Jika kita melihat contoh orang-orang terdahulu, contoh para ulama salaf, barangkali kita akan tercengang. Bagaimana tidak?
Sungguh menakjubkan amal yang mereka lakukan. Semangat mereka amat luar biasa. Kontinuitas mereka dalam beramal selalu terjaga.
Di antara buktinya adalah kisah-kisah berikut ini.
1. Waki’ bin Al Jarroh rahimahullah berkata, “Al A’masy selama kurang lebih 70 tahun tidak pernah luput dari takbiratul ihrom".
Reference:
Sungguh menakjubkan amal yang mereka lakukan. Semangat mereka amat luar biasa. Kontinuitas mereka dalam beramal selalu terjaga.
Di antara buktinya adalah kisah-kisah berikut ini.
1. Waki’ bin Al Jarroh rahimahullah berkata, “Al A’masy selama kurang lebih 70 tahun tidak pernah luput dari takbiratul ihrom".
- Masya Allah, lalu di manakah kita? Tatkala mendengar adzan saja tidak dipedulikan. Apalagi seringnya telat dan bahkan sering menempati shaf terbelakang.
- Lihatlah penyesalan Sulaiman bin Hamzah di atas. Ia teramat sedih luput dari shalat jama’ah. Berbeda dengan kita yang tidak sesedih itu. Hati terasa tenang-tenang saja (tidak ada rasa menyesal) ketika shalat di rumah. Kalau kita teringat akan pahala shalat jama’ah yang 27 derajat lebih mulia dari shalat sendirian, tentu kita tidak akan meninggalkannya.
- Lihatlah Muhammad bin Sama’ah karena ada udzur saja beliau tinggalkan shalat jama’ah. Tidak seperti kita yang selalu kemukakan beribu alasan, sibuklah, ada tugaslah, dan alasan lainnya yang sebenarnya bukanlah udzur yang dibenarkan.
- Lihatlah semangat yang luar biasa, berusaha tepat waktu ketika shalat, berusaha ontime sebelum adzan. Tidak seperti kita yang masih asyik-asyikkan di depan TV, yang masih asyik-asyikan bercanda dengan teman, yang lebih senang bersama dengan istri dan anak-anak. Wallahul musta’an.
- Lihatlah bagaimana semangat Asy Sya’bi yang selalu berusaha pula shalat on time, bahkan sudah berwudhu sebelum waktu adzan.
- Anak Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz yang bernama Ahmad berkata, “Aku sudah lama mengetahui kalau ayahku selalu bangun tidur satu jam sebelum shalat shubuh dan ketika itu beliau shalat (tahajjud) sebanyak 11 raka’at (sudah termasuk witir, pen).”
Wallahu waliyyut taufiq.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.Reference:
Al Imam Ibnu Baz, Dr. ‘Abdul ‘Aziz As Sadhaan, hal. 76-77, terbitan Maktabah Al Malik Fahd, cetakan kedua, 1428 H.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/semangat-para-ulama-dalam-ibadah.htmlPenulis: Muhammad Abduh Tuasikal
0 komentar:
Posting Komentar