Hamil Muntah-Muntah, Tenang, Ada STiga (Suami Shalih Siaga – Siap antar Jaga)

Oleh Raehanul Bahraen
 
Morning sickness, inilah istilah mengenai wanita muntah-muntah saat kehamilan dengan beberapa kriteria. Bisa menjadi lebih parah kemudian menjadi penyakit hiperemesis gravidarum dengan beberapa kriteria. Bagi yang sudah mempunyai generasi penerus, penyambung gen DNA-nya dimuka bumi pasti sudah tahu bagaimana perjuangan istri melewati fase ini. Fase ini dilalui sebagian besar para istri.
 
Oleh karena itu, saat-saat ini dibutuhkan suami yang sangat perngertian. Kita tentu tidak mau menjadi suami yang biasa-biasa bagi istri kita. Tidak sekedar hanya memberi perhatian , tetapi memberi perhatian “plus-plus”, dirasakan kasih sayang dan kelembutannya didunia yang akan berkelanjutan  sentuhanya, kemudian bersemayamlah dihati istri kita sampai tetap besanding kelak di “A’la ‘Illiyin” [surga tertinggi].

Kami ingin menasehati diri kami pribadi yang lalai akan hal ini. Kami berusaha menyajikan bagaimana selayaknya seorang suami yang shalih menghadapi hal ini. Karena yang namanya wanita sangat manja, sangat butuh belaian dan dekapan hangat laki-laki yang sah, apalagi disaat-saat seperti ini. Ingin rasanya mereka mengikat tali kekang para suami mereka agar tetap berada disisi mereka. Kami  sertakan juga pembahasan secara kedokteran agar lebih memberi pemahaman.

Kabar gembira yang bercampur
Kehamilan bukan sekedar kegembiraan saja, ia  bercampur dengan kewaspadaan, kekhwatiran dan kesusahan, para suami hendaklah merenungkan firman Allah Ta’ala,

أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ

“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” [Lukman: 14]

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menafsirkan ayat ini,

ضعفا على ضعف وَشدَّة على شدَّة ومشقة على مشقة كلما كبر الْوَلَد فِي بَطنهَا كَانَ أَشد عَلَيْهَا

“Kelemahan diatas kelemahan, penderitaan diatas penderitaan, kesusahan di atas kesusahan, tatkala anak dikandungannya membesar kesusahan semakin bertambah.” [Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibni Abbas hal. 345, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Libanon, Asy-Syamilah]

Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata,

أي: مشقة على مشقة، فلا تزال تلاقي المشاق، من حين يكون نطفة، من الوحم، والمرض، والضعف، والثقل،
 وتغير الحال، ثم وجع الولادة

“Yaitu, Kesusahan diatas kesusahan,  terus-menerus menemui kesusahan sejak kandungan berbentuk nutfah berupa mengidam/tidak berselera makan [mungkin maksud beliau juga muntah-muntah saat hamil, wallahu a’lam, pent], sakit, kelemahan, beban dan perubahan keadaan. Kemudian mersakan sakitnya melahirkan.” [Taisir Karimir Rahmah hal 617, Dar Ibnu Hazm, Beirut, cet. Pertama, 1424 H]

Apa itu Hiperemesis gravidarum?
Mungkin morning sickness sudah biasa dialami oleh setiap ibu hamil, oleh karena itu kami lebih membahas tentang hiperemesis gravidarum. Kami jabarkan sesuai dalam yang menjadi sumber kami:
http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview

“Nausea and vomiting in pregnancy is extremely common. Hyperemesis gravidarum (HEG) is the most severe form of nausea and vomiting in pregnancy”

“Mual dan muntah selama kehamilan adalah hal yang sangat biasa terjadi. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat selama kehamilan.”

Kami tambahkan, biasanya terjadi pada trimester/tiga bulan awal kehamilan.

Wahai Para suami, tanggung jawab hasil perbuatanmu
Kita harus menyadari bahwa ini adalah hasil perbuatan kita kepada istri kita. Apakah kita sekedar bersenang-senang menumpahkah benih saja?. Karena kita menanam benih, maka terjadilah perubahan ditubuh istri kita. Patofisiologi [perjalanan penyakit] mual dan muntah adalah respon tubuh menyesuaikan benda yang dianggap “asing” awalnya oleh tubuh. Kemudian hasil penyesuaian inilah yang berdampak mual dan muntah.

Istri asalnya adalah tanggung jawab yang kita minta dari bapaknya, apalagi ditambah hasil perbuatan kita. Perhatikan  Allah Ta’ala menggunakan kata-kata [تحت] “tahta”/ bawah, untuk sebutan istri,

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَاِمْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah [pengawasan] dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami.” [At-Tahrim:10]

Maksudnya adalah tanggung jawab berupa pengawasan, penjagaan dan perlindungan.
Dalam kitab At-Tafsir Al-musyassar dijelaskan mengenai ayat ini,

حيث كانتا في عصمة عبدَين من عبادنا صالحين

“Dimana keduanya [istri Nabi NUh dan Luth] berada dalam pengawasan/penjagaan dua hamba dari hamba kami yang shalih.” [At-Tafsir Al-musyassar hal. 561, Majma’ Al-Malik Fahd, Saudi, Asy-Syamilah]


Gejala-gejala Hiperemesis gravidarum
Bagi para STiga [Suami Shalih Siaga –Siap antar jaga-], perlu diperhatikan, istri kita akan mengalami beberepa gejala berikut.

Gejala pertama 
-“The defining symptoms of hyperemesis gravidarum are gastrointestinal in nature and include nausea and vomiting.

“Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah gangguan gastrointestinal yang meliputi mual dan muntah”

Ketika istri mengalami mual-muntah, hendaknya para suami berusaha berada disisi istri, membelainya, memijat-mijat kecil didaerah sekitar belakang leher karena bisa mengurangi ketegangan. Menghiburnya bahwa ini adalah awal ujian kita bersama, latihan awal dari Allah mengenai beban mengurus anak agar kelak bisa lebih siap.

Ingatkan ia akan kesabaran, kehamilan adalah salah satu perjuangan wanita dalam agama dengan melahirkan anak-anak yang shalih dan shalihah. Bahkan meninggal karena kehamilan adalah mati syahid bagi wanita,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَقَالَ: " أَتَدْرُونَ مَنْ شُهَدَاءُ أُمَّتِي؟ " قَالُوا: قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ، قَالَ: " إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ، قَتْلُ الْمُسْلِمِ شَهَادَةٌ، وَالطَّاعُونُ شَهَادَةٌ، وَالْمَرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَا "

Tahukan kalian siapa saja orang yang mati syahid dari umatku?, mereka menjawab, “muslim yang dibunuh [saat membela islam] kemudian mati syahid”, beliau berkata, “jika demikian orang yang mati syahid dari umatku sangat sedikit, muslim yang dibunuh  kemudian mati adalah syahid, mati karena penyakit tha’un adalah syahid, Seorang wanita yang meninggal karena melahirkan anaknya [HR. Ahmad no.17797, shahih, tahqiq Syu’aib Al-Arna’uth, Muassasah Risalah, Asy-Syamilah]

Berikut adalah tips menghadapi mual dan muntah selama kehamilan:
  • Makanlah sedikit-sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar, karena hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
  • Makanlah makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit, dan lain-lain.
  •  ketika bangun tidur pagi harijangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau biscuit  kering didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri.
  • Kurangai atau jangan makan makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda.
  • Minumlah yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
  • Vitamin kehamilan seperti asam folat terkadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukannya untuk kehamilan anda ini.
  • Vitamin B6 cukup efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. 

Berdasarkan pengalaman kami menemui pasien seperti ini, terkadag suasana rumah menyebabkan mereka mual dan muntah, misalnya bau cat rumah, bau kamar mandi,  suasana kamar. Maka hendaknya suami mengantarnya ke tempat yang lain. Misalnya tidur di ruang tengah atau pindah sementara di rumah mertua dan lain-lain.

Pengobatan Tradisional: 
Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Ada penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.

Pengobatan tibbun nabawi:
Ahli herbal khususnya tibbun nabawi menyatakan bahwa produk bernama “Talbinah”  dari tepung biji gandum bisa digunakan sebagai antiemetik yang mengurangi mual dan muntah. Namun kami belum tahu lebih pasti bagaimana jika digunakan untuk ibu hamil.

Pengobatan kedokteran barat:
Jika berbagai tips talah dijalani, tetapi masi saja mual muntah. Mungkin diperlukan obat antiemetik yang berdasarkan pengalaman kami menemui beberapa pasien, obat ini cukup berhasil.

Beberapa obat tersebut.
-Kombinasi pyrathiazine dan B6 dengan merk dagang:
 Anvomer,mediamer,provomer, pregmovit, voldiamer
 Dosisnya 1-2x sehari
 Sebelum menkonsumsi obat ini ada baiknya konsultasi ke dokter
-metoklopramid
 Dosisnya 3x sehari
 Namun setahu kami, obat ini sudah mulai ditinggalkan karena efeksampingnya.

Gejala kedua 
Other common symptoms include ptyalism (excessive salivation), fatigue, weakness, and dizziness. 

Gejala lainya yang sering berupa ptyalism [produksi air ludah berlebihan], kelelahan, kelemahan dan pusing

Dengan keadaan seperti ini, hendaknya para STiga berjiwa besar dengan bersabar jika istri tidak bisa menunaikan tugasnya pokoknya sebagai istri:

- Yang mungkin paling penting suami tidak dapat “jatah” atau memberikan “jatah” kepadanya.

Jika punya istri lebih dari satu mungkin tidak masalah karena bisa mendatangi istrinya yang lain, jika hanya satu istri hendaknya bersabar dengan berpuasa dan sibuk mengisi waktu dengan aktifitas positif sehingga bisa melupakannya atau meminta istri memakai pakaian yang tidak terlalu memancing.

- Apakah “tangan” istri bisa jadi solusi?
Yaitu mengeluarkan benih laki-laki menggunakan tangan istri, Wallahu a’lam, pendapat terkuat adalah boleh. Berdasarkan firman Allah Ta’ala mengenai bolehnya besenang-senang  dengan budak dan istri yang halal,

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونْ إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينْ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ
 فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” [Al-Mukminun: 5-7]

-Istri tidak bisa menunaikan tugas rumah tangga
Hendaknya para Stiga bisa memaklumi, misalnya keadaan rumah yang agak berantakan. Kemudian mau membantu, jika tidak ada pembantu, atau suami sangat sibuk, bisa minta kerabat keluarga seperti mertua atau adik perempuannya untuk menemani  istri. Kita hendaknya mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak segan membantu istrinya dirumah, padahal beliau adalah nabi, kepala negara dan hakim yang banyak dicari oleh manusia.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata
,
كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi sholat”. [HR Al-Bukhari V/2245 no 5692]

Dan juga ada yang bertanya kepada Aisyah radhiallahu ‘anha,

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember”. [HR Ibnu Hibban XII/490 no 5676, XIV/351 no 6440]

- Dijauhi istri karena tidak suka bau suami
Ada beberapa kasus seperti ini, mendadak istri jadi tidak suka bau suami, baru saja suara motor atau mobil suami terdengar datang, istri sudah mulai mual. Ini perlu kesabaran yang sangat dari para Stiga jika terjadi seperti ini.

Gejala ketiga
Patients may experience the following: Sleep disturbance

“pasien bisa mengalami hal berikut: gangguan tidur”

Gangguan tidur bisa berupa, kesulitan memulai tidur atau sering bangun tengah malam ketika tidur sehingga kualitas tidur sangat kurang dan bisa berpengaruh buruk kepada ibu dan janinya.

Hendaknya para Stiga mau “meneloni” istri, menemani begadang jika perlu untuk menenangkan dan menghiburnya. Menggelus, membelai, mendekap hangat, berbicang-bincang ringan dan asyik sebelum tidur. Dan keseharian kita sebaiknya memang demikian. Karena waktu sebelum tidur adalah waktu yang dinanti-nanti para istri untuk dekat dengan suaminya, ia bisa bermanja-manja, menceritakan uneg-unegnya, mendengar cerita suami, berbincang-binvang ringan berselimutkan tirai malam. Sungguh keadaan romantis bagi istri yang sering dilalaikan kita para suami. Nastagfirullah.
Lihat contoh suami terbaik yang pernah ada yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercengkrama bersama istrinya sebelum tidur.

Berkata Ibnu Abbasradhiallahu ‘anhuma,

بِتُّ عِنْدَ خَالَتِي مَيْمُوْنَةَ فَتَحَدَّثَ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  مَعَ أَهْلِهِ سَاعَةً ثُمَّ رَقَدَ

“Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur”. [HR Al-Bukhari IV/1665 no 4293, VI/2712 no 7014 dan Muslim I/530 no 763]

Padahal beliau menyatakan bahwa hukum asal berbincang-bincang setelah sholat isya’ adalah dibenci, Sebagaimana dalam hadits Abu Barzah Al-Aslami  radhiallahu ‘anhu dimana beliau berkata,

وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum isya’ dan berbincang-bincang setelahnya” [HR Al-Bukhari I/201 no 522, I/208 no 543 dan Muslim I/447 no 647]

Tetapi bincang-bincang bersama istri malah diperbolehkan.

Gejala keempat:
Patients may experience:Depression, Anxiety, Irritability, Mood changes, Decreased concentration

“Pasien juga bisa mengalami: depresi, cemas, sensitif, perubahan mood dan penurunan konsentrasi”

Disini diperlukan para Stiga yang bisa mencairkan suasana dengan memberikan candaan yang ringan dan tidak mengadung unsur cerita bohong. Istri yang tadinya gampang marah karena sensitif atau sedih bahkan cemas bisa terhibur. Dan memang selayaknya suami bercanda dan bermain-main dengan istri dan ini mendapatkan pahala berdasarkan.

Banyak kita dapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercanda dengan istri-istrinya, lomba lari dengan istrinya, mandi bareng [sunnah yang jarang diterapkan] dan lain-lain begitu juga pengakuan Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suka bercanda dengan istrinya, dihormati diluar rumah, sebagimana dalam Shahih Bukhari bab Al-Adab.

Bagaimana bercanda dengan istri, itu adalah rahasia kalian berdua, tidak baik menampilkannya kemesraan dimuka umum.

Pengobatan hiperemesis gravidarum
Biasanya perlu opname di rumah sakit atau puskesmas. Kemudian dokter akan menempuh terapi.

Salah satu terapi kami ambil dari sumber:
http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/hyperemesisgravidarum.html

kemudian kami beri tambahan penjelasan,

- bedrest : Tirah baring, tetap istirahat ditempat tidur dan kurangi aktifitas.
- iIntravenous fluids (IV) – to restore hydration, electrolytes, vitamins, and nutrients : Cairan dan elektrolit yang hilang saat mutah harus diganti dengan cairan infus.
-Tube feeding: Yaitu pemberian makanan lunak melalui semacam selang
-Nasogastric – restores nutrients through a tube passing through the nose and to the stomach : Selang lewat hidung langsung menuju kelambung, agar villi/jonjot usus tidak rusak oleh asam lambung karena tidak pernah terisi makanan  
-Percutaneous endoscopic gastrostomy – restores nutrients through a tube passing through the abdomen and to the stomach; requires a surgical procedure.

Ini adalah jalan terakhir dan membutuh prosedur operasi, selang melalui perut dan langsung berhubungan dengan saluran pencernaan

Catatan:
Morning sickness dan hiperemesis gravidarum sekilas nampak sama, tetapi ada perbedaan yang membedakannya.

Sumber:
http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/hyperemesisgravidarum.html

Morning Sickness:
  1. Nausea sometimes accompanied by vomiting, terkadang muntah
  2. Nausea that subsides at 12 weeks or soon after,mual mereda setelah 12 minggu
  3. Vomiting that does not cause severe dehydration, tidak dehidrasi berat
  4. dehydration Vomiting that allows you to keep some food down, masih bisa makan
Hyperemesis Gravidarum:
  1. Nausea accompanied by severe vomiting, selalu muntah
  2. Nausea that does not subside, mual tidak mereda
  3. Vomiting that causes severe dehydration, dehihdrasi berat
  4. Vomiting that does not allow you to keep any food down, tidak bisa makan sama sekali
Demikianlah yang dapat kami uraikan, semoga bermanfaat untuk kaum muslimin, kami saya pintar bicara saja, tetapi kami pun lalai, hanya bisa beristigfar kepada Allah dan meminta maaf kepada istri tercinta. Semoga kami tidak termasuk dalam ancaman Al-Quran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَْ كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” [Ash-Shaf:2-3]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
25 Syawwal 1432 H, Bertepatan  24 September 2011
Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen
Semoga Allah meluruskan niat kami dalam menulis.

http://www.facebook.com/#!/note.php?note_id=10150385566461763


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger