Pertanyaan:
Saya ingin punya anak lagi namun usia saya 44 tahun, menderita osteoartitis dan saya obesitas. Apa yang akan menjadi resikonya?
Jazakumullah khairan katsira atas jawabannya.
Dari: Fauziah.
Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu berikan kepada kami.
Untuk memberikan gambaran lebih lengkap, mari kita tinjau satu per satu kondisi yang Ibu sebutkan:
1. Usia diatas 40 tahun.
Saya ingin punya anak lagi namun usia saya 44 tahun, menderita osteoartitis dan saya obesitas. Apa yang akan menjadi resikonya?
Jazakumullah khairan katsira atas jawabannya.
Dari: Fauziah.
Jawaban:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu berikan kepada kami.
Untuk memberikan gambaran lebih lengkap, mari kita tinjau satu per satu kondisi yang Ibu sebutkan:
1. Usia diatas 40 tahun.
Usia yang tidak muda lagi meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan dan janin, terutama usia ini sudah mendekati perimenopause. Kualitas sel telur yang tidak lagi prima, meningkatkan risiko timbulnya cacat bawaan pada janin, seperti sindrom down.
2. Osteoartritis.
2. Osteoartritis.
Dari segi penyakit, kehamilan dapat memperberat keluhan osteoartritis seperti nyeri pada kedua sendi, yakni saat berat tubuh bertambah. Di sisi lain, obat-obatan yang dikonsumsi oleh penderita osteoarthritis pada umumnya, seperti meloxicam, tidak dapat digunakan sebagaimana sebelum hamil, karena efek sampingnya terhadap janin.
3. Obesitas.
3. Obesitas.
Obesitas pada wanita merupakan salah satu faktor yang memicu timbulnya berbagai macam keluhan kesehatan, terkhusus pada kehamilan. Di antaranya:
Berdasarkan risiko di atas, maka jika Ibu tetap berkeinginan meneruskan ikhtiarnya untuk hamil, sangat kami anjurkan untuk melakukan konseling dengan dokter ahli kebidanan dan kandungan dengan cermat sebelum mengupayakan kehamilan, dan pemantauan ketat selama kehamilan untuk mengantisipasi risiko gangguan pada ibu maupun janin.
Semoga ada manfaatnya, jazakumullahu khairan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan Konsultasi Syariah)
http://www.konsultasisyariah.com/kesehatan-resiko-hamil-bagi-wanita-perimenopause-dan-obesitas/
- Subfertil. Wanita obese, berdasarkan studi, lebih sulit untuk dibuahi secara spontan dibandingkan non-obese.
- Abortus spontan, cenderung lebih tinggi pada wanita obese.
- Diabetes dan hipertensi pada kehamilan, seperti pre-eklampsia, berhubungan cukup erat dengan berat tubuh wanita sebelum dan saat hamil. Semakin berat atau obese, semakin besar risikonya.
- Prematuritas maupun kehamilan lebih bulan, lebih sering terjadi pada wanita obese.
- Kesulitan saat bersalin lebih sering dialami wanita yang obese.
- Peluang indikasi operasi caesar baik elektif maupun emergensi lebih besar terjadinya pada wanita obese.
- Bayi besar (makrosomia) lebih berpeluang terjadi pada wanita obese.
- Infeksi post partum juga lebih sering dialami oleh wanita obese.
Berdasarkan risiko di atas, maka jika Ibu tetap berkeinginan meneruskan ikhtiarnya untuk hamil, sangat kami anjurkan untuk melakukan konseling dengan dokter ahli kebidanan dan kandungan dengan cermat sebelum mengupayakan kehamilan, dan pemantauan ketat selama kehamilan untuk mengantisipasi risiko gangguan pada ibu maupun janin.
Semoga ada manfaatnya, jazakumullahu khairan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Dijawab oleh dr. Hafid N (Pengasuh Rubrik Kesehatan Konsultasi Syariah)
http://www.konsultasisyariah.com/kesehatan-resiko-hamil-bagi-wanita-perimenopause-dan-obesitas/
0 komentar:
Posting Komentar