Majma’uz Zawaa-id (VII/311).
Footnote
[1]. ‘Ajam adalah bangsa selain Arab, bentuk tunggalnya ‘ajamiyyun seperti kata ‘arabiyyun bentuk jamaknya ‘Arab.
[2]. (خُوْزُ) dengan didhammahkan huruf awalnya, disukunkan huruf keduanya dan akhirnya adalah huruf zay. Negeri Khuzistan, disebut juga al-Khuz, negeri tersebut termasuk negeri-negeri al-Ahwaz keturunan ‘Azam, dan dikatakan pula bahwa al-Khuz adalah satu bagian dari kaum ‘Azam.
Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (II/404), dan Fat-hul Baari (VI/607).
[3]. (كَرْمَانُ) dengan huruf yang difat-hahkan, lalu disukunkan dan akhirnya adalah huruf nun, terkadang huruf kafnya dikasrahkan, dan yang fat-hahlah yang lebih masyhur. Ia adalah nama sebuah negara yang luas dengan perkampungan juga perkotaan di dalamnya, di sebelah barat dibatasi dengan Persia, di sebelah utara dengan Khurasan dan di sebelah selatan dengan lautan Persia.
Yaqut berkata, “Penduduknya adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan baik, hal itu setelah pe-naklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin terhadapnya.”
Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (IV/454).
[4]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib, bab ‘Alaamatun Nubuwwah (VI/604, al-Fat-h).
[5]. Fat-hul Baari (VI/607).
[6]. Musnad Ahmad (V/11, dengan catatan pinggir Muntakhab al-Kanz).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar dan ath-Thabrani, dan perawi Ahmad adalah perawi ash-Shahiih.” Majma’uz Zawaa-id (VII/310).
[7]. HR. Ath-Thabrani, dan perawinya adalah perawi shahih.” Majma’uz Zawaa-id (VII/311).
0 komentar:
Posting Komentar