Penulis: Ustadz Muhammad Arifin Badri
Ikhwah sekalian, tulisan ustadz kali ini mencoba untuk mengurai kekusutan doktrin LDII lainnya, yang ternyata doktrin tersebut menjiplak habis-habisan ajaran Syi’ah Imamiyah yang jauh menyimpang dari ajaran islam.
Selain itu, ustadz Muhammad Arifin juga mengulas tentang standar kebenaran yang telah keliru dimaknai oleh pengikut LDII, yaitu menjadikan permusuhan dan penentangan dari kelompok selainnya sebagai standar kebenaran. Sungguh suatu pemikiran yang keliru, karena kita tahu sebelumnya bahwa kelompok Ahmadiyah juga mempraktekkan standar tersebut, dan baru-baru ini kelompok ‘Kerajaan Tuhan’ Lia Eden juga menggunakan standar tersebut sebagai pembenaran bagi kelompoknya.
Semoga dengan adanya penjelasan ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad shollallahu’alaihiwasallam, keluarga dan sahabatnya.
Doktrin Mangkul
Mungkin ada dari pembaca yang bertanya-tanya: apa buktinya bahwa doktrin Mangkul LDII adalah hasil jiplakan dan hasil adopsi dari sekte Syi’ah Imamiyah adalah salah satu judul bab dalam kitab Al Kafi karya Al Kulainy:
“Bab: Tidak ada sedikit pun kebenaran yang ada di masyarakat selain yang disampaikan oleh para imam, dan segala sesuatu yang tidak disampaikan oleh mereka maka itu adalah bathil.” (Al Kafi 1/399).
Kemudian Al Kulainy menyebutkan ucapan Abu Ja’far (salah seorang yang dianggap sebagai Imam Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah):
“Tidaklah ada seseorang memiliki al haq tidak juga kebenaran, dan tidaklah ada seseorang yang memutuskan suatu keputusan yang benar, selain dengan apa yang telah kami ajarkan yaitu ahlul bait (anak keturunan Ali). Dan bila mereka telah berselisih dalam berbagai permasalahan, maka pasti merekalah yang salah dan kebenaran hanya datang dari Ali alaihis salam.” (Al Kafi oleh Al Kulainy 1/399).
Bandingkan antara ucapan apa yang saya nukilkan dari kitab Al Kafy karya Al Kulainy ini, dengan doktrin mangkul ala LDII. Saya yakin orang yang hati nuraninya masih terpancar kecintaan terhadap kebenaran dan rasa takut akan neraka serta harapan untuk masuk surga akan berkata: Sesungguhnya doa doktrin ini adalah sama dan tidak ada bedanya. Inilah sekte induk LDII.
Dengan demikian jelaslah asal usul doktrin mangkul ala LDII dan bahwa Nur Hasan Ubaidah hanyalah menjiplak dan mencuri doktrin Syi’ah Imamiyah dan kemudian dipoles dengan belajar hadits dengan penafsiran dan pemahaman yang mendukung kepentingannya, yaitu pemungutan upeti sebagaimana yang diakui oleh saudara Aris Wahyono (mantan pengikut LDII).
Imam Bithonah
Diantara yang menguatkan dugaan bahwa LDII adalah hasil jiplakan dari Syi’ah Imamiyyah ialah apa yang mereka sebut dengan Imam Bithonah. Dalam keyakinan Syi’ah Imamiyah dinyatakan bahwa umat islam harus dipimpin oleh seorang imam yang ma’shum (terpelihara dari kesalahan dan perbuatan dosa), jumlahnya adalah 12 orang, dan imam mereka yang terakhir disebut dengan Muhammad bin Hasan Al Askary.
Syi’ah Imamiyyah meyakini bahwa imam mereka yang ke 12 ini bersembunyi sejak berumur 4 atau 5 tahun di ruang bawah tanah, dan tidak ada yang dapat menjumpainya kecuali orang yang mereka istilahkan sebagai al bab (perwakilan/agen/amir perantara). Dan Mereka mengharamkan siapa saja untuk menentukan tempat persembunyiannya ini, bahkan sampai-sampai Al Kulainy berkata:
“Dari Dawud bin Al Qasim Al Ja’fary, ia menuturkan: Aku pernah mendengar Abul hasan Al Askary (yaitu imam yang ke-10) berkata: ‘Penggantiku ialah Al Hasan (yaitu putranya sendiri), dan bagaimana sikap kalian dengan pengganti orang yang menggantikanku?’ Akupun bertanya: ‘Mengapa? Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu.’ Ia menjawab: ‘Sesungguhnya kalian tidak akan melihat orangnya, dan juga tidak halal bagi kalian untuk menyebutkan namanya.’ Maka aku pun bertanya: ‘Bagaimanakah kami menyebutnya?’ Ia menjawab: ‘Katakan: Orang yang menjadi hujjah dari keluarga Muhammad, semoga shalawat dari Allah dan salam-Nya terlimpahkan selalu kepadanya.’” (Al Kafi 1/332-333).
Bila kita bandingkan doktrin Syi’ah Imamiyah ini dengan doktrin LDII yang mengajarkan kepada umatnya agar berbai’at kepada Imam Bithonah yang senantiasa dirahasiakan jati dirinya (nama, tempat tinggal, umur dll), niscaya kita dapatkan dua doktrin ini serupa dan sama. Mungkin yang membedakan antara keduanya hanyalah hukum menyebutkan nama atau tempat tinggal imam tersebut.
Permusuhan Dari Kelompok Lain Bukanlah Standar Kebenaran
Kemudian ada satu poin dari perkataan Abul Baghda yang terlupakan untuk saya komentari, yaitu ia berdalil dengan ucapan Waraqah bin Naufal kepada Nabi shollallahu’alaihiwasallam pada saat beliau menceritakan kisahnya menerima wahyu untuk kali pertama, yaitu ketika beliau menerima 5 ayat pertama dari surat Iqra’ di gua Hira’. Waraqah berkata kepadanya:
“Tidak akan ada seorang pun yang membawa kebenaran semisal yang engkau bawa (ajarkan) melainkan akan dimusuhi.” (Muttafaqun ‘alaih).
Kemudian Abul Baghda’ bertanya:
GOL ANDA DI HUJAT ? DI KAFIRKAN ? OLEH GOL LAIN ? TIDAK ? BERARTI ANDA BUKAN YANG DI MAKSUD DALAM HADITS INI.
Ahli Hadits muda ini (Abul Baghda’ -ed) menjadikan permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok sebagai standar kebenaran? Sehingga menurut pemahaman ucapannya ini: karena LDII dimusuhi maka LDII adalah kelompok yang benar. Sedangkan kelompok lain selain LDII tidak dimusuhi, maka mereka tidak benar alias sesat.
Subhanallah!
Demikianlah pemahaman ahli hadits LDII muda ini?
Betapa dangkalnya cara berfikir mereka?! Sekedar permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok atau seseorang dijadikan sebagai dalil atau pertanda kebenaran kelompok atau orang tersebut.
Saya ingin bertanya:
Siapakah diantara kita bahkan dari manusia yang ada di dunia ini yang tidak memusuhi perampok, pendusta, pengkhianat, penjilat, pemalsu, pencuri, pemerkosa, pemabok, pencopet, pemakan daging manusia??!! Saya yakin setiap orang memusuhi mereka. Nah, apakah permusuhan yang tertuju kepada mereka merupakan pertanda bahwa mereka adalah orang-orang yang dimaksudkan dari ucapan Waraqah bin Naufal??!!
Jawablah dengan jujur wahai ahli hadits muda LDII!
Semoga saja ahli hadits muda ini menjawab pertanyaan ini dengan: “Ya”, Dan bila demikian berarti agama LDII adalah agama berbagai pe-pe di atas.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dan bila ahli hadits muda ini menjawab: “Tidak”, demikian berarti pertanyaan yang anda ajukan serta pendalilan ini adalah salah serta sesat dan menyesatkan. Dan ini membuktikan betapa ngawur dan sesatnya pemahaman yang diajarkan oleh Imam Bithonah kepada anggotanya.
Standar kebenaran dalam agama islam ialah Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman yang selaras dengan pamahaman Salafus Sholeh (para sahabat dan murid-muridnya), -sebagaimana yang telah saya jabarkan pada artikel saya tentang ilmu mangkul, dan bukan permusuhan yanng ditujukan kepada seseorang. Bahkan bila kita sedikit berfikir lebih jernih, permusuhan yang dilontarkan oleh kelompok LDII kepada selain mereka lebih besar dibanding permusuhan yang dilontarkan oleh kelompok lain kepada LDII. Hal ini karena LDII telah mengkafirkan selain kelompoknya, dan bila seseorang itu telah kafir, maka halal darah, jiwa, harta, serta kehormatannya untuk dirampas.
Sedangkan permusuhan kelompok lain kepada LDII hanya sebatas meyakini bahwa LDII adalah aliran sesat, menyeleweng dari kebenaran/agama islam yang benar, dan belum sampai pada tahap meyakini mereka telah kafir keluar dari agama islam.
Sadarlah wahai saudaraku! berfikirlah jernih! gunakan akal sehatmu!
Dan lapangkan dadamu untuk berdoa memohon hidayah/petunjuk dari Allah Ta’ala, agar anda ditunjukkan kepada kebenaran dan dihindarkan dari kesesatan. Berdoalah dengan doa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu’alaihiwasallam berikut ini:
“Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Dzat Yang telah Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui hal yang gaib dan yang nampak, Engkau mengadili antara hamba-hambamu dalam segala yang mereka perselisihkan. Tunjukilah kami -atas izin-Mu- kepada kebenaran dalam setiap hal yang diperselisihkan padanya, sesungguhnya Engkau-lah Yang menunjuki orang yang Engkau kehendaki menuju kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam dari Allah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Dan Allah-lah Yang Lebih Mengetahui kebenaran, dan akhir dari setiap doa kami adalah: “Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam”. (Riwayat Muslim).
Semoga Allah Ta’ala melimpahkan keikhlasan kepada kita semua dan melapangkan dada kita guna menerima setiap kebenaran yang datang kepada kita. Wallahu a’alam bisshowab.
sumber : http://ibnuramadan.wordpress.com/2008/05/14/sebagian-doktrin-ldii-menjiplak-ajaran-syiah-imamiyah/
Selain itu, ustadz Muhammad Arifin juga mengulas tentang standar kebenaran yang telah keliru dimaknai oleh pengikut LDII, yaitu menjadikan permusuhan dan penentangan dari kelompok selainnya sebagai standar kebenaran. Sungguh suatu pemikiran yang keliru, karena kita tahu sebelumnya bahwa kelompok Ahmadiyah juga mempraktekkan standar tersebut, dan baru-baru ini kelompok ‘Kerajaan Tuhan’ Lia Eden juga menggunakan standar tersebut sebagai pembenaran bagi kelompoknya.
Semoga dengan adanya penjelasan ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua.
***
Doktrin Mangkul
Mungkin ada dari pembaca yang bertanya-tanya: apa buktinya bahwa doktrin Mangkul LDII adalah hasil jiplakan dan hasil adopsi dari sekte Syi’ah Imamiyah adalah salah satu judul bab dalam kitab Al Kafi karya Al Kulainy:
باب: أنه ليس شيء من الحق في أيدي الناس إلا ما خرج من عند
الأئمة وأن كل شيء لم يخرج من عندهم فهو باطل.
الأئمة وأن كل شيء لم يخرج من عندهم فهو باطل.
“Bab: Tidak ada sedikit pun kebenaran yang ada di masyarakat selain yang disampaikan oleh para imam, dan segala sesuatu yang tidak disampaikan oleh mereka maka itu adalah bathil.” (Al Kafi 1/399).
Kemudian Al Kulainy menyebutkan ucapan Abu Ja’far (salah seorang yang dianggap sebagai Imam Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah):
ليس عند أحد من الناس حق ولا صواب ولا أحد من الناس يقضي
بقضاء حق إلا ما خرج منا أهل البيت وإذا تشعبت بهم الأمور
كان الخطأ منهم والصواب من علي عليه السلام. الكافي للكليني 399/1
بقضاء حق إلا ما خرج منا أهل البيت وإذا تشعبت بهم الأمور
كان الخطأ منهم والصواب من علي عليه السلام. الكافي للكليني 399/1
“Tidaklah ada seseorang memiliki al haq tidak juga kebenaran, dan tidaklah ada seseorang yang memutuskan suatu keputusan yang benar, selain dengan apa yang telah kami ajarkan yaitu ahlul bait (anak keturunan Ali). Dan bila mereka telah berselisih dalam berbagai permasalahan, maka pasti merekalah yang salah dan kebenaran hanya datang dari Ali alaihis salam.” (Al Kafi oleh Al Kulainy 1/399).
Bandingkan antara ucapan apa yang saya nukilkan dari kitab Al Kafy karya Al Kulainy ini, dengan doktrin mangkul ala LDII. Saya yakin orang yang hati nuraninya masih terpancar kecintaan terhadap kebenaran dan rasa takut akan neraka serta harapan untuk masuk surga akan berkata: Sesungguhnya doa doktrin ini adalah sama dan tidak ada bedanya. Inilah sekte induk LDII.
Dengan demikian jelaslah asal usul doktrin mangkul ala LDII dan bahwa Nur Hasan Ubaidah hanyalah menjiplak dan mencuri doktrin Syi’ah Imamiyah dan kemudian dipoles dengan belajar hadits dengan penafsiran dan pemahaman yang mendukung kepentingannya, yaitu pemungutan upeti sebagaimana yang diakui oleh saudara Aris Wahyono (mantan pengikut LDII).
Imam Bithonah
Diantara yang menguatkan dugaan bahwa LDII adalah hasil jiplakan dari Syi’ah Imamiyyah ialah apa yang mereka sebut dengan Imam Bithonah. Dalam keyakinan Syi’ah Imamiyah dinyatakan bahwa umat islam harus dipimpin oleh seorang imam yang ma’shum (terpelihara dari kesalahan dan perbuatan dosa), jumlahnya adalah 12 orang, dan imam mereka yang terakhir disebut dengan Muhammad bin Hasan Al Askary.
Syi’ah Imamiyyah meyakini bahwa imam mereka yang ke 12 ini bersembunyi sejak berumur 4 atau 5 tahun di ruang bawah tanah, dan tidak ada yang dapat menjumpainya kecuali orang yang mereka istilahkan sebagai al bab (perwakilan/agen/amir perantara). Dan Mereka mengharamkan siapa saja untuk menentukan tempat persembunyiannya ini, bahkan sampai-sampai Al Kulainy berkata:
عن داود بن القاسم الجعفري قال : سمعت أبا الحسن العسكري:
الخلف من بعدي الحسن، فكيف بكم بالخلف من بعد الخلف؟
فقلت:ولم جعلني الله فداك؟ قال: إنكم لا ترون شخصه ولا يحل
لكم ذكره باسمه. فقلت: فكيف نذكره؟ قال: قولوا: الحجة من آل
محمد صلوات الله عليه وسلامه. الكافي للكليني 1/332-333.
الخلف من بعدي الحسن، فكيف بكم بالخلف من بعد الخلف؟
فقلت:ولم جعلني الله فداك؟ قال: إنكم لا ترون شخصه ولا يحل
لكم ذكره باسمه. فقلت: فكيف نذكره؟ قال: قولوا: الحجة من آل
محمد صلوات الله عليه وسلامه. الكافي للكليني 1/332-333.
“Dari Dawud bin Al Qasim Al Ja’fary, ia menuturkan: Aku pernah mendengar Abul hasan Al Askary (yaitu imam yang ke-10) berkata: ‘Penggantiku ialah Al Hasan (yaitu putranya sendiri), dan bagaimana sikap kalian dengan pengganti orang yang menggantikanku?’ Akupun bertanya: ‘Mengapa? Semoga Allah menjadikan aku sebagai tebusanmu.’ Ia menjawab: ‘Sesungguhnya kalian tidak akan melihat orangnya, dan juga tidak halal bagi kalian untuk menyebutkan namanya.’ Maka aku pun bertanya: ‘Bagaimanakah kami menyebutnya?’ Ia menjawab: ‘Katakan: Orang yang menjadi hujjah dari keluarga Muhammad, semoga shalawat dari Allah dan salam-Nya terlimpahkan selalu kepadanya.’” (Al Kafi 1/332-333).
Bila kita bandingkan doktrin Syi’ah Imamiyah ini dengan doktrin LDII yang mengajarkan kepada umatnya agar berbai’at kepada Imam Bithonah yang senantiasa dirahasiakan jati dirinya (nama, tempat tinggal, umur dll), niscaya kita dapatkan dua doktrin ini serupa dan sama. Mungkin yang membedakan antara keduanya hanyalah hukum menyebutkan nama atau tempat tinggal imam tersebut.
Permusuhan Dari Kelompok Lain Bukanlah Standar Kebenaran
Kemudian ada satu poin dari perkataan Abul Baghda yang terlupakan untuk saya komentari, yaitu ia berdalil dengan ucapan Waraqah bin Naufal kepada Nabi shollallahu’alaihiwasallam pada saat beliau menceritakan kisahnya menerima wahyu untuk kali pertama, yaitu ketika beliau menerima 5 ayat pertama dari surat Iqra’ di gua Hira’. Waraqah berkata kepadanya:
قال ورقة: م يأت رجل قط بما جئت به إلا عودي
“Tidak akan ada seorang pun yang membawa kebenaran semisal yang engkau bawa (ajarkan) melainkan akan dimusuhi.” (Muttafaqun ‘alaih).
Kemudian Abul Baghda’ bertanya:
GOL ANDA DI HUJAT ? DI KAFIRKAN ? OLEH GOL LAIN ? TIDAK ? BERARTI ANDA BUKAN YANG DI MAKSUD DALAM HADITS INI.
Ahli Hadits muda ini (Abul Baghda’ -ed) menjadikan permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok sebagai standar kebenaran? Sehingga menurut pemahaman ucapannya ini: karena LDII dimusuhi maka LDII adalah kelompok yang benar. Sedangkan kelompok lain selain LDII tidak dimusuhi, maka mereka tidak benar alias sesat.
Subhanallah!
Demikianlah pemahaman ahli hadits LDII muda ini?
Betapa dangkalnya cara berfikir mereka?! Sekedar permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok atau seseorang dijadikan sebagai dalil atau pertanda kebenaran kelompok atau orang tersebut.
Saya ingin bertanya:
Siapakah diantara kita bahkan dari manusia yang ada di dunia ini yang tidak memusuhi perampok, pendusta, pengkhianat, penjilat, pemalsu, pencuri, pemerkosa, pemabok, pencopet, pemakan daging manusia??!! Saya yakin setiap orang memusuhi mereka. Nah, apakah permusuhan yang tertuju kepada mereka merupakan pertanda bahwa mereka adalah orang-orang yang dimaksudkan dari ucapan Waraqah bin Naufal??!!
Jawablah dengan jujur wahai ahli hadits muda LDII!
Semoga saja ahli hadits muda ini menjawab pertanyaan ini dengan: “Ya”, Dan bila demikian berarti agama LDII adalah agama berbagai pe-pe di atas.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dan bila ahli hadits muda ini menjawab: “Tidak”, demikian berarti pertanyaan yang anda ajukan serta pendalilan ini adalah salah serta sesat dan menyesatkan. Dan ini membuktikan betapa ngawur dan sesatnya pemahaman yang diajarkan oleh Imam Bithonah kepada anggotanya.
Standar kebenaran dalam agama islam ialah Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman yang selaras dengan pamahaman Salafus Sholeh (para sahabat dan murid-muridnya), -sebagaimana yang telah saya jabarkan pada artikel saya tentang ilmu mangkul, dan bukan permusuhan yanng ditujukan kepada seseorang. Bahkan bila kita sedikit berfikir lebih jernih, permusuhan yang dilontarkan oleh kelompok LDII kepada selain mereka lebih besar dibanding permusuhan yang dilontarkan oleh kelompok lain kepada LDII. Hal ini karena LDII telah mengkafirkan selain kelompoknya, dan bila seseorang itu telah kafir, maka halal darah, jiwa, harta, serta kehormatannya untuk dirampas.
Sedangkan permusuhan kelompok lain kepada LDII hanya sebatas meyakini bahwa LDII adalah aliran sesat, menyeleweng dari kebenaran/agama islam yang benar, dan belum sampai pada tahap meyakini mereka telah kafir keluar dari agama islam.
Sadarlah wahai saudaraku! berfikirlah jernih! gunakan akal sehatmu!
Dan lapangkan dadamu untuk berdoa memohon hidayah/petunjuk dari Allah Ta’ala, agar anda ditunjukkan kepada kebenaran dan dihindarkan dari kesesatan. Berdoalah dengan doa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad shollallahu’alaihiwasallam berikut ini:
اللهم ربَّ جبرائيلَ وميكائيلَ وإسرافيلَ فاطَر السَّماواتِ
والأرضِ، عالمَ الغيبِ والشَّهادة، أنتَ تحْكُمُ بين
عِبَادِك فيما كانوا فيه يَخْتَلِفُون، اهْدِنَا لِمَا
اخْتُلِفَ فيه من الحق بإِذْنِكَ؛ إنَّك تَهْدِي من تَشَاء
إلى صراط مستقيم. وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله
وأصحابه أجمعينز والله أعلم بالصَّواب، وآخر دعوانا أن الحمد
لله رب العالمين. رواه مسلم
والأرضِ، عالمَ الغيبِ والشَّهادة، أنتَ تحْكُمُ بين
عِبَادِك فيما كانوا فيه يَخْتَلِفُون، اهْدِنَا لِمَا
اخْتُلِفَ فيه من الحق بإِذْنِكَ؛ إنَّك تَهْدِي من تَشَاء
إلى صراط مستقيم. وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله
وأصحابه أجمعينز والله أعلم بالصَّواب، وآخر دعوانا أن الحمد
لله رب العالمين. رواه مسلم
“Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Dzat Yang telah Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengetahui hal yang gaib dan yang nampak, Engkau mengadili antara hamba-hambamu dalam segala yang mereka perselisihkan. Tunjukilah kami -atas izin-Mu- kepada kebenaran dalam setiap hal yang diperselisihkan padanya, sesungguhnya Engkau-lah Yang menunjuki orang yang Engkau kehendaki menuju kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam dari Allah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya. Dan Allah-lah Yang Lebih Mengetahui kebenaran, dan akhir dari setiap doa kami adalah: “Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam”. (Riwayat Muslim).
Semoga Allah Ta’ala melimpahkan keikhlasan kepada kita semua dan melapangkan dada kita guna menerima setiap kebenaran yang datang kepada kita. Wallahu a’alam bisshowab.
sumber : http://ibnuramadan.wordpress.com/2008/05/14/sebagian-doktrin-ldii-menjiplak-ajaran-syiah-imamiyah/
0 komentar:
Posting Komentar