Artikel
ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul Tanduk Setan !! dan
Najd Bukan ‘Iraq ?
(beserta komentar yang ada di dalamnya).
Dalam dua artikel tersebut telah
disebutkan bahwa makna Najd dalam hadits fitnah (kemunculan tanduk setan)
adalah negeri ‘Iraaq. Hadits-haditsnya pun sangat jelas. Satu lafadh menunjukkan
Najd, dan di lafadh lain menunjukkan ‘Iraaq. Akan tetapi segolongan orang
menyanggah bahwa makna Najd dalam hadits Tanduk Setan bukanlah ‘Iraaq.
Menurut sangkaan mereka, arah timur/masyriq dalam hadits tidak bisa
menunjukkan negeri ‘Iraaq, akan tetapi Hijaaz. Itulah yang sesuai dengan arah
mata angin.
Jika
kita mencermati dalil yang ada dan bagaimana pendapat para ulama (baik ulama
bahasa, ulama hadits dan fiqh), jelas sekali kekeliruan pondasi pemahaman itu.
Tidak kita pungkiri bahwa di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam itu ada daerah yang bernama Najd (Hijaaz). Akan tetapi yang menjadi
bahasan adalah, apakah Najd yang disebutkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam dalam hadits kemunculan tanduk setan itu Najd Hijaaz, atau
daerah Najd yang lain (Najd ‘Iraaq) ?
Sudah dimaklumi dalam lisan orang ‘Arab bahwa Najd itu juga punya makna yang lebih umum sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khaththaabiy rahimahullah :
Sudah dimaklumi dalam lisan orang ‘Arab bahwa Najd itu juga punya makna yang lebih umum sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khaththaabiy rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق
ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها،
وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج
ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd
adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq
dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari
najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah
setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk
juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar
Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat”
[I’laamus-Sunan, 2/1274].
Ringkas
katanya : Ketika Najd itu disebut dalam satu lafadh dan ‘Iraaq di lafadh yang
lain, apakah itu penafsiran yang diterima atau justru sebuah pertentangan ?.
Kata
mereka : Mengandung pertentangan. Alasan klisenya : Karena waktu itu Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menunjuk arah timur (masyriq),
sedangkan ‘Iraaq itu bukan timur Madiinah (posisi saat beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam berbicara). Saya tidak akan mengulang apa yang telah saya
tuliskan, namun saya hanya akan menyorot kekeliruan alasan mereka yang
mengatakan bahwa ‘Iraaq bukan termasuk wilayah timur (masyriq) kota
Madinah.
Bukti
pertama :
حدثنا عبد الله حدثني أبي حدثنا ابن نمير حدثنا حنظلة عن سالم
بن عبد الله بن عمر عن ابن عمر قال رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشير بيده
يؤم العراق ها إن الفتنة ههنا إن الفتنة ههنا ثلاث مرات من حيث يطلع قرن
الشيطان.
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepadaku ayahku (Ahmad
bin Hanbal) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan
kepada kami Handhalah, dari Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar, ia
berkata : Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah ‘Iraaq. (Beliau bersabda) :
“Di sinilah, fitnah akan muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau
mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat munculnya tanduk setan"
[Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/143].
Shahih
sesuai syarat Al-Bukhaariy dan Muslim.
Dalam
lafadh lain disebutkan :
عن ابْن عُمَرَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يُشِيرُ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ، وَيَقُولُ: " هَا إِنَّ
الْفِتْنَةَ هَاهُنَا هَا، إِنَّ الْفِتْنَةَ هَاهُنَا ثَلَاثًا حَيْثُ يَطْلُعُ
قَرْنَا الشَّيْطَانِ "
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam berisyarat dengan tangannya ke arah timur dan bersabda :
“Di sinilah, fitnah akan muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau
mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat munculnya tanduk setan”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2905].
Ini
satu petunjuk yang jelas bahwa arah timur yang dimaksudkan sebagai kemunculan
tanduk setan adalah ‘Iraaq. Dan itulah Najd.
Namun
sayangnya, riwayat shahih ini menjadi tidak shahih karena bertentangan dengan
hawa nafsu. Katanya, lafadh ‘Iraaq ini keliru. Lafadh timur dalam riwayat
riwayat Muslim itu lebih kuat daripada lafadh ‘Iraaq.
Pertanyaannya
: Apakah lafadh ‘Iraaq itu bertentangan dengan lafadh timur sebagaimana
perkataan orang itu ? sehingga diterima pen-ta’arudl-an itu sebagaimana
dikenal dalam ilmu ushul. Jawabanya tidak. Dan akan lebih jelas pada
riwayat selanjutnya :
Bukti
Kedua
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ:
سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ ؟، فَقَالَ: " سَمِعْتُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ
الْمَشْرِقِ، قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ، لَا يَعْدُو
تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ "
Telah
menceritakan kepada kami Abu bakr bin Abi Syaibah : telah menceritakan kepada
kami ‘Aliy bin Mushir, dari Syaibaaniy, dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku
bertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang Khawaarij ?”. Ia
menjawab : “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil berisyarat dengan
tangannya ke arah Timur : “Satu kaum yang membaca Al-Qur’aan namun
tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama seperti
keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
1068].
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ
مَيْمُونٍ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ سِيرِينَ، يُحَدِّثُ، عَنْ مَعْبَدِ بْنِ
سِيرِينَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: " يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ
الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ
السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، ثُمَّ لَا يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ
إِلَى فُوقِهِ قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ؟، قَالَ: سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ، أَوْ قَالَ
التَّسْبِيدُ "
Telah
menceritakan kepada kami Abun-Nu’maan : Telah menceritakan kepada kami Mahdiy
bin Maimuun : Aku mendengar Muhammad bin Siiriin menceritakan hadits dari Ma’bad
bin Siiriin, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Akan muncul
beberapa orang dari arah Timur dimana mereka membaca Al-Qur’an namun
tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana
keluarnya anak panah dari busurnya, kemudian mereka tidak kembali hingga anak
panah itu kembali ke tali busurnya”. Dikatakan : “Apa ciri-ciri mereka ?”.
Beliau bersabda : “Ciri-ciri mereka gundul – atau beliau bersabda :
rambutnya dipangkas habis” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
7562].
Namun
dalam riwayat Muslim Al-Bukhaariy disebutkan makna ‘Timur’
dalam dua hadits di atas :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ،
قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا؟، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى بِيَدِهِ
قِبَلَ الْعِرَاقِ: " يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ
"
Telah
menceritakan kepada kami Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami
‘Abdul-Waahid : Telah menceritakan kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah
menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl
bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda tentang Khawaarij ?”. Sahl berkata : “Aku pernah mendengar
beliau bersabda sambil mengarahkan tangannya ke ‘Iraaq : “Akan keluar
darinya satu kaum yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati
kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari
busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6934].
Ini
hadits tentang kemunculan Khawaarij. Dalam satu lafadh disebutkan Timur, dalam
lafadh lain disebutkan ‘Iraaq. Tidak ada pertentangan antara keduanya. ‘Iraaq
sebagai negeri kemunculan firqah Khawaarij merupakan penafsir dari lafadh
‘Timur’ dalam hadits.
Apakah
orang yang mengikuti hawa nafsu itu juga akan mengatakan bahwa lafadh ‘Iraaq
dalam hadits di atas ‘keliru’ sebagaimana komentarnya atas hadits kemunculan
Tanduk Setan ?.
Bukti
Ketiga
Hadits
tentang kemunculan Dajjaal, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam satu
hadits yang panjang dari Faathimah binti Qais (disingkat)
:
عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ....... أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ
الْيَمَنِ، لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ،
مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ
"، قَالَتْ: فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
Dari
Faathimah binti Qais : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam : “……Ketahuilah, bahwasannya ia (Dajjaal) keluar dari laut Syaam
atau laut Yaman. Tidak, bahkan ia keluar dari arah Timur. Apa itu dari arah
Timur ? Apa itu dari arah Timur”. Dan beliau mengarahkan tangannya ke
Timur. Faathimah berkata : “Aku menghapal hadits ini dari Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
2942].
Juga
hadits lain, masih riwayat Muslim :
وحدثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ، وَابْنُ حُجْرٍ،
جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيل بْنِ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " يَأْتِي الْمَسِيحُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ هِمَّتُهُ الْمَدِينَةُ
حَتَّى يَنْزِلَ دُبُرَ أُحُدٍ، ثُمَّ تَصْرِفُ الْمَلَائِكَةُ وَجْهَهُ قِبَلَ
الشَّامِ، وَهُنَالِكَ يَهْلِكُ "
Dan
telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr,
semuanya dari Ismaa’iil bin Ja’far : Telah mengkhabarkan kepadaku Al-‘Alaa’,
dari ayahnya, dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : “Al-Masiih (Ad-Dajjaal) datang dari arah
Timur menuju Madiinah dan berhenti di belakang bukit Uhud. Kemudian malaikat
memalingkan mukanya ke arah Syaam dan ia binasa di sana” [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 1380].
Jawaban
negeri Timur tempat kemunculan Dajjaal adalah riwayat berikut
:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ،
قَالَا: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي
عَرُوبَةَ، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ حُرَيْثٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ
بِالْمَشْرِقِ، يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ، يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ
وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ "
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar dan Ahmad bin manii’, mereka
berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Rauh bin ‘Ubaadah : Telah
menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abi ‘Aruubah, dari Abut-Tayyaah, dari
Al-Mughiirah bin Subai’, dari ‘Amru bin Huraits, dari Abu Bakr Ash-Shiddiiq, ia
berkata : Telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda : “Dajjaal akan keluar dari bumi Timur, yang
bernama : Khurasaan. Ia akan diikuti oleh beberapa kaum, dimana wajah mereka
itu seperti perisai yang ditambal” [Diriwayatkan oleh At-Timidziy no.
2237].
Hadits
ini hasan, semuanya perawinya tsiqah, kecuali Al-Mughiirah bin Subai’,
seorang yang shaduuq, hasanul-hadiits. Ia hanya ditsiqahkan oleh Ibnu
Hibbaan dan Al-‘Ijliy, namun tiga orang perawi tsiqah meriwayatkan
darinya, yaitu Abut-Tayyaah, Abu Sinaan Asy-Syaibaaniy, dan Abu Farwah
Al-Hamdaaniy. Al-Haakim menshahihkan sanadnya dalam Al-Mustadrak, 4/521.
Sa’iid dalam periwayatan dari Abut-Tayyaah mempunyai mutaba’ah dari Ibnu
Syudzab. Asy-Syaikh Al-Albaaniy menshahihkannya dalam Ash-Shahiihah 4/122
no. 1591.
- Khuraasaan adalah negeri yang letaknya tidak pas di arah timur mata angin kota Madiinah, namun ia terletak di arah timur laut kota Madinah sebagaimana ‘Iraaq.
Menggerutulah
orang-orang yang hendak menggerutu…..
Walhasil,
lafadh Najd dalam hadits fitnah kemunculan tanduk setan itu maknanya
adalah negeri ‘Iraaq. Sama sekali tidak bertentangan dengan lafadh ‘Najd’ itu
sendiri dan juga lafadh ‘timur’ (masyriq).
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا
حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ
قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا
يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsannaa, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Husain bin Al-Hasan, ia berkata : Telah menceritakan
kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah
bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan
Yamaan kami”. Para shahabat : “Dan juga Najd kami ?”. Beliau bersabda :
“Di sana muncul bencana dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk
setan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1037].
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله
بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال
: اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في
الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل
والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah
menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Ma’mariy : Telah menceritakan
kepada kami Ismaa’iil bin Mas’uud : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah
bin ‘Abdillah bin ‘Aun, dari ayahnya, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah
barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Beliau mengatakannya
beberapa kali. Saat beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para
shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga ‘Iraaq kami ?”. Beliau
bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah
muncul tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no.
13422].
Walhasil,
‘Iraaq adalah negeri di sebelah timur kota Madiinah sebagaimana yang dimaksudkan
dalam hadits, dan lafadh ‘Najd’ dalam hadits kemunculan fitnah tanduk
setan adalah lafadh yang menunjukkan Najd negeri ‘Iraaq. Seorang teman juga
telah menuliskan bahasannya yang bagus dalam artikelnya berjudul : Fitnah dari
Timur.
Wallaahu
a’lam.
[abul-jauzaa’
– ngaglik, Yogyakarta, 1432 h].
0 komentar:
Posting Komentar