Mengapa Anda Menolak Bid’ah Hasanah? [1]

MUQADDIMAH

 يُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاًكَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

Amma ba’du:

Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah kitabullah dan petunjuk yang paling baik adalah petunjuk Muhammad –shallallohu ‘alaihi wa sallam- dan sejelek-jelek perkara adalah yang baru dalam agama dan setiap perkara yang baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan (tempatnya) di neraka.

Selanjutnya:

“Bahwa sesungguhnya di antara bencana yang paling besar yang melanda ummat Islam hari ini adalah bid’ah yang tersebar disepanjang dunia Islam.

Sedikit sekali tempat yang sunyi dari bencana itu dan sedikit sekali orang yang selamat dari padanya. Perkara bid’ah merupakan suatu perkara besar, begitu pula bahayanya. Ia merupakan sarana yang mengantar kepada kekufuran. Pelakunya merupakan penentang Alloh dalam hokum dan patut untuk tidak mendapatkan taufiq dari Alloh untuk bertaubat (sulit sekali untuk bertaubat disbanding pelaku dosa selainnya).
  • Abdulloh bin Abbas رضي الله عنه berkata:
  •  
إن أبغض الأمور إلى الله البدع
 
“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci oleh Alloh adalah bid’ah”.
  • Sufyan Ats Tsaury رحمه الله berkata:
البدعة أحب إلى إبليس من المعصية، المعصية يتاب منها و البدعة لا يتاب منها
 
Bid’ah itu lebih disenangi oleh iblis daripada kemaksiatan, sebab kemaksiatan itu (pelakunya) akan  (mudah) bertaubat daripadanya sedangkan pelaku bid’ah itu sulit sekali untuk bertaubat dari bid’ahnya”.
[Yang demikian disebabkan karena si pelaku bid’ah meyakini bahwa apa yang ia lakukan itu merupakan suatu kebaikan dan ia menganggapnya sebagai suatu pendekatan diri kepada Alloh عز و جل, karena itu dia tidak berfikir untuk bertaubat, sebagaimana firman Alloh subhanahu wataala,
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَناً أَفَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَناً
 
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? (Faathir: 8).

Hal ini berbeda dengan pelaku maksiat yang melihat dirinya telah melakukan suatu pengurangan (dosa) atas dirinya dan (mengetahui bahwa) perbuatannya itu jelek. Sehingga jika ia dinasihati untuk bertaubat niscaya ada harapan untuk ia segera untuk bertaubat dalam waktu singkat. Walaupun demikian baik pelaku bid’ah maupun pelaku maksiat, jika keduanya mau bertaubat dari perbuatannya, niscaya Alloh akan mengampuni mereka. Dan Alloh adalah Yang Maha Penerima Taubat. Alloh pasti akan menerima taubat hamba-hambaNya dan memaafkan perbuatan-perbuatan buruk mereka. Semoga Alloh senantiasa memberikan keselamatan dan ampunan serta taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Aamiin.].

Dan diantara sebab-sebab terpenting yang menyebabkan tersebar luasnya bid’ah di negeri-negeri kaum muslimin adalah keyakinan kebanyakan mereka bahwa bid’ah itu ada yang diperbolehkan dan dapat diterima, yakni sebuah kebohongan yang mereka namakan dengan bid’ah hasanah”, sehingga hamper-hampir tak seorangpun yang kita debat dalam bentuk bid’ah apapun, melainkan pasti akan segera menjawab: Ini adalah bid’ah hasanah”.
 
Orang yang didebat tersebut jelas mengakui bahwa hal yang dibelanya itu merupakan suatu bid’ah, namun ia berpendapat bahwa itu merupakan bid’ah hasanah (yang baik), bertolak dari keyakinannya bahwa bid’ah itu ada dua macam, yakni: ‘ada bid’ah sayyi-ah (yang buruk) dan ada bid’ah hasanah (yang baik)”.
  • Alasan inilah yang menyebabkan saya (penulis) berkeinginan untuk turut serta dalam menjelaskan (kepada ummat ini), bahwa sesungguhnya semua bid’ah itu adalah kesesatan dan tidak ada satupun yang hasanah (baik).
Permasalahan ini adalah permasalahan yang telah diperbincangkan oleh para ulama terdahulu dan telah banyak ulama masa kini yang membuat tulisan berkaitan dengan persoalan ini dalam berbagai tulisan yang bagus dan bermanfaat, penulis sendiri banyak mengambil pelajaran dari tulisan-tulisan itu untuk menyusun penulisan ini, hanya saja penulis menginginkan agar supaya tulisan ini menjadi suatu tulisan yang jelas dan mudah (difahami), lengkap dan dekat dari kebenaran.
Dalam sebagian tulisan yang membahas masalah ini terdapat ulasan yang panjang dan bertele-tele sehingga menjadi sulit untuk difahami bagi para pelajar. Pada sebagian tulisan yang lain terdapat pembahasan yang terlalul singkat dan ringkas sehingga tidak mampu mencapai sasaran yang diinginkan.
Ketahuilah bahwasanya kebanyakan  tulisan-tulisan yang ada ini, hanyalah disusun sebagai lampiran dari pembahasan seputar masalah bid’ah dan hukum-hukumnya, bukan merupakan suatu tulisan independen yang membahas permasalahan ini secara khusus. Dan bagaimanapun juga, tentu orang yang lebih duluan (membahas masalah ini) memiliki kelebihan karena senioritas mereka dalam membahas persoalan ini.

Dengan senioritas membahas persoalan ini merekapun menggapai keutamaan, sehingga mereka patut mendapat pujianku atas segala kebajikannya. Alloh-lah yang mampu memberi segala karunia dan kenikamatan, untukku dan untuk mereka di Hari Kemudian.
Semoga Alloh selalu mencurahkan puncak kenikamatan, kepadaku dan kepada mereka serta kepada seluruh orang-orang yang beriman.
Disalin dari Buku “Mengapa Anda Menolak Bid’ah Hasanah?” Penerbit : Pustaka At-Tibyan.



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger