Nasehatku Untuk Setiap Penganut Syi'ah

"Persembahan ini dipersembahkan untuk setiap penganut Syi'ah yang terbuka hati dan pikirannya, serta cinta pada kebenaran dan kebaikan untuk mencari ilmu pengetahuan agama, aku persembahkan untaian kata-kata singkat ini tanpa mengharapkan banyak darinya melainkan agar ia membacanya, dengan harapan bahwa saya telah memberinya nasehat ini. Wassalaam,,,"  Al-Jaza'iri.

Mukaddimah

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji syukur hanya millik Allah, salawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi kita Muhammad saw, keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya saya dahulu-karena kebenaran harus disampaikan-tidak mengetahui tentang Syi'ah Ahlulbait melainkan mereka adalah kelompok dari kaum muslimin yang mengkultuskan Ahli bait dalam hal mencintai dan memenangkan(opini)mereka, serta bahwa mereka menyelisihi ahli sunnah dalam masalah furu' (cabang-cabang)agama saja dengan penafsiran-penafsiran implisit yang qoribah (semi benar) maupun yang ba'idah (murni salah), oleh sebab itu saya merasa tersakiti bahkan bersedih karena hanya memfasikkan sebagian saudara-saudara(seakidah)mereka dan terkadang telah memfonis mereka keluar dari lingkup Islam, hanya saja perkara(yang saya yakini)ini belum berlarut panjang, hingga salah seorang saudara (seakidah) saya datang menyarankan agar menelaah sebuah buku khusus kelompok ini, untuk mengeluarkan hukum yang benar terhadapnya, akhirnya saya memilih menelaah buku "Al-Kaafi" yang merupakan buku rujukan mereka dalam menetapkan madzhab (akidah) mereka.

Saya telah menelaah dan mengeluarkan dari (kandungan)nya berbagai hakikat ilmiah, yang menjadikanku mengakui teguran orang(ulama lain)kepadaku karena banyak telah menaruh simpatik kepada mereka, ia telah menegurku tentang kecondonganku kepada permasalahan-permasalahan esensi mereka, dengan harapan bisa menyingkirkan sebagian kekeliruan yang tidak diragukan lagi keberadaannya, antara ahli sunnah dan kelompok ini, yang mengafiliasikan kepada islam secara benar atau palsu, dan disini saya akan memaparkan hakikat-hakikat tersebut yang diringkas dari buku utama yang dijadikan rujukan oleh agama Syi'ah dalam menetapkan akidah mereka, dan kini saya mengundang setiap penganut Syi'ah agar merenungkan hakikat-hakikat ini dengan hati yang ikhlas dan sikap yang adil, kemudian ia sendirilah yang akan menarik hukumnya untuk menentukan akidah dan penisbatan dirinya kepadanya, (sehingga konsekuensinya adalah) jika penarikan hukum tersebut memutuskan keabsahan akidah dan penisbatan ini kepadanya, maka penganut Syi'ah ini tetap dan terus di atas akidahnya, adapun jika penarikan hukum tersebut memutuskan kepalsuan dan kerusakan akidah ini serta kejelekan penisbatan ini kepadanya, maka penganut Syi'ah ini wajib meninggalkan dan menjauhkan diri dari apa yang diyakini, hal ini sebagai bentuk nasehat untuk dirinya dan keselamatannya, serta harus mengambil kitabullah dan sunnah Rasul yang telah diamalkan oleh jutaan kaum muslimin.

Sebagaimana halnya, saya juga meminta perlindungan dari Allah untuk melindungi setiap muslim yang mengetahui kebeningan al-haq kemudian ia lalu memilih kebatilan ini karena kejumudan dan taklid atau fanatik suku ataupun karena ingin mendapatkan kepentingan duniawi, sehingga sebenarnya ia telah menipu dirinya sendiri, seiring dengan itu ia meniti jalan kemunafikan dan kedustaan, hal ini adalah sebagai tantangan bagi anak-anak, saudara-saudaranya dan generasi yang datang setelahnya, yang dapat memalingkan mereka dari kebenaran dengan kepalsuan( akidah)nya, serta menjauhkan mereka dari sunnah dan Islam yang benar dengan bid'ah dan akidahnya yang busuk.

Wahai Syi'i (penganut Syi'ah),
inilah hakikat-hakikat ilmiah yang ia adalah termasuk esensi madzhab dan kaidah-kaidah agamamu, saya serahkan persembahan ini untukmu, juga bagi tangan pendosa lagi pemakar dari berbagai generasi yang telah berlalu serta untuk para jiwa yang kotor lagi buruk, yang telah dapat menjauhkan dirimu dan manusia dari Islam yang hakiki dengan slogan Islam dan telah menjauhkan dirimu dari kebenaran dengan slogan kebenaran.

Wahai Syi'i, inilah 7 perkara dari hakikat-hakikat ini, yang tersurat dalam buku Al-kafi sebagai buku rujukan madzhab dan sumber sektemu, maka renungkanlah hakikat-hakikat tersebut dan kerahkanlah segala pikiran untuk meresapinya, saya memohan kepada Allah agar Dia menampakkan kebenaran padamu, Menolongmu untuk menganutnya dan Meringankanmu untuk mengembannya, sesungguhnya tidak ada sesembahan kecuali Dia dan tidak ada yang kuasa melainkan Dia.

Hakikat Pertama
Ahli bait tidak membutuhkan Al-Qur'an, karena mereka memiliki al-kutub al-ilahiyah al-ula (kitab-kitab pertama yang berisi firman Allah), yaitu kitab Taurat dan Injil.

Wahai Syi'i, Sesungguhnya yang menetapkan, menekankan dan mengharuskan(engkau meyakini)hakikat ini adalah apa yang disebutkan dalam buku Al-Kafi jillid 1, kitabulhujjah hal 207, yang murni ia adalah perkataan penulisnya:( Bab: sesungguhnya para imam-alahimussalam-memiliki semua kitab yang diturunkan dari Allah, dan mereka mengetahui perbedaan bahasanya), beliau berdalil dengan 2 buah hadits yang telah beliau angkatkan keduanya kepada Abi Abdillah, bahwasanya beliau dahulu sudah membaca Injil, Taurat dan Zabur dengan bahasa As-Suryaniyah.

Penulis ingin menyampaikan maksud dibalik perkataanya perkara terkenal, yaitu bahwa ahli bait dan kelompoknya adalah pengikut mereka(para imam), mereka(para pengikut)itu boleh mencukupkan dengan kitab-kitab terdahulu yang mereka ketahui. Dan ini adalah langkah utama untuk memisahkan Syi'ah dengan Islam dan kaum muslimin, karena tidak diragukan lagi bahwa, barangsiapa yang meyakini Al-Qur'an tidak dibutuhkan dalam segala sisi, maka ia telah keluar dari Islam dan telah terlepas dari jama'ah kaum muslimin, bukankan ini adalah sebuah kebencian terhadap Al-Qur'an yang mengikat umat Islam dengan akidah, hukum dan adab-adab yang menjadikan umat bersatu? Bukankah ini merupakan salah satu kebencian terhadapnya dengan mempelajari kitab-kitab yang telah berubah dan terhapus serta mengamalkan kandungannya?!

Apakah kebencian terhadap Al-Qur'an tidak dianggap keluar dari Islam dan sebuah kekufuran?

Terus mengapa anda bisa membaca kitab-kitab yang telah terhapus (hukumnya) lagi telah berubah, sementara Rasulullah saw ketika melihat Umar Bin Khathab sedang membawa selembar kertas dari kitab Taurat lalu beliau saw menghardiknya sembari bersabda: bukankah saya telah datang kepada kalian dengan membawa kertas putih bersih (maksudnya adalah Al-Qur'an)?.

Jika dahulu Rasulullah saw tidak merelakan untuk Umar sekedar melihat selembar kertas dari kitab Taurat, maka apakah dapat dilogikakan ada seorang ahli bait yang suci, mengusung semua kitab-kitab kuno ini dan mempelajarinya dengan bahasa yang berbeda-beda, terus untuk apa(ia lakukan ini)?!apakah karena ia membutuhkannya ataukah karena sebuah perkara yang ia kehendaki?!

Demi Allah, bukan ini dan bukan pula yang itu, akan tetapi ia adalah kedustaan dari para pembawa bendera kebatilan terhadap ahli bait Rasulullah saw, untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

Akhirnya, yang sejatinya diketahui oleh setiap syi'i bahwa sebuah keyakinan yang meyakini bahwa Al-Qur'an tidak dibutuhkan, padahal ia adalah kitabullah yang telah dipelihara oleh-Nya dalam dada-dada kaum muslimin, ia sekarang berada pada genggaman mereka, yang kata-katanya tidak terdapat kekurangan dan penambahan padanya, dan selamanya hal(perubahan dan pengurangan) itu tidaklah mungkin, karena Allah telah berjanji untuk menjaga keabsahannya melalui firman-Nya:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz-zikra (al-Qur'an)
dan Kami pula yang menjaganya)".
(QS.Al-Hijr:9).

Dan ia (al-Qur'an) hingga sekarang sama, sebagaimana yang dibawa oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah saw, sama sebagaimana yang di bacakan oleh Rasulullah, sebagaimana sama dengan yang dibaca oleh ribuan para sahabat dan jutaan kaum muslimin setelah mereka, (statusnya) mutawatir hingga hari kita sekarang. Sesungguhnya keyakinan seseorang tentang tidak butuh pada Al-Qur'an atau sebagiannya, dengan kondisi apapun tetap dianggap sebuah kemurtadan dari Islam, keadaan ini tidak dapat membiarkan pelakunya leluasa mengafiliasikan dirinya pada Islam dan kaum muslimin.

Hakikat Kedua
Keyakinan bahwa tidak seorangpun dari para sahabat yang menulis dan menghafal Al-Qur'an Al-Karim, melainkan Ali bin Abi Thalib dan para imam ahli bait.

Keyakinan ini dengan tegas telah disebutkan oleh penulis buku Al-Kafi (jilid 1, kitab al-hujjah hal:26), darinya ia berdalil dengan perkataannya: dari Jabir beliau berkata: saya mendengar Abu Ja'far Alaihissalam beliau mengatakan: 'tidak seorang sahabatpun yang mengaku menuliskan seluruh Al-Quran melainkan ia seorang pendusta, dan tidak seorangpun yang menuliskan dan menghafalnya melainkan Ali bin Abi Thalib dan para imam setelahnya'.

Tapi sekarang wahai seorang Syi'i ketahuilah, semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada kebenaran dan jalan yang benar, bahwa keyakinan seperti ini, yaitu: tidak ditemukan seorangpun dari kaum muslimin yang menuliskan dan menghafal Al-Qur'an melainkan para imam ahli bait dan kelompok mereka, maka hal ini sudah cukup untuk menjadi kerusakan, kebatilan dan keburukan(bagi madzhab ini), berikut ini penjelasannya.
  1. Mendustakan setiap orang yang menghafal dan mengumpulkan Kitabullah dalam dada atau mushaf (manuskrip)nya seperti Utsman bin Affan, Ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas'ud dan ratusan para sahabat Rasulullah saw lainnya, serta pendustaan mereka ini telah memfonis para sahabat sebagai penjahat dan melecehkan kredibilitas mereka, dan hal ini tentu tidak mungkin akan dilontarkan oleh ahli bait yang suci, akan tetapi ini adalah ucapan yang dilontarkan oleh para musuh dan lawan Islam, sebagai pemicu kerusuhan dan perpecahan.
  2. Kesesatan seluruh kaum muslimin kecuali Syi'ah ahli bait, karena barangsiapa yang beramal dengan sebagian Al-Qur'an saja dan tidak dengan sebagian yang lain, maka tidak diragukan lagi akan kekufuran dan kesesatannya, karena ia tidak beribadah kepada Allah dengan seluruh syariat-Nya, padahal ada kemungkinan lain bahwa sebagian Al-Qur'an yang tidak dimiliki kaum muslimin mengandung cakupan berbagai masalah akidah, ibadah, adab dan hukum-hukum Islam.
Keyakinan ini juga melazimkan Allah berdusta dalam firmannya:

(إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون)

" sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an, dan Kamilah yang pasti menjaganya", sedangkan mendustakan Allah adalah sebuah kekufuran, maka kekufuran apakah ini?.

Apakah mungkin bagi Ahli bait mengkhususkan Al-Qur'an untuk mereka sendiri dan tidak untuk kaum muslimin kecuali yang Allah kehendaki dari kelompok mereka?.

Bukankah ini adalah perbuatan menyembunyikan dan merampas rahmat Allah, (bukankah perbuatan)yang dijauhi oleh ahli bait? Ya Allah, sesungguhnya kami ini mengetahui bahwa ahli bait Rasul-Mu berlepas diri dari kebohongan ini, maka-demi Allah-kutuklah mereka yang mendustakan para sahabat ini.

Kelaziman keyakinan ini adalah, bahwa kelompok syi'ah adalah kelompok tunggal pembawa dan penegak kebenaran, karena Al-Qur'an secara sempurna berada di genggaman mereka, tidak ada kekurangan sedikitpun padanya, sehingga mereka dapat beribadah kepada Allah dengan seluruh syariatnya, adapun manusia/kaum muslimin selain mereka, maka mereka adalah masyarakat sesat, karena tidak mendapatkan kebanyakan isi Al-Qur'an dan bimbingan-bimbingannya.

Wahai penganut syi'ah!
Sesungguhnya seorang yang berakal senantiasa terpelihara dari pelecehan seperti ini, apalagi jika ia benar berafiliasi kepada Islam dan kaum muslimin, sesungguhnya Rasulullah dahulu tidak meninggal dunia hingga Allah telah menyumpurnakan Al-Qur'an dan penjelasannya, serta kaum muslimin telah menghafalnya di dalam dada-dada dan diabadikan dalam karya-karya mereka, dan penyebarannya dikalangan mereka terjadi secara utuh, ia telah dihafal oleh orang khusus(para ulama) dan orang umum, karena Ahli bait tidak memiliki kepentingan mengumpulkan dan menghafal Al-Qur'an melainkan sama seperti seluruh kaum muslimin, maka bagaimana bisa mengatakan: sesungguhnya tidak seorang pun yang menulis dan menghafal Al-Qur'an melainkan Ahli bait, dan barang siapa yang mengaku demikian maka ia adalah pendusta.

Coba anda renungkan jika seseorang mengatakan kepada pembawa opini ini: tolong berikan pada kami Al-Qur'an yang telah dikhususkan oleh Ahli bait bagi kelompoknya, tunjukan kepada kami satu surat atau beberapa surat, untuk menantang pembawa opini ini, maka bagaimana-kira-kira sikapnya? Maha suci Allah ini adalah tuduhan berbahaya.

Hakikat Ketiga
Selain kaum muslimin, Ahli bait dan kelompok mereka memonopoli mujizat para Nabi As seperti: batu dan tongkat (Nabi Musa misalnya).

Pembuktian terhadap hakikat ini adalah perkataan penulis buku Al-kafi, beliau berkata: dari Abi Bashir, dari Ja'far As beliau berkata: seorang Amirulmu'minin pernah beronda pada suatu malam yang gulita sembari berkata: menggerutu dengan suara keras di malam yang gulita, imam telah keluar kepada kalian dengan menganakan kemeja Nabi Adam, di tangannya menggengam cincin Sulaiman dan tongkat Musa..!!.

penulis juga menyebutkan (ungkapan serupa dalam buku tersebut) pada jilid 1, kitabulhujjah, halaman 227, dari Abu Hamzah, dari Abu Abdullah As beliau berkata: saya mendengar beliau mengatakan: lembaran-lembaran(wahyu)dan tongkat Nabi Musa ada pada kami, karena kami adalah pewaris para Nabi As!!.

Lalu wahai penganut Syi'ah, sesungguhnya keyakinan seperti ini sebenarnya akan mengharuskan anda terhadap beberapa perkara yang terburuk dan terbusuk, dan anda tidak mungkin-karena anda seorang yang berakal sehat-melainkan meninggalkan dan harus menginkarinya, karena:

Pendustaan Ali ra (terhadap ucapan ini) dalam sebuah hadits, dimana beliau ditanya: apakah Rasulullah saw pernah memberi sebuah kehususan kepada Ahli bait? Maka beliau berkata: tidak pernah, melainkan beliau saw hanya memberiku sarung pedang ini, kemudian beliau (Ali) menunjukkan selembar kertas yang tertulis padanya empat perkara, yang disebutkan oleh ulama ahli hadits sperti imam Bukhari dan Muslim.
  1. Berdusta atas nama beliau (Ali) ra, karena telah menisbatkan perkataan di atas kepadanya.
  2. Kehinaan pada diri seorang penganut akidah ini dan ini adalah bukti yang tegas terhadap kerendahan, kekurangan pemahaman dan akalnya serta tidak menghargai didrinya sendiri, sebab jika ia ditanya: dimana cincin, tongkat dan lembaran-lembaran itu berada? Maka ia akan kebingungan menjawabnya dan tidak akan mampu mendatangkan sedikit bukti tentangnya. Dari sini jelaslah kebohongan kisah di atas dari awal hingga akhirnya. Dan lebih jelas lagi konsekuensi berikut ini: sesungguhnya dapat dikatakan, jika benar apa yang dikatakan oleh mereka, maka ahli bait akan menggunakan mujizat-mujizat ini, seperti tongkat dan cincin untuk memberantas para musuh mereka, karena mereka(ahli bait)telah banyak mengalami penderitaan(jika benar ada penderitaan itu).
  3. Sesungguhnya tujuan kebohongan ini adalah untuk menetapkan agama Syi'ah dan menyesatkan kaum muslimin yang memusuhi mereka, maksud di balik semua itu adalah mengesahkan madzhab Syi'ah sebagai agama yang independen dari jasad umat Islam, agar para pemimpin dan pengikut mereka yang berhati busuk ini dapat merealisasikan apa yang mereka kehandaki, untuk meruntuhkan Islam dan mencabik-cabik kekuatan mereka. Jika akidah ini dapat direalisasikan seperti rencana busuk dan buruk ini, maka betapa buruk akidah dan jiwa yang meyakini dan meridhainya.

Hakikat ke Empat
Selain kaum muslimin, Ahli bait dan kelompok Syi'ah memonopoli ilmu-ilmu pengetahuan yang disabdakan oleh Nabi dan yang difirmankan oleh Allah.

Keyakinan ini dengan tegas telah disebutkan oleh penulis buku Al-Kafi (jilid 1, kitab al-hujjah hal:138), beliau berkata: dari Abu Bashir beliau berkata: saya mendatangi Abu Abdullah As dan berkata kepadanya: nyawa saya menjadi tebusanmu, sesungguhnya kelopokmu sedang membicarakan bahwa Rasulullah saw mengajarkan Ali As seribu sub pokok bahasan ilmu, lalu beliau (Ali) menguraikan lagi seribu sub pokok bahasan yang lain(dari apa yang di ajarkan oleh Nabi saw), beliau berkata: maka beliau berkata: wahai Abu Muhammad, Rasulullah saw telah mengajarkan Ali As seribu sub pokok bahasan ilmu, lalu beliau (Ali) menguraikan lagi seribu sub pokok bahasan ilmu, beliau berkata: saya katakan: yang ini sama dengan yang itu; kemudian beliau berkata:wahai Abu Muhammad, sesungguhnya kami memiliki Al-Jami'ah, tahukah kamu akan al-Jami'ah?

Beliau berkata: saya mengatakan: nyawa saya menjadi tebusanmu, apa Al-Jami'ah itu? Beliau menjawab: ia adalah lembaran yang panjangnya 70 hasta, sama dengan hasta Nabi saw berisi penuh dengan perkara yang menakjubkan, kemudian beliau menggarisi dengan tangan kanannya setiap perkara haram dan halal serta semua perkara yang dibutuhkan oleh manusia, hingga perkara denda pembunuhan dan penodaan kehormatan, beliau berkata: demi Allah yang saya katakan ini adalah ilmu! Beliau berkata: sesungguhnya ia benar-benar ilmu dan bukan seperti yang lain, kemudian beliau diam sejenak lalu mengatakan: kamipun memiliki Al-Jufr, apakah engkau tahu Al-Jufr? Beliau berkata: ia adalah bejana yang berisi ilmu para Nabi, para penerima wasiat dan ilmu para ulama dahulu dari keturunan Bani Israil (keturunan Nabi Ya'kub), beliau berkata: saya mengatakan: ini adalah ilmu! Beliau berkata: sesungguhnya ia adalah ilmu yang tidak sama dengan selainnya, kamudian beliau diam sejenak dan mengatakan: sesungguhnya kami memiliki Mushhaf Fatimah As, tahukah kamu apa itu Mushhaf Fathimah? Beliau berkata: saya bertanya: apa itu Mushhaf Fathimah? Beliau mengatakan: Mushhaf ini tiga kali lipat dari Qur'an milik kalian! Demi Allah, tidak satupun hurufnya ada pada Al-Qur'an kalian! Beliau berkata: saya mengatakan: demi Allah ini adalah ilmu! Beliau berkata: dan kami pun mengetahui perkara lampau, sedang dan perkara yang akan terjadi hingga hari kiamat!!! Demikian konteks aslinya.

Maka konsekuensi dari hakikat akidah yang bathil ini adalah sebagai berikut:

  • Menolak Kitabullah, sementara ini adalah kekufuran yang nyata.
  • Berbagai ilmu pengetahuan agama hanya diketahui oleh Ahli bait, bukan seluruh kaum muslimin, dan hal ini sebuah penghianatan nyata yang diafiliasikan kepada Nabi saw, padahal sebuah penghianatan yang diafiliasikan kepada Nabi adalah kekufuran, tanpa tawar-menawar.
  • Pendustaan Ali ra terhadap perkataannya sendiri yang telah diakui keabsahannya (yaitu): Rasulullah tidak mengkhususkan sesuatu apapun kepada kami Ahli bait, padahal berdusta atas nama Ali (dosanya)setara dengan berdusta atas nama orang lain, selamanya hal ini tidak halal.
  • Berdusta atas nama Nabi saw, padahal ini termasuk dosa terbesar dan paling terburuk disisi Allah; sebagaimana sabda beliau saw:

إن كذبا علي ليس ككذب على أحدكم من كذب علي متعمدا فل يلج النار

" sesungguhnya(dosa) berdusta atas namaku tidak seperti berdusta atas nama seorang diantara kamu, barang siapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah ia masuk neraka".

  • Berdusta atas nama Fathimah ra, bahwa beliau memiliki mushhaf khusus yang (ketebalannya)menyamai 3 kali Al-Qur'an, dan tidak satupun hurufnya yang sama dengan huruf dalam Al-Qur'an(kita).
  • Penganut akidah ini tidak mungkin tergolong kaum muslimin, atau dihitung sebagai bagian dari kelompok kaum muslimin, karena ia berjalan di atas ilmu pengetahuan agama dan petunjuk yang tidak dimiliki oleh kaum muslimin.
  • Terakhir, apakah pelecehan batil dan dusta hina seperti ini sah untuk dinisbatkan kepada Islam, sebagai agama Allah yang diterima oleh-Nya?!.(sebagaimana firman-Nya):

(ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو في الآخرة من الخاسرين)

" Barangsiapa yang mencari agama selain dari Islam, maka tidak akan diterimah darinya, dan ia kelak di akhirat termasuk orang-orang yang merugi".

Oleh sebab itu, wahai Syi'i ikuti saya agar kita selamat dari jurang kebinasaan ini, untuk melantunkan bersama: Ya Allah, sesungguhnya kami berlepas diri dari apa yang diperbuat oleh para pendusta atas nama-Mu dan nama Nabi-Mu serta ahli baitnya yang suci, untuk menyesatkan para hamba-Mu, merusak agama-Mu dan mencabik kekuatan umat Nabi-Mu saw.

Hakikat ke Lima
Berkeyakinan bahwa Musa Al-kazhim telah menebus Pengikut Syi'ah dengan dirinya.

Penulis buku Al-kafi telah menyebutkan bukti dari hakikat ini pada jilid 1, kitabulhujjah hal 260, beliau berkata: sesungguhnya Abu Al-hasan Al-Kazhim (beliau adalah imam yang ke-7 dari para imam Syi'ah al-itsnai al-'asyariyah), Allah berfirman: " sesungguhnya Syi'ah telah memurkai saya, maka mereka memberi pilihan, tebusan nyawa saya atau mereka. Maka saya menebus mereka dengan jiwa saya".

Wahai syi'i, sekarang apa keuntungan dari hikayat ini, yang telah melazimkan engkau untuk meyakininya, setelah mereka mewajibkan engkau untuk mengimani dan membenarkan keuntungannya tergantung konteks-konteks yang pasti(dengan dalil)?

Sesungguhnya Musa Al-kazhim ini rela memilih bunuh diri, untuk menebus nyawa para pengikutnya, agar Allah mengampuni dan memasukkan mereka ke dalam Surga tanpa perhitungan.

Wahai Syi'i, renungkanlah, semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepadamu dari perkara yang Dia cinta dan diridai: berupa keyakinan, perkataan dan amal shaleh benar, kenalilah kepalsuan ini. Saya tidak mengatakan alasan lain melainkan hanya kepalsuan, karena telah mengikis kebenaran, dan menjauhkannya dari hakikat realita, Renungkanlah karena engkau mengetahuinya sebagai keyakinan yang mengharuskan engkau meyakininya dengan peristiwa-peristiwa besar berikut, masing-masingnya tidak pantas dinisbatkan kepadamu atau engkau yang menisbatkan diri padanya, jika engkau meridhai Allah sebagai Tuhan (sesembahan yang hak), Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. perkara-perkara tersebut adalah:

  • Berdusta atas nama Allah, bahwa Dia telah mewahyukan kepada Musa Al-Kazhim, bahwa Dia memurkai Syi'ah dan beliau diberi pilihan antara memilih dirinya atau menebus(nyawa)pengikutnya, kemudian beliau(memilih)menebus mereka dengan nyawanya. Maka demi Allah, ini adalah kedustaan atas nama Allah, padahal Dia telah berfirman:


( ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا)

"Dan siapakah yang paling zhalim dari orang yang berdusta atas nama Allah".

  • Berdusta atas nama Musa Al-Kazhim -semoga Allah merahmatinya-, karena demi Allah beliau bukan seorang Nabi dan Rasul, sebab jika seorang pendusta ini mengatakan: sesungguhnya Allah mewahyukan kepada Musa Al-Kazhim bahwa beliau memurkai Syi'ah dan beliau diberi pilihan antara memilih dirinya atau menebus(nyawa)pengikutnya, kemudian beliau rela menebus mereka dengan nyawanya. Ini menunjukan suatu bukti konkrit akan kenabian Musa Al-Kazhim!!!!! Padahal kita ketahui bahwa kaum muslimin telah membuat sebuah konsensus akan kekafiran seseorang yang meyakini kenabian sesorang setelah kenabian Muhammad saw, hal ini disebabkan karena pengingkaran terhadap ketegasan firman Allah berikut ini:


(ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين)

" Muhammad bukanlah bapak seseorang di antara kalian, akan tetapi beliau adalah utusan Allah sekalian penutup para Nabi". Uni Syi'ah Nasrani pada akidah salib dan tebusan, sebagaimana Nasrani meyakini bahwa Isa AS menebus dosanya dengan dirinya, ketika beliau rela disalib sebagai bentuk penghapus dosa serta menebus kemurkaan dan adzab-Nya, begitu halnya Syi'ah yang meyakini hakikat di atas, yaitu: Musa Al-Kazhim diberi pilihan oleh Allah antara kehancuran pengikutnya atau membunuh dirinya, maka beliau rela dibunuh untuk menebus pengikutnya dari kemarahan dan adzab Allah. jadi Syi'ah dan Nasrani akidahnya satu. Padahal Nasrani adalah kaum kafir, berdasarkan ketegasan firman Allah, terus apakah seorang penganut Syi'ah rela dengan kekufuran setalah keimanan?!

Jika engkau sadar, mereka telah menyiapkanmu sebagai tumbal untuk suatu perkara. Maka selamatkan dirimu yang telah digembalakan bersama unta-unta yang tak bertuan.

Akhirnya, saya ingin menyelamatkan dirimu wahai seorang Syi'i, agar engkau selamat dari berbagai dongeng dan dusta ini, untuk menuju jalan yang lurus,jalan orang-orang mukmin.

Hakikat Ke Enam
Meyakini bahwa kedudukan para imam Syi'ah seperti Rasulullah saw pada hal 'ismah (suci dari dosa), (menerima) wahyu, tingkat kataatan dan yang lainnya, kecuali pada perkara wanita (yaitu beristri lebih dari empat), sehingga mereka tidak halal melakukan apa yang dihalalkan bagi Nabi saw.

Keyakinan bahwa kedudukan para imam Syi'ah seperti Rasulullah saw ini telah disebutkan secara tegas oleh penulis buku Al-kafi melalui 2 riwayat:

Pertama: (disebutkan dalam kitabulhujjah hal:229)beliau berkata: dahulu Al-Mufadhal bersama Abu Abdullah, maka beliau berkata padanya: nyawaku menjadi tebusanmu, apakah Allah mewajibkan kepada para hamba untuk menaati seorang hamba dan Ia dapat menghalangi dia dari kabar(wahyu) langit? Maka Abu Abdullah –imam itu-berkata padanya: tidak(sama sekali), Allah lebih Mulia, Penyayang dan lebih Bijaksana dengan para hamba-Nya dari mewajibkan kepada para hamba untuk menaati seorang hamba kemudian menghalangi dia dari kabar langit setiap pagi dan petang.

  • Lafazh riwayat ini dengan tegas menetapkan bahwa para imam Syi'ah ini secara mutlak telah Allah wajibkan kepada manusia untuk menaati mereka, sebagaimana Dia telah mewajibkan menaati Rasul saw dan bahwasanya mereka-para imam Syi'ah-pun menerima wahyu serta kabar-kabar dari langit pagi dan petang, dengan demikian mereka sama dengan para Nabi dan Rasul.
  • Dan keyakinan seseorang menjadi nabi yang menerima wahyu setelah Nabi Muhammad saw adalah sebagai kemurtadan dan kekufuran dari Islam berdasarkan konsensus (ulama)kaum muslimin. Tapi-subhanallah-mengapa seorang Syi'I yang tertipu ini rela mengikuti akidah yang penuh dengan kedustaan, bahkan mengharuskan dirinya untuk meyakini akidah ini supaya hidup jauh dari Islam dalam keadaan kafir, karena ia tidak meyakini akidah yang batil ini melainkan karena keimanan dan keislaman yang paling agung(menurutnya), agar mendapatkan kemenangan dan menjadi penganutnya.

Ya Allah cegahlah tangan yang berdosa yang telah mencegah manusia dari-Mu dan yang telah menyesatkan mereka dari jalan-Mu.

Kedua (disebutkan pada jilid 1, kitabulhujjah halaman:229) beliau berkata: dari Muhammad bin Salim beliau berkata: saya mendengar Abu Abdullah AS beliau berkata: kedudukan para imam sama dengan Rasulullah saw, hanya saja mereka bukanlah para Nabi dan tidak dihalalkan kepada mereka para wanita yang dihalalkan kepada Nabi saw, adapun selain hal itu, mereka berkedudukan sama seperti Nabi saw.

  • Riwayat ini walaupun tampaknya sedikit saling bertentangan, tapi sebenarnya sama dengan riwayat sebelumnya, (riwayat ini) menetapkan kesucian para imam dan kewajiban menaati mereka serta mereka menerima wahyu; karena ucapan para imam setara dengan ucapan Rasulullah saw kecuali pada perkara wanita, secara jelas bahwa mereka ma'shum(suci dari dosa), wajib menaati mereka serta mereka memiliki berbagai kesempurnaan dan keistimewan yang dimiliki oleh Nabi saw. Tujuan di balik perbedaan dan kedustaan yang terbungkus rapi ini-wahai Syi'i-adalah senantiasa memisahkan umat Syi'ah dari Islam dan kaum muslimin, agar bisa menberantas Islam dan kaum muslimin dengan hujjah bahwa para penganut Syi'ah tidak butuh dengan Al-Qur'an Al-Karim dan bimbingan risalah kenabian-semoga Allah senantiasa melimpahkan salawat dan salam atas Nabi saw-hal itu karena Syi'ah memiliki Mushhaf Fathimah yang melebihi Al-Qur'an, mereka juga memiliki Al-Jufr wa Al-Jaami'ah, ilmu-ilmu para Nabi terdahulu dan wahyu para imam yang ma'shum yang berkedudukan sama dengan Nabi saw, kecuali perihal menikah lebih dari 4 orang istri, serta berbagai macam perkara yang dikuliti oleh umat Syi'ah dari tubuh kaum muslimin, seperti melepas seutas rambut yang melekat pada adonan roti.

Ketahuilah, semoga Allah memerangi ruh keburukan yang telah memutuskan sepotong perkara yang langka dari tubuh umat Islam dengan nama Islam, dan telah menjauhkan manusia dari jalan ahli bait dengan slogan menolong ahli bait.

Hakikat ke Tujuh
Meyakini kemurtadan dan kekufuran para sahabat Rasulullah saw, setelah beliau saw wafat, kecuali ahli bait dan segelintir mereka saja, seperti: Salman, Ammar dan Bilal.

Akidah ini hampir disepakati oleh para pembesar/ketua Syi'ah(seperti): dari kalangan fuqaha (para ahli fikih)mereka, dengan demikian karya dan tulisan-tulisan mereka telah mengungkap dan menjelaskan(hakikatnya), sehingga mayoritas pengungkapan tersebut tidak meninggalkan seorang pun kecuali jika(mereka)melakukan At-taqiyah Al-wajibah(wajib berdusta)pada agama mereka.

Untuk pendalilan dan penegasan hakikat ini akan kami cuatkan beberapa ungkapan berikut ini:
  • Disebutkan dalam buku"Raudhatul Kafi" karya Al-Kullaini penulis buku "Al-Kafi" halaman:202, beliau berkata: dari Hannan dari bapaknya, dari Abu Ja'far beliau berkata: mereka(sahabat-sahabat itu) adalah Al-Miqdad, Salman dan Abu Dzar, sebagaimana disebutkan dalam buku "Tafsirus Shafi"-terhitung buku tafsir Syi'ah yang paling tersohor, teragung dan yang terbanyak meriwayatkan-berbagai riwayat yang menegaskan akidah ini, yaitu: para sahabat Rasulullah telah murtad setelah kematian beliau saw, kecuali ahli bait dan segelintir dari mereka(para sahabat), seperti: Salman, Ammar dan Bilal-semoga Allah meridhai mereka semua-.
  • Adapun tentang dua orang sahabat yaitu: Abu Bakar dan Umar-semoga Allah meridhai mereka-telah disebutkan dalam buku-buku mereka dengan berbagai konteks yang tidak terhitung, dalam hal pengkafiran Syi'ah terhadap mereka berdua, di antaranya telah disebutkan dalam buku Al-Kulaini ini pada hal 20, beliau berkata: saya bertanya kepada Abu Ja'far tentang dua orang sahabat ini, maka beliau berkata: mereka berdua meninggal dan belum bertaubat, serta tidak mengingat apa yang telah mereka berdua perbuat terhadap amirul mu'minin(Ali bin Abi Thalib), maka mereka berdua berhak mendapatkan kutukan Allah, para malaikat dan seluruh manusia.!!!
  • Beliau juga menyebutkan pada hal 107, beliau berkata: anda bertanya kepadaku tentang Abu Bakar dan Umar? Demi Allah, mereka berdua telah berbuat kemunafikan, menolak firman Allah dan telah mengolok Rasul-Nya, mereka berdua adalah kafir, mereka berhak mendapatkan kutukan Allah, para malaikat dan seluruh manusia.!!!
Selanjutnya, wahai Syi'i apakah sebuah kewarasan dan kebijaksanaan mengkafirkan para sahabat Rasulullah, Padahal mereka adalah pejuang, pahlawan dan pembawa bendera agama dan syariat beliau saw?, Allah telah meridhai mereka dalam Kitab-Nya dan telah menjanjikan surga bagi mereka melalui lisan Nabi-Nya saw, dengan mereka Dia telah memuliakan agama ini dan Dia mengabadikan penyebutan nama mereka di bumi ini hingga hari kiamat. Maka wahai Syi'i katakan demi Tuhanmu!, bukankan pengkafiran, kutukan dan penolakan sahabat Rasulullah saw ini ada maksud dan tujuannya?.

Tentu ada maksudnya wahai Syi'i, maksud itu adalah menyingkirkan Islam yang menjadi musuh Yahudi dan Majusi karena Islam memerangi setiap syirik dan pengkultusan berhala.

Sesungguhnya tujuan tersebut adalah mengembalikan negara Majusi kisrawiyah setelah Islam mengalahkan dan melumpuhkan kekuasaan mereka serta telah menghapus jejek kekuasaan tersebut hingga hari kiamat-insya Allah-, berikut isyarat yang sempurna tentang ungkapan: bukankah khalifah kedua(maksudnya adalah Umar)dibunuh oleh seorang pemuda majusi?

Bukankah seorang yahudi Abdullah bin Saba' yang telah membawa bendera permusuhan terhadap khalifah Utsman yang dikorbankan, dan menjadi bibit pertama untuk menabur keburukan dan permusuhan di tengah-tengah kaum muslimin? Dari rahim yang sial inilah tercipta setan Syi'ah, dilahirkan pada masanya untuk membawa bendera bid'ah Al-wilayah wa Al-imamah(kewalian dan kepemimpinan) seperti sebuah pedang yang sedang menghulus di atas kepala Islam dan kaum muslimin…adapun bid'ah seruan kepada kewalian ini adalah kekafiran sahabat Rasulullah saw, dengan mengutuk dan mengkafirkan setiap orang muslim yang meridhai dan meridhakan orang lain kepada mereka…sedangkan bid'ah kepemimpinan ini adalah menyusun perencanaan melawan khilafah kaum muslimin, yang menyebabkan bentrokan dan pertumpahan darah kaum muslimin, persendian kehidupan Islam dan tiangnya menjadi lumpuh dan kacau-balau, hidup saling bermusuhan seperti para musuh mereka yang asli, serta lawan mereka adalah yang berafiliasi padanya, seperti hidup melawan orang-orang kafir.

Wahai Syi'i, di atas pondasi inilah akidah dan madzhab Syi'ah dibangun, jadi dia adalah agama yang independen dari agama kaum muslimin, dia memiliki pondasi dan asas, Qur'an dan Sunnah, serta ilmu pengetahuan agama tersendiri. Dan telah kami sebutkan bukti-buktinya dalam risalah kecil ini, maka lihat dan renungkan kembali hakikatnya, jika engkau masih memiliki keraguan kalau engkau tidak bermaksud buruk dan jahat, karena kewalian ini bermaksud untuk memecah-belah kaum muslimin dan menabur keburukan, fitnah dan permusuhan di antara mereka.

Karena kaum muslimin mereka adalah ahli sunnah wal jama'ah, hanya merekalah satu-satunya yang patut menyandang kata muslimun, tidak seorang pun dari mereka yang membenci ahli bait Rasulullah, maka kenapa kelompok Syi'ah ini mengistimewakan diri dengan ciri Al-Wilayah (kewalian) dan menjadikan inti maksud tujuan mereka, untuk memusuhi kaum muslimin, bahkan mengkafirkan dan mengutuk mereka, sebagaimana hal yang telah kami sebutkan?!.

Al-Imamah (kepemimpinan)pun demikian: bukankan termasuk perkara kehinaan dan kesia-siaan bahwa Islam meninggalkan perkara hukum seseorang yang berhukum dengan hukum Rabb dan petunjuk Nabi mereka untuk kaum muslimin, lalu mereka memilih pemimpin yang mereka kehendaki, yang dilihat shaleh untuk menjadi pemimpin mereka, sesuai dengan kemampuannya, maka Jema'at syi'ah akan mengatakan: tidak, tidak wajib yang diwasiati ini disebutkan dengan teks yang jelas, ma'shum dan menerima wahyu. Terus kapan kaum muslimin akan menemukan imam yang memiliki sifat seperti ini?. maka karena hal inilah Syi'ah adalah agama independen, mengutuk dan memusuhi kaum muslimin.

Maka apakah engkau tidak ingin menolong dirimu, agar bisa bebas dari belenggu akidah yang batil ini dan menyelamatkan diri dari madzhab yang gulita lagi rusak ini?!!

Wahai Syi'i, ketahuilah bahwa engkau akan ditanya keselamatan dirimu dan keluargamu, maka bangkitlah untuk menyelamatkan mereka dari adzab Allah, hal itu tidak akan terjadi kecuali dengan iman yang benar dan amal shaleh, yang tidak engkau temukan melainkan dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw, serta sesungguhnya engkau-sementara engkau dikurung dalam madzhab Syi'ah yang gulita-tidak akan mungkin meraih iman yang benar dan amal shaleh kecuali jika engkau telah lari menuju lingkungan alhi sunnah wal jama'ah, dimana engkau akan menemukan(pada mereka)Al-Qur'an yang bersih dari berbagai kotoran ta'wil batil, yang secara sengaja di kotori oleh para da'I Syi'ah untuk kesesatan dan kerusuhan.

Dan engkau akan menemukan sunnah nabawiyah yang shahih ini bersih dari dusta dan bau-bau syi'ah, dengan demikian engkau akan beruntung dengan iman yang benar, akidah islamiyah yang sehat dan amal shaleh yang telah disyariatkan oleh Allah kepada para hamba-Nya, dengannya Dia mensucikan diri-diri mereka, menyiapkan untuk mereka keberuntungan dan kejayaan. Maka wahai Syi'i berhijrahlah engkau menuju lingkungan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-Nya yang otentik, karena engkau akan menemukan kenikmatan yang banyak.

Akhirnya, ketahuilah bahwa sesungguhnya bukanlah saya mempersembahkan nasihat ini kepadamu untuk meraih apa yang engkau miliki atau yang dimiliki oleh manusia, ataupun karena takut padamua dan orang lain, demi Allah sekali-kali tidak, melainkan karena adanya tali persaudaraan Islam dan kewajiban menasehati untuk membela agama, kitab dan Rasul-Nya serta untuk menasehati para pemimpin dan masyarakat kaum muslimin, hal inilah yang mendorong saya untuk menyampaikan nasehat ini kepadamu, dengan mengharap agar Allah melapangkan hatimu dan memberimu hidayah dengannya kepada kebahagiaan dunia dan akhiratmu.


وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

Karya
As-Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza'iri.

Alih Bahasa: Bisri Tujang, Lc
Sekolah Tinggi Dirosat Islamiyah Imam Syafi'i-Jember Jatim.
20 Januari 2012.

sumber : http://www.facebook.com/notes/bisri-tujang/nasehatku-untuk-setiap-penganut-syiah/313572385350966


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger