Kebangkitan Kristus

Wanita Nasrani berkata :

Tetapi aku tidak maksa kamu untuk percaya. Tapi tolong pertimbangkanlah kata-kataku ini. Karena jika aku berkata dusta dan mengajarkan ajaran sesat padamu, murka Allah pasti menimpaku. Tapi aku yakin bahwa ini adalah kebenaran, karena I Orintus 15:14, Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitakan, maka sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah karena tentang dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitakan Kristus padahal Ia tidak membangkitkan-Nya. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Jawab :

Pertama, bagus sekali Anda berbicara tentang masalah kemanfaatan iman, dan ketidakmanfaatannya. Kemanfaatan iman adalah apa yang diusahakan untuk dicapai oleh setiap orang yang berakal. Akan tetapi bagimana kita bisa mencapai kemanfaatan ini? Ini adalah sebuah pertanyaan penting yang kami butuh mengetahui jawabannya. Karena kemanfaatan iman adalah kehidupan abadi di sorga dan ketidakmanfaatannya adalah kebinasaan dan kehidupan abadi di neraka.

Tidak mungkin bagi akal bisa menerima bahwa Allah Subhanaahu wa Ta’ala menjadi banyak jalan yang kesemuanya bisa menyampaikan ke kenikmatan sorga. Jalan yang sebenarnya dari Allah haruslah cuma satu jalan yang di dalamnya terdapat hidayah dan ridha Allah. Suatu perkara yang mustahil jika Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan seluruh agama akan menghantarkan pemeluknya ke dalam kenikmatan akhirat. Lalu mengapa termasuk perkara mustahil bahwa semua agama akan menghantarkan kepada kenikmatan akhirat?

Jawabnya, dengan segenap kemudahan, adalah bahwa agama-agama itu saling bertentangan satu sama lain. Maka jika mustahil seluruh agama yang saling bertentangan itu bisa menghantarkan kepada ridha Allah, maka menjadi mustahil pula agama Nasrani bisa menghantarkan kepada keridhaan Allah dan kenikmatan abadi karena Nasrani juga kontrandiksi terhadap dirinya sendiri.

Jika Yahudi dan agama kontradiksi lainnya saling bertentangan dan kontradiksi, maka hal itu adalah sebuah dalil yang pasti dan bukti nyata bahwa agama Islam adalah agama yang haq, karena dia adalah satu-satunya agama yang tidak ada kontradiksi dalam kitabnya -yang telah diturunkan dari sisi Allah – sekalipun hanya satu kali.

Adapun tentang iman dengan kebangkitan al-Masih ‘alaihis salam, maka kaum muslimin meyakini turunnya al-Masih ‘alaihis salam di akhir zaman, dikarenakan orang-orang Yahudi tidak membunuh al-Masih ‘alaihis salam. Bahkan merekapun tidak mensalibnya, akan tetapi Allah mengangkatnya tanpa mereka bisa menyentuhnya.

Sementara yang disalib adalah orang lain, inilah yang ditetapkan oleh al-Qur’an dengan segenap kejelasan tanpa ada kontradiksi.

Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang Yahudi:

- وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“Dan karena Ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 157-158).

Sementara kita mendapati bahwa Bible saling berkontradiksi dan berselisih dalam masalah penyaliban dengan perselisihan besar dan saya akan meringkasnya sebagai berikut:

1. Yesus telah disalib dan dibunuh, itu adalah ucapan mayoritas orang-orang Yahudi dan Nasrani pada hari ini.

Sementara al-Qur’an telah menyebutkan pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa ‘alaihis salam, kemudian al-Qur’an mendustakan dan melaknat mereka karena ucapan tersebut. Adapun Nasrani maka mereka telah berselisih pendapat sejak pertama kali kejadian perkara ini. Dan yang telah tetap, bahwa mayoritas kelompok Nasrani tetap berkeyakinan sepanjang abad pertama, bahwa al-Masih ‘alaihi salam sama sekali tidak digantung di tiang salib.

2. Al-Masih telah disalib, akan tetapi tidak terbunuh.

Ini adalah ucapan yang terdahulu. Sebagian orang Nasrani kontemporer menjelaskannya di bawah teori pingsan. Mereka mengatakan bahwa al-Masih telah digantung di tiang salib. Akan tetapi salah satu manusia memberikan sepercak kain yang dilumuri dengan cuka, lalu dia pun pingsan, hingga manusia mengiranya dia telah mati. Kemudian dilakukanlah pelariannya. Kemudian dia mati wajar selang beberapa waktu setelah itu.

Al-Qur’an telah menafikan dua pendapat pertama ini dengan ungkapan, ‘Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya.’ Maka tidak pernah terjadi pembunuhan pada diri beliau, walaupun hanya sekedar penyaliban.

3. Setelah Allah mengangkat al-Masih ‘alaihis salam, maka orang-orang Yahudi tidak bisa menemukannya, lalu mereka pun mengaku telah menyalibnya kemudian membunuhnya.

Yang menguatkan hal ini adalah apa yang disebutkan dalam Yohanna (7:34-35) “Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada.” Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang lain: ‘Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan Dia? Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani?

Dan jawabannya adalah bahwa tantangan itu tidak mengandung arti bahwa orang-orang Yahudi tidak menyalib seorang pun sebagai ganti tempat al-Masih. Sebagaimana al-Qur’an telah menetapkan bahwa mereka telah membunuh dan menyalib laki-laki lain yang diserupakan atas manusia: ‘Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’

4. Yudas, salah satu murid al-Masih yang mengorbankan diri demi Nabi mereka.

Maka murid tersebut mengaku sebagai al-Masih saat para tentara mencarinya. Maka perkara itupun menjadi samar bagi orang Yahudi, bahwa mereka telah menyangka bahwa mereka telah menyalib dan membunuh al-Masih.

5. Injil Barnabas (15: 112) mengaku bahwa al-Masih telah mengumumkan bahwa dia akan hidup sampai akhir alam semesta.

Dan bahwasannya Jibril telah memberitahukan kepadanya akan pengkhianatan Yudas. Kemudian al-Masih mengumumkan bahwa Allah akan mengangkatnya dari bumi, kemudian akan merubah rupa sang pengkhianat yaitu Yudas agar setiap orang menyangkanya sebagai al-Masih. Maka orang Yahudi pun menyangkanya sebagai al-Masih, kemudian mereka menyalib dan membunuhnya.

Sekalipun teori ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an, dan bersandar pada kitab Nasrani, akan tetapi kita tidak membenarkannya, pun tidak mendustakannya selagi tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sekalipun Injil Barnabas adalah Injil Nasrani yang paling benar, dan paling sedikit perubahannya.

Yang perlu diperhatikan, bahwa kesepakatan Bible akan tidak tahunya orang-orang yang datang untuk menangkap al-Masih akan diri al-Masih. Mereka membutuhkan tanda dari Yudas yang menyerahkannya agar mereka bisa mengetahui orang yang mereka cari. Injil Markus (14: 44-46) mengatakan: Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.” Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Rabi,” lalu mencium Dia. Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.

Adapun Injil Yohannes, maka dia telah menjelaskan dengan terang bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang mengaku dirinya adalah al-Masih ‘alaihis salam, dimana para tentara dan para tetua Yahudi itu tidak mengetahui rupa al-Masih. (18:3-5) Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?” Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.

Dan ini dikuatkan oleh al-Qur’an, yaitu orang-orang yang membunuhnya tidak mengetahui rupanya. Itulah makna firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala : ‘tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’ Maka al-Qur’an telah membatalkan seluruh perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam masalah penyaliban dan pembunuhan al-Masih ‘alaihis salam.

Terkahir kami katakan seandainya Bible itu dari sisi Allah, maka apakah akan ada berbagai perselisihan dan kontradiksi dalam satu masalah seperti ini? Sekali-kali tidak akan ada Kitab Suci Allah yang penuh dengan perselisihan dan kontradiksi seperti ini.

Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihis salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaihas salam.

http://alhilyahblog.wordpress.com/2012/01/24/jawaban-tuduhan-tuduhan-buruk-kaum-nasrani-dan-orang-orang-kafir-terhadap-islam-bag-2/


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger