Diantara syubhat yang seringkali diulang oleh orang nasrani dan telah menjerumuskan banyak orang bodoh adalah ucapan bahwa al-Quran telah memberikan kesaksian akan kebenaran injil (?).
Kemudian pensifatan al-Quran akan injil bahwa injil adalah sebuah kitab, petunjuk, cahaya dan penjelas bagi orang-orang mukmin, sebagaimana firman Allohu ta’ala :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al Maidah :46).
Bahkan, al-Quran menjelaskan bahwa mengamalkan injil adalah sebab kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana firman Allohu ta’ala :
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (Al Maidah : 66).
Dan ayat –ayat lain yang membenarkan injil..
Sebelum kita mulai menjawab, kita ajukan dulu dua pertanyaan yang sangat mendasar :
1. Apakah orang nasrani mengimani al-Quran sehingga boleh bagi mereka untuk berhujjah dengannya ??!.
Jika jawabannya tidak, maka bagaimana mereka akan berhujjah dengan al-Quran sementara mereka tidak meyakini kebenarannya ??! Bukankah hujjah seseorang dengan sesuatu yang diyakini kebatilannya berarti telah mengakui dan membenarkan kebatilannya ?
Tidak bisa dikatakan ; sesungguhnya hujjah mereka denagn al qur’an serupa dengan berhujjahnya kaum muslimin dengan injil dalam membathilkan keyakinan nashrani, karena terdaapat perbedan antara pandangan kaum muslimin terhadap injil dengan pandangan kaum nasrani terhadap al Qur’an.
Pandangan orang nasrani terhadap al Qur’an adalah bahwa al QQuran adalah sebuah kebathilan yang didustakan atas nama Allohu ta’ala.
Sedangkan kaum muslimin, beranggapan bahwa injil yang ada di tangan kaum nasrani saat ini telah mencakup tentang riwayat-riwayat tentang Isa alaihissalam, didalamnya terdapat kebenaran dan kebatilan.
Jadi seorang muslim berhujjah dengan kebenaran yang ada didalamnya serta meninggalkan kebatilannya.
2. Apakah kaum nasrani berkeyakinan bahwa sifat-sifat injil yang ada dalam al Qur’an berbicara tentang injil-injil yag sekarang ada ditangan mereka?
Jika jawabnya TIDAK, maka tidak boleh bagi mereka untuk berhujjah dengan al Qur’an atas kebenaran injil tersebut, sebab injil tersebut berbeda dengan apa yang disucikan dan disaksikan al Qur’an.
Jika jawabnya YA, maka sesungguhnya itu bertentangan dengan kenyataan, karena sesungguhnya al Qur’an menyebutkan sifat –sifat injil yang tidak sesuai dengan sifat-sifat injil yang berada ditangan nasrani, seperti:
a. Bahwasanya Allohu ta’ala telah mensifati injil dalam al Qur’an sebagai kitab yang diturunkan dari sisiNya , firman Allohu ta’ala:
Sementara orang nasrani tidak meyakini demikian,bahkan berkeyakinan bahwa injil ditulis oleh laki-laki pilihan Allohu ta’ala dengan ilham Roh Kudus.
b. Bahwa al Qur’an telah terang menyebutkan kabar gembira akan datagnya nabi umat islam tertulis didalam injil sebagaimana firman Allohu ta’ala :
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil (Al A’raff :57).
Sementara orang nasrani tidak meyakini adanya kabar gembira apapun tentang kedatangan Nabi umat islam dalam injil.
c. Bahwa al Quran telah menyebutkan didalam injil terdapat penyebutan sifat-sifat bagi sahabat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihiwassalam. Firman Allohu ta’ala :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak lah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Al Fath :29).
Sementara orang-orang nasrani tidak mengakui adanya sifat-sifat tersebut didalam injil.
Semua menjadikan kita semakin yakin bahwa injil yang disebutkan al Qur’an, yang disanjungnya, dan memerintahkan untuk berhukum dengannya berbeda sama sekaali dengan apa yang sekarang ada ditangan orang-orang nasrani.Karena tidak masuk akal jika al Qur’an menyanjung injl yang menentangnya dalam pokok akidah dan menisbatkan kepadanya beberapa perkara yang tidak ada didalamnya.
Disini ada petanyaan penting ;
Ucapan bahwa injil Barnabas ditemukan baru-baru ini, adalah ucapan yang tertolak, telah disebutkan dalam maklumat yang diterbitkan oleh Paus Glasius tentang penjelasan kitab-kitab yang haram dibaca, termasuk didalamnya injil Barnabas. Paus Glasius telah merampungkannya di abad ke 5 masehi, yaitu sebelum diutusnya Nabi kita Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam.
Dengan demikian menjadi jelaslah kebatilan bahwa al Qur’an telah membenarkan injil yang sekarang berada ditangan kau nasrani. Perkara yang wajib atas seorang muslim adalah menjaga dengan rinci perkataannya, bertanya kepada ahli ilmu terhadap apa yang dihadapkan kepadanya terutama dalam bdang aqidah, hingga dia bisa menjaga agama dan menyelamatkan hatinya dari penyakit syubhat dan dampaknya.
Allohu ‘alam walhamdulillahi robbil ‘alamin.
(dinukil dengan perubahan seperlunya dari majalah Qiblati edisi 10 tahun II Juli 2007).
Bahwa injil adalah sebuah kitab yang diturunkan dari sisi Allah Subhana wa ta’ala , mereka mendasarkan ucapan tersebut pada beberapa ayat dari al-Quran, diantaranya adalah Allohu ta’ala memerintahkan untuk berhukum kepadanya, sebagaimana dalam firmanNya :
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Al Maidah : 47).
وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الإنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (Al Maidah : 47).
Kemudian pensifatan al-Quran akan injil bahwa injil adalah sebuah kitab, petunjuk, cahaya dan penjelas bagi orang-orang mukmin, sebagaimana firman Allohu ta’ala :
وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الإنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
Bahkan, al-Quran menjelaskan bahwa mengamalkan injil adalah sebab kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana firman Allohu ta’ala :
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لأكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ مِنْهُمْ أُمَّةٌ مُقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ
Dan ayat –ayat lain yang membenarkan injil..
Sebelum kita mulai menjawab, kita ajukan dulu dua pertanyaan yang sangat mendasar :
1. Apakah orang nasrani mengimani al-Quran sehingga boleh bagi mereka untuk berhujjah dengannya ??!.
Jika jawabannya tidak, maka bagaimana mereka akan berhujjah dengan al-Quran sementara mereka tidak meyakini kebenarannya ??! Bukankah hujjah seseorang dengan sesuatu yang diyakini kebatilannya berarti telah mengakui dan membenarkan kebatilannya ?
Tidak bisa dikatakan ; sesungguhnya hujjah mereka denagn al qur’an serupa dengan berhujjahnya kaum muslimin dengan injil dalam membathilkan keyakinan nashrani, karena terdaapat perbedan antara pandangan kaum muslimin terhadap injil dengan pandangan kaum nasrani terhadap al Qur’an.
Pandangan orang nasrani terhadap al Qur’an adalah bahwa al QQuran adalah sebuah kebathilan yang didustakan atas nama Allohu ta’ala.
Sedangkan kaum muslimin, beranggapan bahwa injil yang ada di tangan kaum nasrani saat ini telah mencakup tentang riwayat-riwayat tentang Isa alaihissalam, didalamnya terdapat kebenaran dan kebatilan.
Jadi seorang muslim berhujjah dengan kebenaran yang ada didalamnya serta meninggalkan kebatilannya.
2. Apakah kaum nasrani berkeyakinan bahwa sifat-sifat injil yang ada dalam al Qur’an berbicara tentang injil-injil yag sekarang ada ditangan mereka?
Jika jawabnya TIDAK, maka tidak boleh bagi mereka untuk berhujjah dengan al Qur’an atas kebenaran injil tersebut, sebab injil tersebut berbeda dengan apa yang disucikan dan disaksikan al Qur’an.
Jika jawabnya YA, maka sesungguhnya itu bertentangan dengan kenyataan, karena sesungguhnya al Qur’an menyebutkan sifat –sifat injil yang tidak sesuai dengan sifat-sifat injil yang berada ditangan nasrani, seperti:
a. Bahwasanya Allohu ta’ala telah mensifati injil dalam al Qur’an sebagai kitab yang diturunkan dari sisiNya , firman Allohu ta’ala:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (Ali Imran :3).
Sementara orang nasrani tidak meyakini demikian,bahkan berkeyakinan bahwa injil ditulis oleh laki-laki pilihan Allohu ta’ala dengan ilham Roh Kudus.
b. Bahwa al Qur’an telah terang menyebutkan kabar gembira akan datagnya nabi umat islam tertulis didalam injil sebagaimana firman Allohu ta’ala :
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ
Sementara orang nasrani tidak meyakini adanya kabar gembira apapun tentang kedatangan Nabi umat islam dalam injil.
c. Bahwa al Quran telah menyebutkan didalam injil terdapat penyebutan sifat-sifat bagi sahabat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihiwassalam. Firman Allohu ta’ala :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا.
Sementara orang-orang nasrani tidak mengakui adanya sifat-sifat tersebut didalam injil.
Semua menjadikan kita semakin yakin bahwa injil yang disebutkan al Qur’an, yang disanjungnya, dan memerintahkan untuk berhukum dengannya berbeda sama sekaali dengan apa yang sekarang ada ditangan orang-orang nasrani.Karena tidak masuk akal jika al Qur’an menyanjung injl yang menentangnya dalam pokok akidah dan menisbatkan kepadanya beberapa perkara yang tidak ada didalamnya.
Disini ada petanyaan penting ;
Injil apakah yang sedang dibicarakan oleh al Qur’an, dan dimanakah dia ??
Maka jawabnya ;
Maka jawabnya ;
injil tersebut adalah injil Nabi Isa Alaihissalam yang diturunkan Allohu ta’ala kepada beliau yang didalamnya terdaapat firman dan pelajaranNya. Adapun dimanakah tempatnya ? Maka ini adalah sebuah perkara yang tidak kita ketahui. Orang-orang nasrani telah teledor terhadap penjagaan kitab mereka. Mereka menyia-nyiakan dan menggantinya. Para ahli sejarah telah mencatat bahwa para pendeta dan paus telah memilih empat macam injil, yakni Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dari puluhan injil yang pemiliknya telah diputuskan kafir, yang berhak untuk dibunuh dan disiksa.
Jika mereka berkata ;
Jika mereka berkata ;
sesungguhnya injil yang ada sekarang ditangan kami adalah injil yang sama, yang ada di zama turunnya al Qur’an, dan nasrani tidak tahu yang lainnya. Maka jawabnya adalah, keberadaaan injil tersebut di zaman turunnya al Quran tidak mengharuskan bahwa injil yang lain tidak ada. Didalam injil barnabas terdapat kesaksian terbesar tentang hal ini, yang terdapat hal-hal yang sesuai dengan al Qur’an (termasuk aqidah), didalamnya terdapat kabar gembira akan datangnya seorang Nabi Islam yang menafikan ketuhanan Isa alahissalam.
Jika mereka membantah bahwa injil tersebut tidak benar secara sejarah, maka jawabnya adalah ;
bahwa segala sesuatu yang disebutkan didalam injil Barnabas kemungkinan juga dikatakan pada injil-injil lain.
Ucapan bahwa injil Barnabas ditemukan baru-baru ini, adalah ucapan yang tertolak, telah disebutkan dalam maklumat yang diterbitkan oleh Paus Glasius tentang penjelasan kitab-kitab yang haram dibaca, termasuk didalamnya injil Barnabas. Paus Glasius telah merampungkannya di abad ke 5 masehi, yaitu sebelum diutusnya Nabi kita Muhammad Shalallahu’alaihiwassalam.
Dengan demikian menjadi jelaslah kebatilan bahwa al Qur’an telah membenarkan injil yang sekarang berada ditangan kau nasrani. Perkara yang wajib atas seorang muslim adalah menjaga dengan rinci perkataannya, bertanya kepada ahli ilmu terhadap apa yang dihadapkan kepadanya terutama dalam bdang aqidah, hingga dia bisa menjaga agama dan menyelamatkan hatinya dari penyakit syubhat dan dampaknya.
Allohu ‘alam walhamdulillahi robbil ‘alamin.
(dinukil dengan perubahan seperlunya dari majalah Qiblati edisi 10 tahun II Juli 2007).
0 komentar:
Posting Komentar