Definisi Tahsin (Tajwid)

Istilah tajwid tentu setiap muslim pernah mengenalnya. Ketika ditanya, “apakah pernah tahu tentang tajwid?”, rata-rata kaum muslimin akan menjawab “tahu”. ketika ditanya apa itu tajwid, rata-rata akan menjawab : ikhfa, mad thabi’i, izh-har, dsb.. tetapi kalau ditanya tentang tahsin rata-rata geleng-geleng kepala, “Tahsin Apaan sih?”.

Sebetulnya antara tahsin dan tajwid tidak ada perbedaan.

Didalam kitab Qaulus Saidiid fii ahkaamit tajwid ketika menjelaskan definisi tajwid secara bahasa, syaikh Ahmad hajazi menulis at-tajwid = at-tahsin. Jikalau diuraikan kata tahsin berasal dari kata حسّن – يحسّن – تحسينا yang berarti membaguskan atau memperbaiki. Kata ini semakna dengan tajwid yang berasal dari جوّد – يجوّد – تجويدا yang bermakna sama yakni membaguskan atau membuat jadi bagus [1].

Adapun Tahsin /tajwid Menurut istilah :

إخراج كل حرف من مخرجه مع إعطائه حقه ومستحقه

Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan haq dan mustahaqnya [2].
  • Haq huruf (حق الحرف) adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf, seperti al – hams, al jahr [3]. Definisi lain menyebutkan haq huruf adalah segala sesuatu yang wajib ada pada setiap huruf, meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf [4].
  • Mustahaq huruf adalah adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti : idzhar, iqlab, ghunnah dan sebagainya [5]. Definisi lain menyebutkan, mustahaq huruf adalah hukum-hukum baru yang timbul oleh sebab-sebab tertentu setelah hak-hak huruf melekat pada setiap huruf. Hukum-hukum ini berguna untuk menjaga hak-hak huruf tersebut, makna-makna yang terkandung di dalamnya serta makna-makna yang dikehendaki oleh setiap rangkaian huruf [6].
Dari definisi diatas kita dapat mengetahui bahwa seseorang belum dapat dikatakan baik qiraahnya bila belum mampu menerapkan 3 esensi/rukun dalam tajwid, yaitu :
  1. Penguasaan makhaarijul huruf
  2. Penguasaan haq huruf, dalam hal ini adalah sifat-sifat dari huruf hijaiyah.
  3. Penguasaan Mustahaq huruf, yaitu hukum-hukum sekaligus teknik pengucapannya.
Setelah melihat definisi tadi, mungkin ada orang yang masih belum begitu faham apa makna dibalik istilah tadi.

Makhaarijul huruuf artinya tempat-tempat keluar huruf hijaiyah. Apabila seseorang tidak mampu mengeluarkan huruf hijaiyah dengan tepat dari tempat keluarnya, maka dia akan berpotensi membaca al qur’an dengan logat daerahnya masing-masing. Sebagaimana kita sering mendengar seseorang tilawah akan tetapi suaranya tidak seperti para syaikh di kaset2 murattal/mp 3, tapi seperti baca qur’an+logat sunda, jawa dan sebagainya.

Sebagai contoh :
orang sunda sering mengucapkan huruf fa=pa, orang jawa mengucapkan huruf ‘ain dengan ‘ngain’, atau da dengan dha. Penyebab sebagian kaum muslimin tidak mampu membaca dengan fasih adalah karena ketidaktepatan dalam mengucapkan lafazh/mengeluarkan huruf hijaiyah.

Adapun Haq huruf ini berkaitan dengan sifat-sifat huruf hijaiyah.
Wow! ternyata bukan hanya manusia yang punya sifat, huruf pun memilikinya.

Apabila seseorang mampu mengeluarkan huruf dengan tepat akan tetapi tidak menguasai sifat dari huruf, maka akan timbul kecenderungan kemiripan bahkan kesamaan dalam mengucapkan huruf yang berbeda.

Sebagai contoh adalah pengucapan ذ yang bertanda sukun, seringkali orang membacanya mirip ظ yang bertanda sukun, atau huruf ص yang bertanda sukun dengan huruf س yang bertanda sukun, silakan dicoba pada surah al lahab (111) ayat 3 atau surah al insan (76) ayat 14. Satu-satunya jalan agar suara pengucapan kedua huruf tersebut berbeda adalah memahami sifat dari kedua huruf tersebut.

Sedangkan tentang hukum-hukum dalam bacaan qur’an berkaitan dengan keadaan Al qur’an sebagai wahyu yang tentu berbeda dengan bahasa arab biasa. Dalam Al Qur’an banyak sekali huruf atau bacaan panjang yang berubah-ubah dikarenakan bertemu dengan huruf yang lain ataupun karena sebab lainnya.

Sebagai contoh huruf ن yang bertanda sukun, kadang dibaca ‘n’ ketika bertemu huruf tertentu, kadang dibaca ‘ng’ ( meski tidak tepat,karena bacaan tersebut bisa tepat hanya dengan talaqqi dan tidak ada padanan dalam alfabet), ketika bertemu huruf lainnya. perubahan-perubahan inilah yang diistilahkan sebagai mustahaqqul hurf.

Dengan penguasaan seluruh rukun tahsin/tajwid insyaAllah kita akan terbebas dari kesalahan yang dapat menyebabkan kesalahan makna, maupun pengurangan makna dalam Al qur’an ketika kita membacanya, sekaligus berittiba’ kepada Rasulullah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam.

wallahu a’lam.
___________
[1] Lihat Buku pedoman ilmu tajwid lengkap, Acep iim A., hal. 3, Materi Praktis Tahsin Tilawah 1 TARQI hal 1 (cet.lama)
[2] Materi Praktis Tahsin Tilawah 1 TARQI hal 1 (cet.lama)
[3] Materi Praktis Tahsin Tilawah 1 TARQI hal 1 (cet.lama)
[4] Buku pedoman ilmu tajwid lengkap, Acep iim A., hal. 4
[5] Materi Praktis Tahsin Tilawah 1 TARQI hal 1 (cet.lama)
[6] Buku pedoman ilmu tajwid lengkap, Acep iim A., hal. 4.

Maraji’ :
- Materi Praktis Tahsin Tilawah 1 TARQI
- Pembahasan tahsin, Ust. Kurnaedi Abu Ya’la hafizhahullah, Rodja
- Buku pedoman ilmu tajwid lengkap, Acep iim A.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger