Aku ridho Islam sebagai Agamaku

Ikrar keridhoan seorang muslim kepada Alloh subhanahu wata’ala sebagai Robbnya, kemudian kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabinya, dan Islam sebagai agamanya merupakan aqidah yang mendasar yang harus mewarnai dan memenuhi setiap relung kalbu seorang muslim.

Di samping itu ia harus terealisasikan dalam kehidupannya berupa amalan maupun ucapan yang harus juga diridhoi. Sehingga seharusnyalah setiap muslim itu di samping mengenal Alloh subhanahu wata’ala Robbnya, dan mengenal Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallamsebagai rosulnya, ia hendaknya mengenal Islam sebagai agamanya.

Agama Islam
Ketahuilah bahwa agama Islam itu adalah agama yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam seorang nabi terakhir yang tiada nabi sesudahnya. Dengan agama Islam itu Alloh subhanahu wata’ala menutup seluruh pintu datangnya agama yang baru setelahnya, sebagaimana Dia subhanahu wata’ala telah menutup pintu kenabian sesudah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pembawa Islam bagi seluruh manusia. Alloh menyatakan hal ini dalam firman-Nya:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rosululloh dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. al-Ahzab [33]: 40).

Dengan Islam ini, orang-orang kafir menjadi kecil nyali mereka karena berputus asa, tidak sanggup mengungguli keagungannya. Dan dengan Islam ini pula kenikmatan Alloh bagi hamba-Nya menjadi sempurna, sebagaimana dengannya pula agama para nabi dan rosul terdahulu disempurnakan. Alloh menyatakan dalam al-Qur’an:

الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku…. (QS. al-Maidah [5]: 3).

Dan Islam ini pulalah yang Alloh subhanahu wata’ala telah mewajibkan seluruh manusia untuk memeluknya melalui para rosul utusan-Nya, Alloh telah menegaskan perintah-Nya tersebut dalam al-Qur’an:

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ
بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Alloh kepadamu semua, yaitu Alloh yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rosul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Alloh dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. al-A’rof [7]: 158).

Sehingga sangat tepatlah apabila Alloh subhanahu wata’ala hanya meridhoi Islam sebagai agama dan Alloh subhanahu wata’ala tiada akan meridhoi agama manapun selainnya. Perhatikanlah ayat-ayat Alloh berikut:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu…. (QS. al-Maidah [5]: 3).

Sebagaimana dalam ayat yang lain Alloh berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ

"Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Alloh hanyalah Islam…. (QS. Ali Imron [3]: 19).

Dan sangat tepat pula bila agama yang Alloh terima dari para hamba-Nya hanyalah Islam, sebagaimana sangat tepat bila seorang hamba akan ditolak agamanya yang manapun selain Islam. Alloh menegaskan dalam firman-Nya:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imron [3]: 85).

Memahami Makna Islam
Islam memiliki makna ganda. Secara umum, Islam bermakna berserah diri kepada Alloh, artinya berserah diri kepada Alloh dengan segala ibadah yang sesuai dengan apa yang Dia syari’atkan. Dari makna Islam secara umum ini dipahami bahwa seluruh umat dan pengikut nabi-nabi yang terdahulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, adalah beragama Islam, sebab seluruh nabi dan rosul yang terdahulu pun menyeru umat manusia untuk berserah diri kepada Alloh subhanahu wata’ala.

Sebagai contohnya, perhatikan firman Alloh subhanahu wata’ala tatkala mengisahkan Nabi Ibrohim alaihis salam yang berdo’a:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Ya Robb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. al-Baqoroh [2]: 128).

Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Ibrohim alaihis salam adalah seorang nabi yang datangnya jauh sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, namun seruannya adalah kepada Islam, yaitu berserah diri kepada Alloh subhanahu wata’ala semata.

Adapun makna Islam secara khusus adalah sebagaimana yang telah dijabarkan pada awal tulisan ini, yaitu agama terakhir yang datang bersama diutusnya seorang nabi terakhir, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu agama yang dianugerahkan oleh Alloh subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan segenap umatnya sampai hari kiamat. Ia adalah sebuah agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya dan menghapuskan syari’atnya. Sehingga hanya yang mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam —pembawa Islam—saja yang disebut muslim, sedangkan yang tidak mengikuti beliau maka tiada berhak menyandang keislaman ini.

Dari makna Islam secara khusus ini kita memahami bahwa muslim di masa sebelum diutusnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam belum tentu ia muslim pula setelah diutusnya beliau. Oleh sebab itulah kita meyakini bahwa pengikut para nabi dan rosul terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam itu adalah kaum muslimin hanya di masanya saja, adapun setelah diutusnya beliau, keadaannya sangat tergantung, bila ia beriman dengan beliau maka ia tetap muslim, sebaliknya bila ia mengingkari beliau maka ia tidak lagi disebut muslim. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan hal ini dalam sebuah hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ a عَنْ رَسُولِ اللهِ n أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هٰذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ.

Dari Abu Huroiroh radhiyallahu anhu dari Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah ada seorang pun dari umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani, kemudian ia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus karenanya, melainkan ia termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim).

Karakteristik Utama Agama Islam
Di antara karakteristik pokok agama Islam ialah sebagai berikut:

a. Agama Islam berintikan tiga pokok ajaran.
Tiga pokok ajaran tersebut ialah:
(1) berserah diri kepada Alloh dengan kemurnian tauhid hanya kepada-Nya semata,
(2) perwujudan ketaatan atas segala perintah Alloh dan menjauhi larangan-Nya, serta
(3) berlepas diri dan suci dari mempersekutukan Alloh dengan sesuatu pun dalam seluruh peribadatan.
  • Alloh subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya: Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 4).

b. Agama Islam berdiri di atas lima rukunnya.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah riwayat dari sahabat Abdulloh bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa beliau pernah mendengar Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

“Islam dibangun di atas lima (rukun); persaksian bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah Rosululloh, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berhaji, dan berpuasa Romadhon.” (HR. Bukhori-Muslim).

c. Agama Islam memiliki tiga tingkatan; yaitu: islam, iman, dan yang paling tinggi tingkatannya adalah ihsan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu dalam sebuah hadits yang terkenal dengan “hadits Jibril”, di mana di akhir hadits tersebut Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa Jibril alaihis salam datang dan mengajarkan agama kepada para sahabat, sedangkan yang diajarkan adalah islam, iman, dan ihsan.[1].

d. Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang dikandung oleh kitab-kitab agama samawi yang terdahulu.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya:
Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu…. (QS. al-Maidah [5]: 48)
  • Maksudnya, al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.

e. Agama Islam senantiasa relevan untuk setiap masa, tempat, maupun umat.
Artinya, siapapun yang berpegang teguh dengan syari’at Islam secara benar maka dia tidak akan luput dari kemaslahatan bagi diri sendiri maupun bagi seluruh umat di setiap waktu maupun di setiap tempat. Bahkan dengan Islam-lah umat akan mendapatkan kebaikan.
  • Ini bukan berarti bahwa Islam itu mengikuti waktu, tempat, maupun umat—menurut pemahaman sebagian orang—di mana Islam itu disesuaikan dan diatur oleh waktu, tempat dan umat. Namun, Islam sangat relevan untuk mengatur dan mendudukkan segala permasalahan di setiap waktu, tempat, dan bagi setiap umat.

f. Agama Islam dijanjikan Alloh mendapat kemenangan besar.
Agama Islam adalah agama yang Alloh subhanahu wata’ala menjanjikan bagi pemeluknya yang komitmen dengannya—yaitu yang tunduk patuh dengan ketaatan kepada-Nya, serta jauh dari mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun—dengan menganugerahkan kemenangan yang besar, yaitu berkuasa di muka bumi, Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ
 الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. an-Nur [24]: 55).

Tentunya masih banyak hal utama yang ada pada Islam, dan yang sedikit ini semoga bermanfaat dan cukup sebagai penggugah hati yang lalai, menjadikannya hati yang cerdik lagi senantiasa waspada. Mudah-mudahan Alloh berkenan menjadikan hati-hati kita semakin cinta kepada-Nya, juga kepada Rosul-Nya, dan semoga Alloh menganugerahkan semangat yang baru dalam ber-Islam dan semakin gigih memperjuangkannya. Wallohu A’lam wa Huwal Muwaffiq.

Wallohua’lam

http://alghoyami.wordpress.com/
[1]. HR. Muslim dalam Shohih-nya, Kitab al-Iman, bab al-iman wal islam wal ihsan wa wujubul iman bi itsbati qodarillah ta’ala.

sumber : http://abangdani.wordpress.com/2011/05/13/aku-ridho-islam-agamaku/


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger