Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil.
Diriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang tanda-tanda Kiamat, lalu beliau menjawab:
Tidak saling mengenal terjadi ketika muncul banyak fitnah, ujian, banyaknya peperangan di antara manusia dan ketika kekayaan telah menguasai banyak manusia. Masing-masing bekerja hanya untuk kebutuhan dirinya tanpa mau peduli terhadap kemaslahatan orang lain, juga tidak memperhatikan hak-hak mereka. Akhirnya, tersebarlah sikap egois diiringi kebencian, banyak manusia hidup dalam bingkai hawa nafsu dan syahwat. Tidak ada nilai-nilai akhlak yang dengannya manusia bisa mengenal yang lainnya, tidak ada per-saudaraan keimanan yang menjadikan mereka berjumpa dengan landasan cinta karena Allah, dan menjadikan mereka saling membantu di dalam kebaikan dan ketakwaan.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Muhammad bin Sauqah, beliau berkata, “Aku mendatangi Nu’aim bin Abi Hind, lalu beliau mengeluarkan secarik kertas, ternyata di dalamnya tertulis: Dari Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah dan Mu’adz bin Jabal kepada ‘Umar bin al-Khaththab: Salaamun ‘ailaika... Lalu dia membacakan surat tersebut, di dalamnya terdapat kalimat yang berbunyi, “Kami pernah berbincang-bincang bahwa urusan umat di akhir zaman akan kembali kepada kondisi di mana mereka bersaudara secara lahir akan tetapi bathin mereka bermusuhan.” Kemudian menyebutkan jawaban ‘Umar, kepada keduanya, di antara isinya adalah: “Dan kalian berdua telah menulis surat yang mengingatkan bahwa urusan umat akan kembali kepada kondisi di mana mereka bersaudara secara lahir namun mereka bermusuhan, sedangkan kalian tidak termasuk mereka, dan sekarang bukanlah zamannya, pada zaman itu akan muncul sikap cinta dan benci. Rasa cinta sebagian orang dengan yang lainnya hanya dalam kemaslahatan dunia mereka saja.” [2].
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
45. MANUSIA TIDAK SALING MENGENAL.
Diriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang tanda-tanda Kiamat, lalu beliau menjawab:
عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي، لاَ يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلاَّ هُوَ، وَلَكِنْ أُخْبِرُكُمْ بِمَشَارِيطِهَا، وَمَا يَكُونُ بَيْنَ يَدَيْهَا، إِنَّ بَيْنَ يَدَيْهَا فِتْنَةً وَهَرْجًا، قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ! الْفِتْنَةُ قَدْ عَرَفْنَاهَا، فَالْهَرْجُ مَا هُوَ؟ قَالَ: بِلِسَانِ الْحَبَشَةِ: الْقَتْلُ. وَيُلْقَى بَيْنَ النَّاسِ التَّنَاكُرُ فَلاَ يَكَادُ أَحَدٌ أَنْ يَعْرِفَ أَحَدًا.
‘Ilmunya ada di sisi Rabb-ku, tidak ada yang bisa menjelaskan tentang waktunya kecuali Dia. Akan tetapi, aku akan mengabarkan kepadamu tentang tanda-tandanya dan apa yang akan terjadi sebelumnya, sesungguhnya sebelum terjadi (Kiamat) akan ada berbagai fitnah dan al-harj.’ Para Sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, fitnah telah kami ketahui, lalu apakah makna al-harj itu?’ Beliau menjawab, ‘(Al-harj) dalam bahasa orang Habasyah maknanya adalah pembunuhan, dan akan dilemparkan di antara manusia sikap tidak saling mengenal, sehingga hampir saja se-seorang tidak mengenal yang lainnya.’” [1].Tidak saling mengenal terjadi ketika muncul banyak fitnah, ujian, banyaknya peperangan di antara manusia dan ketika kekayaan telah menguasai banyak manusia. Masing-masing bekerja hanya untuk kebutuhan dirinya tanpa mau peduli terhadap kemaslahatan orang lain, juga tidak memperhatikan hak-hak mereka. Akhirnya, tersebarlah sikap egois diiringi kebencian, banyak manusia hidup dalam bingkai hawa nafsu dan syahwat. Tidak ada nilai-nilai akhlak yang dengannya manusia bisa mengenal yang lainnya, tidak ada per-saudaraan keimanan yang menjadikan mereka berjumpa dengan landasan cinta karena Allah, dan menjadikan mereka saling membantu di dalam kebaikan dan ketakwaan.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Muhammad bin Sauqah, beliau berkata, “Aku mendatangi Nu’aim bin Abi Hind, lalu beliau mengeluarkan secarik kertas, ternyata di dalamnya tertulis: Dari Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah dan Mu’adz bin Jabal kepada ‘Umar bin al-Khaththab: Salaamun ‘ailaika... Lalu dia membacakan surat tersebut, di dalamnya terdapat kalimat yang berbunyi, “Kami pernah berbincang-bincang bahwa urusan umat di akhir zaman akan kembali kepada kondisi di mana mereka bersaudara secara lahir akan tetapi bathin mereka bermusuhan.” Kemudian menyebutkan jawaban ‘Umar, kepada keduanya, di antara isinya adalah: “Dan kalian berdua telah menulis surat yang mengingatkan bahwa urusan umat akan kembali kepada kondisi di mana mereka bersaudara secara lahir namun mereka bermusuhan, sedangkan kalian tidak termasuk mereka, dan sekarang bukanlah zamannya, pada zaman itu akan muncul sikap cinta dan benci. Rasa cinta sebagian orang dengan yang lainnya hanya dalam kemaslahatan dunia mereka saja.” [2].
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir].
_______
Footnote
[1]. Musnad Imam Ahmad (V/389, Muntakhab Kanzul ‘Ummal).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan perawinya adalah perawi ash-Shahiih.” Majma’uz Zawaa-id (V/309).
[2]. At-Tuwaijiri berkata, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani.” Al-Haitsami berkata, “Para perawi yang meriwayatkan hadits ini terpercaya.” Ithaaful Jamaa’ah (I/504).
Saya telah mencarinya di dalam kitab Majma’uz Zawaa-id akan tetapi saya sama sekali tidak mendapatkan nash ini, dan saya mendapatkan hadits dari Mu’adz bin Jabal, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
http://almanhaj.or.id/content/833/slash/0/42-45-banyaknya-persaksian-palsu-banyaknya-kaum-wanita-banyaknya-kematian-mendadak/
Footnote
[1]. Musnad Imam Ahmad (V/389, Muntakhab Kanzul ‘Ummal).
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan perawinya adalah perawi ash-Shahiih.” Majma’uz Zawaa-id (V/309).
[2]. At-Tuwaijiri berkata, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani.” Al-Haitsami berkata, “Para perawi yang meriwayatkan hadits ini terpercaya.” Ithaaful Jamaa’ah (I/504).
Saya telah mencarinya di dalam kitab Majma’uz Zawaa-id akan tetapi saya sama sekali tidak mendapatkan nash ini, dan saya mendapatkan hadits dari Mu’adz bin Jabal, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يَكُوْنُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ أَقْوَامٌ إِخْوَانُ الْعَلاَنِيَةِ أَعْدَاءُ السِّرِّيْرَةِ، قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ! كَيْفَ يَكُوْنُ ذلِكَ؟ قَالَ: بِرَغْبَةِ بَعْضِهِمْ إِلىَ بَعْضٍ، وَبِرَهْبَةِ بَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ.
‘Di akhir zaman nanti akan ada beberapa kaum yang saling bersaudara secara zhahir, akan tetapi hati mereka saling bermusuhan.’ Dia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana hal itu bisa terjadi?’ Beliau menjawab, ‘Disebabkan kecintaan sebagian dari mereka kepada yang lainnya, dan dengan sebab kebencian sebagian dari mereka kepada yang lainnya.” Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh al-Bazzar, dan ath-Thabrani dalam al-Ausath, di dalamnya ada Abu Bakar bin Abi Maryam, hadits ini dha’if.” Ma-jma’uz Zawaa-id (VII/286).http://almanhaj.or.id/content/833/slash/0/42-45-banyaknya-persaksian-palsu-banyaknya-kaum-wanita-banyaknya-kematian-mendadak/
0 komentar:
Posting Komentar